Malam itu, suasana rumah Farhan dan Aisyah terasa lebih hangat dari biasanya. Hanya lampu gantung di ruang tamu yang menyala, menciptakan pantulan cahaya lembut di dinding ruangan. Di atas meja, dua cangkir teh hangat mengepul, mengisi udara dengan aroma jahe yang menenangkan. Farhan duduk di sofa, bersandar sambil memainkan ponselnya. Aisyah duduk di sebelahnya, memandangi suaminya dengan senyum kecil di wajahnya.
"Mas," panggil Aisyah lembut.
Farhan menoleh, meletakkan ponselnya di meja. "Hm? Ada apa, Sayang?"
Aisyah menarik napas dalam. Ada sesuatu yang ingin ia bicarakan sejak tadi, tapi ia menunggu momen yang tepat. Dan, malam ini terasa seperti waktu yang pas. "Aku mau ngomongin sesuatu. Tapi jangan kaget, ya."
Farhan mengangkat alis, penasaran. "Kamu ngomong gitu, aku malah jadi deg-degan, loh. Ada apa, Sayang?"
Aisyah tersenyum kecil, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Aku cuma kepikiran aja ... soal kita punya anak. Kamu