BERTUKAR TUBUH DENGAN MUSUHKU
Ketika dua insan kreatif bersaing dalam satu proyek besar, siapa sangka tubuh mereka justru tertukar?
Radha, seorang penulis dengan dunia imajinasinya yang luas, harus berhadapan dengan Krisna—ilustrator jenius yang dingin, perfeksionis, dan terlalu banyak aturan. Mereka tidak pernah cocok. Tapi takdir berkata lain.
Suatu malam, setelah pertengkaran hebat, keduanya terbangun di tubuh yang salah: Radha menjadi Krisna, dan Krisna menjadi Radha. Hidup yang sebelumnya terasa menyebalkan kini berubah jadi penuh rahasia dan dilema.
Di tengah kekacauan itu, mereka mulai saling melihat sisi yang tak pernah ditunjukkan. Tentang luka yang disembunyikan. Tentang impian yang terkubur. Dan tentang satu kutukan yang terikat pada kisah lama yang belum selesai ditulis.
Bisakah Radha dan Krisna kembali ke tubuh mereka? Atau... justru mereka menemukan sesuatu yang jauh lebih penting dalam pertukaran itu?
Read
Chapter: 7. Memang NyataDenting suara piring yang beradu dengan sendok dan garpu, mengisi keheningan meja makan dengan hidangan yang cukup sederhana. Tak ada yang berbicara, hingga akhirnya Ros memutuskan untuk buka suara. “Ra, udah, dong. Jangan sedih gitu. Semua pasti ada jalannya, kok.” Suapan terakhir berhasil masuk ke dalam mulut Ros. Dia menaruh sendoknya dan meminggirkan piring agak ke tepi. Perempuan yang sudah lama bersahabat dengan Radha itu, menatap wanita di depannya intens. Radha tidak menyentuh makanannya sama sekali. “Ngga ada gunanya juga kamu sedih kayak gini. Toh, semuanya udah terjadi, ‘kan?” Radha yang sedari tadi hanya mengaduk-ngaduk makanannya, menghentikan kegiatannya. Dia menoleh pada Ros, tatapan perempuan itu terlihat sendu dan wajahnya pun tampak sangat lesu. “Ros, apa benar aku dikutuk atau semua ini cuman mimpi aja, ngga mungkin banget hal kayak gini terjadi, ‘kan?” tanya Radha yang masih ragu dan tak percaya. Ros menggeleng cepat
Last Updated: 2025-08-04
Chapter: 6. Jiwa Yang TertukarKrisna berdiri diam di depan cermin setelah beberapa jam berusaha mencerna apa yang telah terjadi. Dia berulang kali menepuk pipinya agar tersadar dari mimpi buruk ini. “Ayo sadar Krisna … ngapain kamu bayangin wajah wanita keras kepala itu, sih?” Krisna tak hentinya menepuk pipi mulus dan mungil itu berulang kali. Pria tinggi yang sangat tertarik dengan dunia artistik pun memutuskan mencubit pipi gembul nan lembut tersebut lumayan keras. “Aduh!” Krisna meringis, rasa panas menjalar di pipi sebelah kanannya. Rasa sakitnya terasa sangat nyata. Jadi, dapat disimpulkan ini bukanlah mimpi. Dia terlalu fokus pada perubahan wajahnya yang begitu drastis. Sehingga, pemuda tampan kekar tersebut tidak menyadari bahwa postur tubuhnya juga sudah mengalami perubahan yang sangat tidak masuk akal. Krisna menunduk, matanya tertuju pada dada yang terlihat bertambah volume, hingga persis seperti dada perempuan. Manik indah Kri
Last Updated: 2025-08-04
