Jelang fajar, Pak Dudid dalam kondisi kritis. Dokter jaga memantau kondisi Pak Dudid. Sesekali dia tersadar, lalu pingsan kembali. Saat tersadar Pak Dudid berkata pada Bu Masna, " Suatu hari Natasya harus kita beri tahu tentang orang tua kandungnya, Bu."
Bu Masna sejenak terdiam mendengar perkataan Pak Dudid.
"Kalau tak kita beritahu, kita akan merasa bersalah Bu." Pak Dudid terlihat susah payah untuk berkata-kata. Ia sesekali memandang pada Bu Masna.
"Iya, Pak." Bu Masna membayangkan betapa berat suatu hari nanti, ia harus mengatakan tentang itu pada Natasya. Apakah ia akan sanggup menjelaskan tentang orang tua kandung Natasya. Apakah Natasya akan bisa menerima kenyataan demikian. Bu Masna menghela nafas panjang saat suaminya berpaling ke arah lain. Pak Dudid kembali memalingkan wajahnya ke arah Bu Masna.
"Walaupun pahit bagi Natasya dan kita, tetap harus kita beritahu Bu. Natasya berhak tahu itu."
"Iya, Pak." Bu Masna akhirnya menitikkan air mata mendengar permintaan Pak Dudid. Bu M