Hujan masih mengguyur deras di luar. Farhan masih duduk di sofa, pikirannya melayang-layang. Ia memejamkan mata, mencoba mendengar suara hujan yang biasanya menenangkan. Tapi kali ini, suara itu seperti menyuarakan kekacauan yang ada di dalam hatinya. Apa yang salah? Kenapa semuanya jadi begini? Ia menghela napas panjang, lalu menatap ponselnya yang tergeletak di meja. Sudah lama ia tidak menyentuhnya sejak Aisyah masuk kamar.
Di dalam kamar, Aisyah berbaring dengan mata sembab. Meski tubuhnya lelah, pikirannya terus bekerja keras. Ia mencoba mencari alasan untuk perasaannya, tapi yang ia temukan hanyalah kekosongan. Apa aku terlalu menuntut? Atau memang Mas Farhan yang berubah?Aisyah bangkit dari tempat tidur. Ia berjalan ke jendela, melihat ke luar. Tetesan hujan membasahi kaca, menciptakan pola-pola abstrak yang anehnya terasa seperti cerminan hatinya. Ia memejamkan mata, mengingat pertemuan mereka dulu. Semua terasa begitu indah, penuh cinta. Tapi kenapa sekar