"Rudy masih ada pekerjaan, Bu. Dia akan pulang besok. Ibu gak perlu terlalu mencemaskan dia," jawab Intan.
Ibu menghela nafas panjang. "Apa dia sangat sibuk sampai gak bisa pulang dan menjawab telepon ibu? Sudahlah, istirahat saja dulu! Semoga besok Rudy benar-benar pulang."
Intan tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Jauh di lubuk hatinya ia juga mengharapkan hal yang sama. Intan segera mandi dan mencium kening Darren yang sudah terlelap.
Saat menatap wajah putranya, Intan bisa mengerti bagaimana perasaan ibunya saat ini. 'Nak, kalau kamu sudah dewasa nanti, jangan pernah menjauhi mama. Selama ini kita hidup bersama dan saling menopang. Kamu boleh pergi kemana pun dan mewujudkan impianmu. Jika tiba waktunya nanti, kamu juga boleh mengenal seorang gadis dan menjalin hubungan dengannya, tapi jangan tinggalkan mama! Untuk selamanya kamu adalah segalanya untuk mama. Kamu adalah nafas hidup dan motivasi terbesar untuk mama, Nak." Intan membelai rambut buah hatinya itu.
Tanpa terasa ai