“Aleeta, kamu di sini rupanya?”
Aleeta menoleh dan menemukan Karina—Ibu mertuanya yang tengah berjalan ke arahnya.“I-iya, Ma. Aku baru saja menerima panggilan dari Nicho,” ujar Aleeta seraya menggenggam ponsel yang masih berada di tangannya.“Jadi bagaimana?” Tanya Karina. “Nicholas akan pulang jam berapa? Tadi kamu tidak sekalian bilang kalau Mama menyuruhmu untuk tidur di sini?”Aleeta tersenyum. “Nicho sudah pulang, Ma.”Karina mengernyit. “Maksud kamu dalam perjalanan pulang?”Aleeta menggeleng. “Nggak. Nicho memang sudah pulang. Tapi pulang ke rumah kami, Ma. Dia pikir aku sudah pulang. Jadinya dia langsung ke rumah begitu saja tanpa memberitahuku terlebih dahulu.”“Bagus kalau begitu.”Aleeta hanya bisa terkekeh saat melihat wajah bahagia Karina.“Tapi kamu sudah bilang belum kalau Mama menyuruhmu untuk tidur di sini malam ini?” Karina kembali bertanya.“Sudah, Ma.“Aleeta, kamu di sini rupanya?”Aleeta menoleh dan menemukan Karina—Ibu mertuanya yang tengah berjalan ke arahnya. “I-iya, Ma. Aku baru saja menerima panggilan dari Nicho,” ujar Aleeta seraya menggenggam ponsel yang masih berada di tangannya. “Jadi bagaimana?” Tanya Karina. “Nicholas akan pulang jam berapa? Tadi kamu tidak sekalian bilang kalau Mama menyuruhmu untuk tidur di sini?”Aleeta tersenyum. “Nicho sudah pulang, Ma.”Karina mengernyit. “Maksud kamu dalam perjalanan pulang?” Aleeta menggeleng. “Nggak. Nicho memang sudah pulang. Tapi pulang ke rumah kami, Ma. Dia pikir aku sudah pulang. Jadinya dia langsung ke rumah begitu saja tanpa memberitahuku terlebih dahulu.”“Bagus kalau begitu.”Aleeta hanya bisa terkekeh saat melihat wajah bahagia Karina.“Tapi kamu sudah bilang belum kalau Mama menyuruhmu untuk tidur di sini malam ini?” Karina kembali bertanya.“Sudah, Ma.
Nicholas masih terdiam di tempatnya. Ia berusaha menyeka keringat yang membasahi keningnya sebelum kemudian kembali menatap Lukas. “Kenapa kamu diam saja? Apa kamu benar-benar ingin aku membantu menutupi kebusukanmu?” Cibir Lukas dengan sebelah alis terangkat. Nicholas menggeleng lemah. Rasanya ia sudah tidak sanggup untuk menggerakkan tubuhnya. “Nggak, Luke,” ujarnya pelan. “Lalu apa?! Kamu melarangku untuk memberitahu Aleeta, sedangkan kamu masih ingin terus bersikap layaknya bajingan seperti ini! Apa kamu pikir aku akan diam saja, Nich?!” Lukas menatap marah pada Nicholas. Dan lagi-lagi Nicholas hanya bisa menggeleng. Ia memejamkan mata dengan kedua tangan terkepal erat.“Lalu aku harus bagaimana, sialan?!” Lukas langsung meninju udara untuk melampiaskan kekesalannya. “Kamu nggak mengerti, Luke!” Nicholas berteriak dan langsung kembali membuka kedua matanya. Menatap Lukas.“Nggak mengerti apa maksud
“Aku baru tahu kalau pekerjaan penting yang kamu maksud tadi ternyata seperti ini.”Nicholas langsung mengepalkan kedua tangannya saat mendengar suara yang sudah sangat ia kenal tersebut. Ia segera menoleh, dan memelotot ketika melihat seseorang yang tadinya berdiri dalam kegelapan itu perlahan mulai melangkah mendekatinya. “Lukas,” desis Nicholas.Lukas hanya tersenyum miring. Melangkah santai dengan kedua tangan berada di saku celananya. “Hai, Nich. Sejak kapan kantormu pindah ke sini? Aku baru tahu.” Lukas berujar datar, sedangkan matanya menatap sekeliling Cafe milik Selena. “Untuk apa kamu ke sini, hah? Apa kamu sengaja mengikutiku?” Nicholas menatap Lukas dengan tajam. Lukas terkekeh tenang. “Untuk apa aku mengikutimu? Tadinya aku ingin mampir ke Cafe ini, tapi ternyata Cafenya tutup.” “Ck! Kamu pikir aku percaya dengan ucapanmu.” Ketus Nicholas yang membuat Lukas kembali terkekeh. “A