Chapter: 5. Kemarahan RadhaRadha mengambil satu lukisan, melihatnya tajam, lalu menjatuhkannya dengan gemetar. “Begini rasanya dihina atas sesuatu yang kamu buat sepenuh hati? Rasain!” “Kurang ajar!” Suara Krisna mencuat di tengah hantaman hujan deras yang mengguncang atap seperti derap sepatu tentara. Lukisan itu jatuh tak berdaya seolah tak ada lagi harapan bagi karya seni tersebut untuk bertahan. Krisna berdiri diam, tangannya mengepal erat, semburat merah padam menjalar di seluruh wajahnya. Sebelum akhirnya dia berjalan buru-buru menghampiri wanita yang sudah dikuasai api kemarahan. Buk! Satu pukulan didaratkan Krisna pada dinding kamarnya. Nyaris saja pria itu memukul Radha. Radha tersudutkan, kepalan tangan milik Krisna hampir saja mengenai pipi mulus wanita itu. “Bodoh!” seru Krisna yang mulai tersulut emosi “Apa? Kamu mau marah, ha?” Wanita itu seperti tak ada takutnya sama sekali. Kepalanya mendongak, seperti ingin menantang pria di depannya berduel. Krisna menarik napas dalam. Dia berusaha menah
Last Updated: 2025-07-13
Chapter: 4. Kembalinya Trauma RadhaHujan semakin deras, angin kencang menerbangkan rambut pendek Ros yang sudah separuh basah. Teriakan lirih wanita itu mencuat di tengah rintik air yang jatuh menimpa bagaikan gundam.Ros terduduk, dia tidak peduli jalanan yang kotor membasahi celananya. Dia mengangkat kepala Radha dan langsung memeluknya erat. Tak kuasa menahan tangis, tangan Ros bergetar seakan wanita itu ditinggal untuk selamanya.Beberapa saat kemudian, Krisna datang, dia memberikan payung pada Ros. “Pegang payungku. Biar aku yang mengangkatnya!” Ros mengangguk, dia menerima payung Krisna dan berdiri sedikit lebih jauh memberi ruang untuk pria itu.***Detik jarum jam yang tergantung di dinding kamar Krisna, mengiringi tangis Ros yang sedari tadi tidak kunjung berhenti. Tangannya tak pernah melepas tangan sang sahabat yang terbaring lemah di atas kasur.Suara langkah membuyarkan isakan wanita yang setia duduk di samping Radha. Dia sedikit mengecilkan suaranya, mengingat yang datang adalah pemilik rumah.“Sudah, di
Last Updated: 2025-07-04
Chapter: 3. Kejadian MemalukanSuara yang tidak terdengar asing, mendengung di telinga Ros. Dia langsung menoleh cepat. Seseorang berdiri di belakang mereka—berbaju putih yang sedikit basah dengan tatapan penuh tanya. Payung berwarna perak, sedikit menutupi bagian wajahnya.Radha tak membuka mata. Bibirnya mulai bergerak dan langsung melontarkan tanya dengan suara lirih. “Siapa itu, Ros?” Ros tidak menggubris pertanyaan Radha. Dia malah fokus pada pria yang datang tiba-tiba.“Krisna?” Mata Ros terbuka lebar kala mendapati pria itu berdiri di belakang. “Kenapa bisa di sini?” tanyanya.Dengan tenang pria itu menjawab, namun matanya tertuju pada wanita yang sedang meraup kenyamanan di bahu Ros. “Baru saja. Apa dia selalu selemah ini setelah lomba?” tanyanya lagi.“Aku juga ngga tahu, kayaknya Radha kelelahan,” jawab Ros seadanya.Sadar ada yang membicarakan dirinya, Radha pun membuka mata. Dia menatap Ros dengan tatapan penuh tanya. “Siapa, Ros?”“Krisna, Ra,” jawab Ros.Mendengar nama itu, Radha pun langsung bangun
Last Updated: 2025-07-03
