Melihat sosok yang sempat diusirnya datang kembali, sontak membuat Reihan berdiri. Tangannya mengepal, jemari pria itu menekan erat ke telapak tangan. "Ngapain kamu datang ke sini lagi, Ronald?"
Ronald berjalan santai, kakinya terasa ringan. Bibirnya menyeringai, pria itu berhenti tepat di depan Reihan. Matanya melirik sekilas pada Anna. "Aku ingin membawa tunanganku pergi dari sini, ini bukan tempatnya." Anna melongo, siapa yang dimaksud bodyguard itu dengan tunangan? "Siapa tunanganmu?" Dahi Anna mengkerut dalam. Ronald terkekeh, dia menoleh pada Anna. "Tentu saja kamu Anna. Siapa lagi?" Sebelah mata pria itu megedip. Melihat tindakan Ronald membuat napas Reihan memburu. Ada semburan api di hatinya, dan sangat membuat Reihan tidak nyaman. "Jangan berkedip seperti itu padanya. Dia akan menikah denganku sebentar lagi!" Ronald tertawa remeh, "Apa? Menikah? Jangan mimpi, Amor! Kamu kira