"Sudah nggak ada hubungan lagi sama Mas Dewa, kan? Jadi barang-barang mahal yang dibelikan suamiku, boleh dikembalikan dong." Suara Qinara di depan pintu tadi terngiang di telinga Kalila.
Belum lagi ekspresi gadis itu yang sangat menyebalkan.
"Ish." Kalila memukul ranjang tempatnya duduk. "Kalau dia menyukai barang-barang mahal. Dan itu yang jadi alasan menggoda calon suamiku, kenapa bukan Mas Dareen saja yang digodanya?" ucapnya kesal.
"Sebentar, apa Qinara tidak tahu bahwa Mas Dareen itu anak orang kaya?" Kalila berpikir keras.
Harusnya Qinara tahu, bukankah otaknya sama dengan sang Mama? Jadi harusnya mereka bisa mencium hal yang sama dari Dareen.
"Apa kalau nanti Qinara tahu juga akan merebut Mas Dareen dariku?"
"Ah, bodo! Ambil saja sekalian kalau mau! Pria mesum, gak peka! Suka nyosor sembarangan!" Dipegangi bibir yang sudah dua kali mendapat ciuman dari Dareen.
Kemarahannya jadi merembet ke mana-mana. Dia langsung ingat kejadia