Vivi menerima kartu bank, tapi dia merasa sungkan. Dia kembali menanyakan Jenita;
"Jenita, uangmu selama bertahun-tahun ini selalu dikirim ke rumah. Terima kasih, ya. Semuanya akan membaik setelah adikmu menikah."
"Nggak masalah. Ibu, kalau dulu bukan karena mau membiayai aku kuliah, adik juga nggak akan putus sekolah. Dia lebih pintar dariku, kalau dulu dia bisa sekolah, dia pasti bisa menghasilkan uang yang lebih banyak dariku."
Jenita menepuk pundak Vivi untuk menasihatinya.
Vivi menarik napas, lalu kembali ke topik mereka.
"Kamu harus segera bicarakan soal pernikahan dengan Adelio, jangan kelamaan juga. Dia adalah cowok yang hebat, pasti ada banyak wanita mengincarnya di luar sana."
"Aku paham, Ibu."
Meskipun Jenita menjawab seperti ini, tapi sekarang Adelio sama sekali tidak ada maksud untuk cerai dengan Nadira. Jenita tahu jelas kalau Nadira bukan sekadar pengganti saja.
Mungkin saja sebenarnya Adelio sudah jatuh cinta, hanya saja Adelio tidak menyadarinya.
Adelio konsultasi deng