Aku dan suamiku, lama mengeja keheningan dan berusaha menyelami perasaan, dari tatapanya, aku tahu, ia pun ingin mengungkapkan sesuatu yang selama ini tersembunyi di sudut rahasia hatinya.
"Mas,Bisakah kita memperbaiki semua ini?" ucapku memecah keheningan yang kian pekat di antara kami.
"Hmm ... entahlah, karena jujur, aku pun ingin kau tetap di sisiku." Ia membalas dengan menatap dalam ke mataku.
"Mas, beri aku kepastian, kepastian yang membuatku punya alasan untuk bersamamu," desakku.
"Seperti apa itu?" tanyanya.
"Cintai aku, sentuh dan beri aku perhatian seperti dulu, seperti ketika pertama kita saling jatuh cinta," jawabku.
"Aku tak ingat pernah jatuh cinta, Sabrina," desahnya lemah sambil menghela napasnya.
"