Chapter: 2. Perubahan AturanRos berlari cepat menghampiri Radha, dia menarik tangan sahabatnya itu. “Ada motor, Ra!” serunya tergesa-gesa. Radha terhempas ke pelukan Ros. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat ulah motor ugal-ugalan yang hampir saja menabraknya. Ros menarik napas sejenak, dia melepas tangan Radha. “Hampir aja kamu tertabrak,” ujarnya buru-buru. Radha masih mencerna apa yang baru saja terjadi. Dia mengelus dadanya sendiri dan menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkannya perlahan. “Makasih, Ros. Aku ngga tau kalo ngga ada kamu, mungkin aku ngga akan selamat.” “Iya, Ra. Lain kali jangan berdiri terlalu dekat dengan jalan, ya,” ujarnya sembari tersenyum. Ros kembali mengingat alasan dia menghentikan langkahnya. Dia menatap Radha di depannya dengan tatapan lembut seperti kapas. “Lain kali jangan gitu ke orang yang ngga dikenal, ya. Kalau mau begitu jangan pas sama aku.” “Iya, ngga lagi, kok,” jawabnya dan menatap teman di depannya itu polos. Ros pun luluh, tatapan polos Radha selalu berhas
Last Updated: 2025-07-02
Chapter: 54. Dunia Tak Seindah Yang Kita Bayangkan“Pokoknya Anna harus ikut bersamaku!”“Tidak bisa! Aku yang pertama kali menolongnya. Akulah yang berhak memiliki Anna.”“Emangnya kau siapa? Aku adalah calon suaminya.”“Jangan menghayal! Akulah calon suami Anna!”Anna tertarik ke sana-kemari. Kedua tangannya terasa ingin lepas. Entah apa yang dipikirkan pria itu, hingga memperlakukan Anna sedemikian rupa.“Berhenti! Kenapa kalian malah menarikku. Bukannya kalian sedang membahas neneknya Reihan?”“Nenek Reihan? Siapa dia?” tanya Regal yang berdiri tak jauh dari Anna.Anna berdiri murung, kedua tangannya dipegangi dan tak ada yang menariknya sama sekali.Regal maju beberapa langkah, dia memerintahkan kedua perawat yang sedang memegangi Anna untuk melepaskannya. “Anna … siapa yang kamu maksud neneknya Reihan?” tanya Regal penuh kelembutan.Anna membelalak, kenapa tiba-tiba Regal ada di tempat ini juga? “Regal?” tanyanya.Regal mengangguk, dia sedikit merapikan seragamnya yang berwarna putih. “Iya, aku Regal,” ujarnya sembari mengangguk
Last Updated: 2025-06-17
Chapter: 53. Fakta Beruntun Untuk ReihanAngin sepoi menyapu wajah Reihan, namun rasanya seperti ditampar bebatuan kecil. Begitu banyak fakta tak masuk akal yang harus dia terima dengan logika. “Kamu jangan asal bicara! Aku sangat mengenal sahabatku.”Ronald tertawa, wajahnya terlihat begitu tenang, tak ada raut kebohongan sama sekali. “Aku akan membongkar semuanya di sini, hingga akhirnya kamu akan tahu, dunia sekitarmu tak berjalan seperti yang kamu lihat.”Anna melongo, sebenarnya apa yang dimaksud oleh Ronald. Pria itu bahkan terlihat sangat membenci Reihan, padahal dia bekerja dengan Samentha yang notabennya adalah nenek dari Reihan. “Sebenarnya kamu ini mendukung siapa?” tanya Anna keheranan.Reihan dan Ronald menoleh pada Anna yang duduk tidak jauh dari mereka. “Aku tidak mendukung siapa-siapa, aku mendukung diriku sendiri.”“Lalu, kenapa kamu bekerja dengan neneknya Reihan?” tanya Anna kemudian. Matanya menatap Reihan sekilas, lalu berbalik melirik Ronald.
