Alex memalingkan wajahnya, hatinya teriris perih melihat pemandangan asing yang hanya berjarak beberapa langkah dari tempatnya berdiri. Alex merangkul sang mama dan memeluknya. Alex mengerti dengan jelas, bahwa hati mama terlebih sakit dari hatinya.
Setelah mengurai pelukan itu, Alex melihat mata mamanya basah. Sekalipun berusaha tegar, tetapi perih tetap terasa di hati.
"Alex, ayo kita pergi dari sini!" kata Mama Alex dengan suara parau.
"Apa Mama gak mau mendengar apa keputusan papa?" tanya Alex.
"Gak perlu, Nak. Biarlah papamu melakukan apa yang ia anggap terbaik dan benar. Kita juga gak bisa menghalangi keputusannya. Biarlah mereka bahagia dalam nostalgia yang mungkin seharusnya terjadi sejak lama! Selama ini mama dan kamu hidup dalam kepalsuan yang diciptakan oleh papamu. Mama pikir kita adalah tokoh utama, tapi ternyata kita adalah figuran di dunianya," jawab Mama Alex dengan air mata yang menderas.
"Alex, kasihan mamamu. Ayo kita bawa tante pergi dari sini!" ajak Intan.
A