"Bagaimana, apa menyenangkan melayani Bosmu, itu?" sinis Lingga menyambut sang Istri.
Naya tampak menghela nafas, "Mobilku kempes, Mas!"
"Alasan! Ada taxi jika mobilmu kempes, kan? Mana ada atasan mau mengantar bawahannya kalau bukan pelanggan!" pedas Lingga dengan lirikan tajamnya.
Tampilan Naya yang semakin cantik dan segar, juga tubuh yang memang menggiurkan, membuat Lingga sedikit ketar-ketir.
Pasti banyak yang mengincar istrinya!
Naya tersenyum, "Iya ya, berapa kali aku melayaninya ya, Mas? Tidak terhitung!" jawab Naya.
"Cih! Murahan!" ucapnya sambil menciumi wajah Bia di sebelahnya.
Hal yang sudah biasa Naya lihat selama ini, setiap malam.
"Ahhh, jadi rindu bosku lagi!" gumamnya sambil berjalan menuju lantai dua, mengabaikan dua manusia tidak tau diri itu, "Oh, Atasanku adalah pelangganku!" pekik Naya sengaja memanasi Lingga.
Rupanya itu membakar hati Lingga.
Lingga menatap kepergian istrinya sampai pintu kamar tertutup, "stttt!" desisnya.
"Bang, sudahi dend