Last Updated: 2025-06-14
Chapter: 52. Sungguh Tidak DisangkaSuasana romantis kini langsung berubah dramatis. Pria yang berdiri tiba-tiba yang bertanggung jawab atas perubahan suasana itu. Reihan menolehkan kepala ke belakang. Matanya langsung nyalang kala wajah pria itu masuk retina matanya. “Dari mana kau tau kami ada di sini?” Rahang pria itu menggertak.“Jika aku tak tau, nenekmu mungkin tak akan mengangkatku jadi detektif untuk memata-mataimu, Amor!” Ronald menyeringai, alisnya dinaik-turunkan seakan mengejek pria itu.“Apa yang kau inginkan, hah?” Nada Reihan kian lantang. Sementara, Anna hanya melongo tak tahu harus membela siapa.“Aku ingin kau kembalikan kalung Anna. Aku tahu kembaran kalung Itu berada di tangan kembaran Andreas.” Deg!Jadi, yang dilihat oleh Reihan benar adanya. Tapi, itu bukanlah Andreas sang sahabat, melainkan kembarannya. “Dari mana kau tahu, ha? Kamu jangan coba-coba membohongiku!”Berbeda dengan Reihan yang terlihat sangat marah. Anna justru
Last Updated: 2025-06-12
Chapter: 51. Apa Renata Sudah Sembuh?Sudah beberapa minggu lebih Renata ditahan di kamar sendirian. Akhirnya, dia bisa membobol pintu menggunakan alat seadanya. Hingga, sekarang wanita itu berdiri di ambang pintu, mendengar fakta pahit yang keluar dari mulut Ronald.“Kenapa anakku menikah tanpa sepengetahuanku?” Manik indah Renata menoleh pada Samentha yang sedari tadi juga menatapnya.“Dari kapan kamu berdiri di sana?” tanyanya lembut. Dia berjalan perlahan menghampiri sang menantu dan langsung memeluknya erat.Renata menepis pelukan itu. “Sudah, Bu! Jangan berpura-pura baik. Ibu selalu mengekang anakku, kan? Aku mengetahuinya, Bu!” Perubahan apa yang sedang ditunjukkan Renata saat ini? Apa wanita itu sudah berangsur membaik? “Sayang! Kamu sudah sehat?” Manik Samentha berkaca-kaca, dia kembali memeluk mantu kesayangannya itu.Pelukan tersebut, kembali ditepis. Samentha bahkan hampir terjatuh karna terhuyung ke belakang lumayan kencang. Untung Ronald sigap menangkap tubuh n
Last Updated: 2025-06-12
Chapter: 50. Kelakuan Random ReihanBurung-burung berkicau, angin menggerakkan pohon rindang. Aroma tanah basah menyeruak di mana-mana. Kini, Anna, gadis itu tengah duduk di tengah gubuk tua beralaskan tanah. Entah ke mana pikiran pria itu. Sungguh gila, tak masuk logika.“Anna, ini kayu bakarnya!” Reihan berlari masuk ke dalam. Tangannya mengenggam ranting kayu basah. Anna menghela napas jengah, penampilan pria itu tak ubahnya seperti gombal. Tapi, apa? Dia hanya membawa lima ranting kayu, dan itu pun kayu yang basah. “Pakai logika kalau mau melakukan apa-apa, Rei!” Reihan melongo, dia menjatuhkan kayu bakar itu dan mendekati Anna dengan cara duduk di sampingnya. “Emang apa yang salah?” tanyanya dengan tatapan tak berdosa.Anna mendorong wajah sok polos Reihan menggunakan telunjuknya. “Menjauh sedikit!” Reihan terkekeh, dia sangat suka mendekatkan wajah pada gadis itu. “Maaf! Kalau dilihat lebih dekat, kamu lebih cantik!” Matanya mengerjap beberapa kali. Senyumnya begit
Last Updated: 2025-06-11
Chapter: 49. Menjauh Dari Keramaian“Kalau kamu turun di sini, survey membuktikan seratus persen kamu akan tersesat!” Reihan tersenyum miring, dia sangat yakin Anna tidak akan turun di tempat ini. Tempat yang sangat jauh dari rumah Regal.Anna kalah telak, turun di tempat ini adalah pilihan yang salah. Dia akan kembali jadi gelandangan di jalan dan kelaparan. Dia menghela napas panjang, mau tidak mau Anna harus mengikuti pria ini sekali lagi. “Baiklah, kita mau ke mana?”Nah, kan, insting Reihan tidak pernah salah. Bibir tebal itu terangkat ke atas, jantungnya berdegup seakan menyanyikan lagu cinta. Manik indah itu tak hentinya menatap gadis yang duduk diam di sampingnya. Sambil tersenyum bibirnya mengucap, “Cantik!” gumamnya nyaris tak terdengar.“Awas, Rei!”Tiba-tiba, ada seorang nenek-nenek yang melintas di depan mobil Reihan. Reihan yang fokusnya bukan ke setir lagi pun terhentak dan menginjak rem mendadak.Untunglah tidak terjadi insiden yang
Last Updated: 2025-06-11