Aku menjerit dan seketika aku bangun. Kubuka mataku lebar- lebar dalam keadaan bingung dengan samar aku melihat Mama sudah ada didepanku dan duduk di sisi ranjang ku.
"Ada apa Kinan, Kau mengigau? Mimpi buruk ya?"
Mama tersenyum dan berdiri melangkah ke arah jendela dengan membuka tirai jendela.
Nafasku masih tersengal. Detak jantungku masih tak beraturan. Mimpi itu seperti nyata. "Ya, Jenar ... Jenar kena parang Bram?" batinku lirih.
Aku mengambil nafas panjang. Kusibakkan selimutku dan turun dari ranjang.
"Kau mimpi apa Kinan? Janganlah banyak pikiran." ucap Mama yang berjalan menghampiriku.
"Mama kok ada disini?"
"Aku hendak membangunkan kamu! Ini sudah jam setengah tujuh, katanya kamu berangkat pagi."
Aku tersentak. Ingat janji sama Alliandro. Segera aku menarik handuk yang ada di depan kamar mandi.
"Makasih Ma, sudah mengingatkan aku!" teriakku sembari menutup pintu kamar mandi.
Butuh waktu tiga puluh menit. Aku sudah berada di ruang makan dengan pakaian rapi.