author-banner
Resya
Resya
Author

Novels by Resya

Proposal Cinta Sang Miliarder

Proposal Cinta Sang Miliarder

Farhan adalah seorang miliarder muda yang memilih hidup sederhana dan mengabdikan diri dalam kegiatan keagamaan. Setiap Jumat, ia melihat Aisyah, seorang aktivis dakwah yang memikat hatinya dengan kesederhanaan dan keteguhan iman. Farhan ingin melamar Aisyah. Namun, ia tahu bahwa Aisyah tidak tertarik pada pria yang kaya raya. Baginya, prinsip agama jauh lebih penting daripada status atau harta. Dalam perjalanan untuk meraih hati Aisyah secara Islami, Farhan harus menyembunyikan statusnya sebagai miliarder dan menghadapi tantangan keluarga Aisyah yang memiliki standar tinggi bagi calon suami. Mampukah cinta mereka bertahan dalam bingkai Islami meski dikelilingi tantangan besar?
Read
Chapter: Bab 82: Akhir yang Menggantung
Langit malam di atas markas organisasi bayangan tampak kelam, seolah ikut menyembunyikan rahasia gelap yang selama ini mereka lindungi. Suara tembakan masih terdengar bersahutan, memecah keheningan malam. Farhan dan Arman berlari di lorong sempit, napas mereka memburu. Di belakang mereka, beberapa anggota organisasi terus mengejar, tak memberi ruang untuk berhenti."Han, kita nggak bisa terus lari!" teriak Arman sambil menembak ke arah musuh yang mendekat. Peluru-peluru itu memantul di dinding logam, menciptakan percikan api kecil.Farhan menoleh sekilas ke arah Arman, wajahnya penuh peluh. "Kita harus bertahan, Man! Aisyah dan Safira sedang menyelesaikan tugas terakhir mereka. Kita harus beri mereka waktu!"Arman mengangguk, meski tubuhnya mulai terasa lelah. "Tapi mereka makin banyak, Han. Kita nggak bisa terus begini."Farhan berhenti sejenak di balik sebuah pilar besar, menarik napas dalam-dalam. Ia memeriksa peluru di senjatanya-hanya tersisa
Last Updated: 2025-05-16
Chapter: Bab 81: Pertempuran Akhir
Mereka semua mulai berjalan keluar dari markas, menuju kendaraan yang akan membawa mereka ke lokasi misi. Ketegangan terasa di udara, tapi tidak ada yang mundur.Di rumah, Safira duduk di kamarnya sambil memandang keluar jendela. Dia merasa ada sesuatu yang salah, tapi dia tidak tahu apa. Di kejauhan, suara sirene terdengar samar-samar, membuat hatinya semakin gelisah."Ayah ... Om Farhan ...," bisiknya pelan, air mata mulai mengalir di pipinya.Di dalam kendaraan yang melaju cepat, Farhan duduk di kursi depan bersama Adnan yang mengemudi. Arman duduk di belakang, memeriksa senjata dan perlengkapan mereka. Wajah mereka semua tegang, tapi tidak ada yang berbicara untuk beberapa saat."Han," panggil Arman akhirnya, memecah keheningan. "Kamu yakin kita bisa masuk tanpa ketahuan?"Farhan menoleh sedikit, menatap adiknya. "Man, kita nggak punya pilihan lain. Kalau kita nggak coba sekarang, mereka akan terus memburu kita. Dan Safira... dia ngga
Last Updated: 2025-05-15
Chapter: Bab 80: Operasi Balasan
Arman terkejut. "Kamu yakin, sayang?"Safira mengangguk. "Iya, Ayah. Aku ingat Ibu bilang itu sangat penting."Farhan dan Arman saling bertukar pandang. Informasi ini bisa menjadi kunci untuk langkah mereka berikutnya."Safira," kata Farhan dengan suara lembut. "Kamu sudah membantu kami lebih dari yang kamu tahu. Terima kasih."Safira tersenyum kecil, meskipun matanya masih menyimpan kesedihan.Malam itu, Farhan dan Arman duduk di ruang kerja kecil di rumah Farhan. Di atas meja, laptop terbuka dengan layar penuh data yang baru saja mereka dapatkan dari Safira. Farhan mengetik cepat, sementara Arman berdiri di belakangnya, memandang layar dengan cemas."Han, kamu yakin ini semua cukup untuk menyerang mereka?" tanya Arman, suaranya rendah tapi penuh tekanan.Farhan berhenti mengetik sejenak, lalu menatap adiknya. "Man, ini bukan soal cukup atau nggak. Ini soal kita harus bertindak sekarang. Kalau kita tunggu lebih lama, me
