"Tunggu ...!"
Aku kaget mendengar suara Alliandro tiba-tiba muncul dan berdiri di ambang pintu.
Aku dengan cepat mengalihkan pandangan ke arah Alliandro yang melangkah mendekatiku serta menarik tubuhku hingga aku jatuh ke pelukan Alliandro.
Bram yang sudah menurunkan tangannya. Menurunkan niatnya hendak menamparku. Ia segera menghampiri Neni yang sudah siuman dengan duduk di lantai.
"Mas, Kinan menyakitiku! Kepalaku pusing," suara Neni manja dengan memegang kepalanya sambil meringis seolah mencari pembelaan dari Bram. Apalagi ia memanggilku tanpa embel-embel Mbak lagi.
Bram membantu Neni berdiri dan memapah Neni ke ranjang.
"Kinan. Aku tak akan memaafkan kamu jika terjadi kenapa- napa sama janin Neni!"
Aku mengernyitkan keningku. "Janin ...? Neni hamil? tanya batinku.
"Aku juga tak akan memaafkan kamu jika kenapa- napa sama Kinan!" ucap Alliandro. "Kamu ini laki-laki Bram tak sepantasnya menghajar wanita!"
"Tak usah kau mengurusi rumah tanggaku," bentak Bram. "Keluar ... Kelua