Malam hari, Bryan memilih pulang ke rumah. Kini gilirannya untuk beristirahat dan bagian mertuanya yang bertugas mendampingi Nina di rumah sakit.
“Jadi bagaimana kondisi Riko sekarang? Dia baik-baik saja, kan?” tanya Bryan kepada orang kepercayaannya melalui panggilan suara yang baru saja tersambung.
“Maaf, Pak Bryan. Alamat yang Bapak kirimkan ke saya itu kosong. Saya tidak menemukan siapa-siapa di alamat itu.”
“Heh? Iyakah?”
“Iya, Pak.”
“Kamu sudah tanya tetangga rumahnya?”
“Sudah, Pak. Kata mereka, si penghuni rumah itu sudah pergi. Tapi mereka tidak tau jelas pergi ke mana. Intinya Riko Parengkuan sudah tidak mengontrak di situ lagi, Pak.”
Bryan tidak ambil pusing. Lagian dia juga tidak terlalu peduli dengan Riko. Dia bisa saja membohongi Nina nantinya, mengatakan bahwa Riko baik-baik saja dan tidak ada yan