Motor keluar dari garasi lalu mulai melaju perlahan. Hijab yang kukenakan sedikit melambai-lambai tertiup angin. Meski belum genap jam sepuluh pagi, tapi panas sudah terasa begitu menyengat kulit. Jalanan pun mulai padat merayap. Mas Eros membelokkan motornya ke Anggrek Mall lalu memarkirkan motor matic itu di tempat yang sudah disediakan.
Saat perlahan beriringan menuju lantai atas, Mas Eros belum jua bicara. Aku pun memilih bungkam sebab tak tahu bagaimana mengawali obrolan.
"Kamu--
Kami sama-sama meringis kecil saat tak sengaja mengucapkan kata yang sama.
"Kamu duluan aja, Mas. Mau ngomong apa?" tanyaku sedikit gugup.
"Kamu duluan. Ladies first," ucapnya singkat dengan senyum tipis.
"Kamu mau ngasih kado apa buat bapak dan ibu, Mas?" tanyaku kemudian.
"Terserah kamu. Kan aku minta tolong kamu yang pilih."
"Tapi aku nggak tahu apa yang bagus buat ibu dan bapak. Takutnya nanti nggak suka."
"Pilih yang sesuai hatimu. Suka atau nggak, biar itu menjadi urusan ibu dan bapak. Yang