Nicholas masih terdiam di tempatnya. Ia berusaha menyeka keringat yang membasahi keningnya sebelum kemudian kembali menatap Lukas.
“Kenapa kamu diam saja? Apa kamu benar-benar ingin aku membantu menutupi kebusukanmu?” Cibir Lukas dengan sebelah alis terangkat.Nicholas menggeleng lemah. Rasanya ia sudah tidak sanggup untuk menggerakkan tubuhnya. “Nggak, Luke,” ujarnya pelan.“Lalu apa?! Kamu melarangku untuk memberitahu Aleeta, sedangkan kamu masih ingin terus bersikap layaknya bajingan seperti ini! Apa kamu pikir aku akan diam saja, Nich?!” Lukas menatap marah pada Nicholas.Dan lagi-lagi Nicholas hanya bisa menggeleng. Ia memejamkan mata dengan kedua tangan terkepal erat.“Lalu aku harus bagaimana, sialan?!” Lukas langsung meninju udara untuk melampiaskan kekesalannya.“Kamu nggak mengerti, Luke!” Nicholas berteriak dan langsung kembali membuka kedua matanya. Menatap Lukas.“Nggak mengerti apa maksud