Malam di Chicago menyelimuti kota dengan gemerlap lampu yang tak pernah tidur.
Di dalam sebuah mobil mewah berwarna hitam mengkilat yang melaju di jalanan pusat kota, Dominic Wolfe duduk dengan tenang.
Satu tangannya menggenggam kemudi, sementara yang lain memutar pelan cincin pertunangan di jarinya.
Lalu tiba-tiba telepon genggamnya bergetar pelan. Saat ia melirik ke layar, nama Serena yang muncul di sana.
Dominic tersenyum tipis sebelum mengangkat.
"Dominic?" suara Serena terdengar lembut di ujung sana.
"Ya, Serena."
"Kamu sedang dalam perjalanan pulang?"
"Hm. Baru saja keluar dari kantor."
Serena tertawa kecil. "Aku tidak sabar untuk besok. Akhirnya aku akan resmi menjadi istrimu."
"Aku juga," jawab Dominic, suaranya tenang namun tak sepenuhnya yakin.
Lalu mereka berbincang sebentar, tentang bunga, tamu, tempat pernikahan, dan harapan-harapan.
Ketika telepon ditutup, Dominic pun menghela napas panjang.
Bukan karena Serena, karena wanita itu sangat baik,