Last Updated: 2025-05-14
Chapter: Bab 79: Titik Balik
Sosok itu tertawa kecil. "Jangan khawatir. Kami punya cara untuk membuat mereka bicara."Yadi terdiam, merasa ada sesuatu yang salah. Tapi sebelum ia sempat berkata apa-apa, sosok itu melangkah maju, memperlihatkan wajahnya."Rodres ...," bisik Yadi, matanya melebar.Rodres tersenyum dingin. "Kamu sudah melakukan tugasmu, Yadi. Tapi sekarang, waktumu sudah habis."Farhan menatap layar laptop di depannya dengan ekspresi serius. Di sebelahnya, Arman duduk sambil mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja. Di layar, terlihat data-data yang dulu milik Ratna, istri Arman, yang kini menjadi senjata utama mereka melawan organisasi bayangan pimpinan Rodres."Han, kita harus bergerak cepat," kata Arman, memecahkan keheningan. "Mereka pasti sudah tahu kita punya data ini. Tunggu sebentar saja, mereka akan mulai mengejar kita."Farhan mengangguk sambil menutup laptopnya. "Aku tahu, Man. Karena itu, kita nggak bisa simpan data ini terus-menerus. Kit
Last Updated: 2025-05-13
Chapter: Bab 78: Pengkhianatan
Suara langkah kaki terdengar semakin mendekat. Farhan berdiri tegak, senjatanya masih terarah ke Yadi. Di sampingnya, Arman tampak gelisah, matanya tak lepas dari sosok yang kini berdiri di depan mereka dengan senyum penuh kemenangan."Jadi, ini rencanamu, Yad?" Farhan membuka suara, nadanya dingin. "Bergabung dengan kami, pura-pura jadi sekutu, lalu menusuk dari belakang?"Yadi hanya tertawa kecil, santai seolah tak ada yang salah. "Farhan, kamu selalu terlalu percaya sama orang. Itu kelemahanmu."Arman mengepalkan tangannya, wajahnya merah menahan amarah. "Kamu tahu berapa banyak orang yang mati karena pengkhianatanmu? Jamil ... dia gugur karena kamu!"Yadi mengangkat bahu, seolah tak peduli. "Jamil? Dia cuma pion. Sama seperti kalian. Aku cuma menjalankan tugas."Farhan melangkah maju, matanya tajam menatap Yadi. "Tugas? Kamu pikir dengan mengkhianati kami, kamu bakal aman? Kamu nggak tahu siapa yang sebenarnya kamu hadapi."Y
Last Updated: 2025-05-12
Chapter: Bab 77: Kebenaran Terungkap
Suara langkah kaki semakin mendekat. Farhan berdiri tegak di ruang tamu kecil itu, menggenggam senjatanya erat. Matanya tajam, penuh tekad. Di sampingnya, Arman berdiri dengan napas berat, tangan kanannya memegang pisau kecil yang ia temukan di dapur. Mereka tahu, ini bukan sekadar ancaman biasa. Ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar. "Han," suara Arman terdengar pelan, hampir seperti bisikan. "Kita nggak bisa terus-terusan begini. Mereka pasti tahu kita di sini." Farhan mengangguk tanpa menoleh. "Aku tahu, Man. Tapi kita nggak punya pilihan. Kalau kita keluar sekarang, mereka bakal habisi kita." Di dalam kamar, Aisyah memeluk Safira erat. Gadis kecil itu tampak ketakutan, wajahnya pucat. Aisyah berusaha menenangkan, meski hatinya sendiri penuh kecemasan. "Safira, Sayang, dengar Tante. Apa pun yang terjadi, kamu harus tetap di sini, ya? Jangan keluar sampai Tante bilang aman." Safira mengangg
Last Updated: 2025-05-11
You may also like
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status