Kenapa dia ada di sini?
Loona mengernyitkan alisnya saat melihat Elgar. Diam-diam dia merasa jijik.
Elgar menyia-nyiakan hidupnya karena ayahnya adalah seorang pemimpin. Dia tidak punya keinginan untuk memperbaiki diri. Dia tidak lebih dari seorang anak manja.
Dia menjadi kesal hanya dengan melihat orang-orang seperti itu.
Elgar tampaknya tidak mempermasalahkan sikap acuh tak acuh Loona. Dia memperhatikan gulungan giok di tangannya. "Loona, apakah kamu suka gulungan giok itu? Aku akan membelikannya untukmu."
"Belikan untukku?" Loona tercengang. Kemudian, dia terkekeh dan menolak tawarannya. "Tidak perlu!"
Dia tahu persis apa yang dipikirkan Elgar. Bagaimana mungkin dia memberinya kesempatan?
Uh .…
Elgar merasa canggung melihat Loona menolaknya, tetapi dia menolak untuk menyerah. "Loona, kita sudah saling kenal sejak kecil. Membelikan gulungan giok itu bukan hal yang sulit bagimu. Kenapa kau menolak?" katanya.
Loona merasa kesal. Dia menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu!"
Ket