Hari sudah malam dan Nicholas belum juga kembali. Sejujurnya Aleeta ingin sekali menghubungi suaminya dan bertanya kapan pria itu akan pulang? Tapi Aleeta takut kalau ia menghubungi Nicholas justru akan membuat pekerjaan Nicholas terganggu. Dan membuat Nicholas semakin lama menyelesaikan pekerjaannya. “Aleeta, kamu melamun?” Suara Karina membuat Aleeta langsung mengerjap kaget.“Nggak kok, Ma,” jawab Aleeta seraya meringis.Karina hanya tersenyum. Padahal ia tahu sekali kalau Aleeta tadi sedang melamun, tapi Karina tidak ingin membahas hal itu sekarang.“Kalau begitu Mama boleh minta tolong?” Karina berujar lembut.“Minta tolong apa, Ma?”“Tolong bantu Mama menyiapkan makan malam, ya. Kebetulan makanannya sudah siap.” Aleeta langsung mengangguk. “Iya, Ma.” “Oh iya …,” Karina langsung menyahut cepat sebelum Aleeta sempat menyusulnya ke dapur. “Sebelum itu bisa tolong panggilkan Emily dan Papa k
“Kamu yakin nggak apa-apa tidur di sini malam ini?”Nicholas bertanya saat ia dan Selena memasuki Cafe. Seperti yang Selena katakan tadi, Cafe milik wanita itu benar-benar sedang tutup dan terlihat sepi sekali. “Nggak apa-apa. Selama ini justru Jeffry belum pernah berani mengusik Cafeku. Dia pasti hanya berani menemuiku di luar saat aku berada di Cafe,” terang Selena. “Kenapa bisa begitu?” Nicholas bertanya seraya terus mengikuti Selena yang tengah berjalan ke arah belakang. Mereka sampai di sebuah ruangan yang Nicholas yakini adalah ruang kerja Selena. “Entahlah. Aku juga nggak tahu. Mungkin dia takut merusak properti yang ada di sini,” jawab Selena yang membuat Nicholas tersenyum tipis. Nicholas lalu mengangguk-angguk seraya menatap sekeliling. “Lalu kamu akan tidur di mana?” Selena tersenyum, lalu berjalan ke arah pintu yang ada di ruang kerjanya. “Ada sebuah kamar di sini. Aku sengaja membuatnya t
Tidak sampai satu jam, mobil yang Nicholas kendarai sudah sampai di apartemen yang Selena sebutkan tadi. Nicholas terus melajukan mobilnya hingga masuk menuju basement apartemen, lalu menghentikan mobilnya di sana. “Ternyata apartemen Selena cukup jauh juga dari pusat kota,” gumam Nicholas seraya melangkah keluar mobil. Tidak ingin membuang waktu lebih banyak. Nicholas pun segera melangkah menuju lift yang ada di lantai basement, lalu menekan tombol empat puluh lima, dimana lantai kamar Selena berada. Beberapa menit menunggu sampai akhirnya pintu lift yang di naiki Nicholas terbuka di lantai empat puluh lima. Nicholas segera melangkah keluar lift dan mencari nomor kamar Selena berada. “Rupanya di sana.” Nicholas kembali bergumam pelan saat berhasil menemukan keberadaan kamar apartemen Selena. Kebetulan kamar apartemen Selena berada di paling ujung. Nicholas hendak langsung menekan bel yang ada di di dekat pintu, tapi tiba-t