“Apa kabar dengan Pak Riko, Mas? Dia baik-baik saja, kan?” tanya Nina setelah Bryan kembali masuk ke dalam ruangan.
Bryan mendadak menatap Nina tidak senang. “Kamu ini kenapa masih sempat-sempatnya mikirin dia sih? Mending mikirin diri kamu sendiri dulu!”
“Aku khawatir, Mas. Aku takut kalau Pak Riko kenapa-kenapa. Apalagi kemarin dia dibuat babak belur sama anak buah William.”
“Dia cuman babak belur. Lah kamu? Kamu tertembak! Dan ini semua gara-gara bocah ingusan itu!” dengkus Bryan.
Nina melihat sorot mata Bryan yang mendadak dingin. “Kamu marah sama Pak Riko, Mas? Atau… jangan-jangan kamu marah sama aku?” tebak Nina.
Bryan menggeleng pelan. “Tidak keduanya.”
“Terus kamu kenapa? Kenapa raut wajah kamu berubah? Suara kamu juga tiba-tiba ketus gini.”
“Jangan dibahas dulu ya. Kamu baru si