"Cantik?" Mata Anna mengerjap beberapa kali. Pria itu sangat dekat di depan matanya.
Reihan gelagapan dia berusaha menjauh. Dan kebingungan harus memakai gaya apa untuk berdiri. Awalnya pria itu berkacak pinggang, namun diubah lagi dengan berdiri sembari memegang hidung. Tapi, satu detik kemudian gaya itu berubah lagi.
Kening Anna mengkerut, sepertinya laki-laki yang berdiri di depannya ini sedang belajar menjadi model terkenal. "Kamu kenapa?"
"T-tidak ada apa-apa!" Usai mengucapkan hal itu Reihan pun keluar dari ruangan tersebut, meninggalkan Anna yang masih mencerna apa yang baru saja terjadi.
Anna berusaha duduk, tangannya terasa sedikit perih. "Ishh ... tanganku yang sakit, kenapa bisa-bisanya aku pingsan?" tanyanya.
Sementara itu, di sisi lain, terlihat Reihan yang berdiri di depan kaca. Pria tinggi itu menatap dan berbicara pada kaca. Dia menepuk-nepuk pipinya sendiri hingga sedikit meninggalkan bercak merah. "Tidak, Rei. Kamu tidak mungkin menyukai gadis itu," ujarnya