Semua pekerjaan telah selesai, Alea memutuskan untuk segera tidur. Mungkin dengan tidur dia bisa melupakan kekecewaannya terhadap Adrian.
Baru saja dia bermain di alam mimpi, terdengar ketukan suara pintu diketuk.
Dengan mata yang berat, dia bangun dan membuka pintu.
Baru saja pintu dibuka, Adrian langsung memeluknya. “Aku merindukanmu Alea.” Bisiknya.
Nyawa yang belum sepenuhnya kembali membuat Alea hanya terdiam, namun sesaat kemudian air matanya mengalir.
“Tuan tidak bisakah kita akhiri semua ini?” Kata Alea yang sontak membuat Adrian melepas pelukannya.
Tatapan tajam sang majikan segera dia dapat, “Bukankah sudah aku bilang, jika kamu belum bisa melunasi hutang kamu jangan harap semua ini berakhir!”
Tangan Adrian mencengkeram kuat-kuat lengan Alea membuat wanita malang itu memekik kesakitan.
“Sakit Tuan.”
Segera Adrian melepas tangan Alea dengan kasar, lalu dia memerintahkan Alea untuk naik ke kamar tamu karena malam ini dia harus melaksanakan tugasnya kembali.
Di kamar