Baru saja Nadira dan Veronica mau menghampirinya, sebuah bayangan di depan bergerak lebih cepat dari mereka. Itu adalah Adelio dan Jenita.
Adelio sedang memegang sebuah dokumen. Tanpa melihatnya, Nadira juga tahu kalau isinya adalah kontrak.
Nadira tiba-tiba menahan pergelangan tangan Veronica. "Tunggu sebentar ...."
Veronica mengerutkan alisnya dan menatapnya dengan kebingungan.
"Ada apa lagi? Bukankah kamu bilang Sharga cuman di sini 30 menit? Kita harus cepat!"
"Tunggu mereka selesai bicara."
Walaupun urusan Veronica sangat buru-buru, Nadira tetap menunggu Sharga dan Adelio selesai bicara dulu.
Nadira bahkan bersyukur Adelio tidak melihatnya. Kalau tidak, mereka harus menyapa lagi.
Entah apa saja yang dikatakan Sharga kepada Adelio, Nadira melihat tatapan Adelio yang terlihat kecewa, kemudian tertuju ke arahnya.
Jantung Nadira langsung berdebar. Tangan yang memegang sampanye itu tanpa sadar menjadi semakin erat, hingga jari-jarinya terlihat memucat.
Nadira sekilas melihat senyuman s