Keesokan paginya, Amore, Ellen, Deul, dan Jovenica dipanggil ke ruang rapat utama mansion. Mereka melangkah masuk dengan santai, meskipun mereka tahu betul bahwa jika ayah mereka memanggil mereka secara langsung, itu berarti sesuatu yang besar akan terjadi.
Di dalam ruangan, Razoes sudah duduk di kursi utama dengan ekspresi seriusnya. Di hadapannya, ada empat kotak hitam yang masing-masing memiliki nama mereka terukir di atasnya.
"Duduk," kata Razoes dengan suara dalam yang penuh wibawa.
Keempatnya mengambil tempat, menatap kotak itu dengan rasa penasaran.
"Daddy udah mengamati perkembangan kalian sejak pertama kali kalian Daddy latih. Kalian sudah berkembang, tapi masih ada banyak hal yang harus kalian pelajari." Razoes melipat tangan di depan dadanya. "Jadi, mulai hari ini, kalian akan naik ke level berikutnya."
Deul menaikkan alis. "Maksud Daddy?"
Razoes menyeringai kecil. "Buka kotaknya."
Tanpa banyak basa-basi, Amore dan saudara-saudaranya membuka kotak masing-masing. Begi