RAHASIA TIGA HATI
- Terlambat
Alan meraih ponsel di nakas. Ingat ada yang menelepon saat dirinya tengah asyik dengan Livia.
Untuk apa Bre menelponnya sampai beberapa kali panggilan. Kalau urgent kenapa tidak meninggalkan pesan. Alan menoleh sejenak pada sang istri yang terlelap di bawah selimut.
Perlahan ia turun dari atas tempat tidur dan duduk di sofa pojok kamar.
[Ada apa menelponku?]
Alan mengirimkan pesan. Jarak beberapa detik ada pesan balasan.
[Bisa kutelepon sebentar?]
[Oke.]
Alan segera menerima panggilan sebelum ponsel berdering lama. Agar tidak menggangu Livia. "Halo."
"Ada yang ingin aku sampaikan ke kamu. Bisa sore ini kita ketemu. Atau malam nanti. Penting, Lan. Tentang perusahaan Pak Wawan yang hendak merecoki kerjasama kita."
"Siapa yang ngasih info?"
"Nanti kukasih tahu kalau kita bertemu."
"Maaf, kalau sekarang aku nggak bisa. Besok di kantor saja biar diurusi sama Adi. Sebab aku ada janjian ketemuan dengan relasi besok jam sepuluh pagi."
"Baiklah."
"Biar Adi ku