“Pergi ke kamar sekarang!”
Suaranya yang tegas membuat Aleya ketakutan, bahkan Rita tidak berani bersuara. Yavid kemudian mendongakkan dagu Aleya dengan tangan kanannya. Tatapannya begitu tajam sehingga membuat kedua mata Aleya dipejamkan agar tidak melihat tatapan mengerikan dari Yavid.
Terkadang Aleya sendiri tidak suka dengan sisi lemahnya, sekalinya ia yakin dengan keberaniannya menghadapi Yavid, semuanya buyar ketika lelaki dingin tersebut ada di hadapannya. Nyalinya kembali menciut, ia merasa konyol.
“Jangan pernah bersimpati kepada orang yang telah menyakitimu. Paham!?” seru Yavid, lalu melepaskan tangannya dari dagu Aleya, tapi tidak dengan tatapannya.
Aleya mengangguk dengan cepat. Kemudian Yavid hendak berjalan meninggalkan Aleya dan Rita, tiba-tiba Aleya memegang lengan Yavid. Langkahnya seketika berhenti tanpa menoleh ke Aleya.
“To-tolong bantu Maria.”
Aleya sadar keinginannya membantu Maria pasti akan di tolak mentah-mentah dan memancing amarah Yavid. Oleh karena itu , Al