Cari
Pustaka
Beranda / Romansa / TERJERAT CINTA SANG DUDA / 2

2

Penulis: Evie Yuzuma
2025-06-24 13:06:15

“Kamu pikir, semua bisa selesai hanya dengan minta maaf, hah?!” Sorot mata beriris biru itu menatap tajam ke arah Kay, membuat detik berjalan terasa sangat lambat sekarang.

“S—saya akan melakukan apapun agar Bapak bisa m—memaafkan saya.” Satu kalimat akhirnya lolos lagi. Satu kalimat yang mungkin, akhirnya akan Kay sesali. Kalimat itulah yang menyeretnya pada problematika baru dalam kehidupan Prabu. 

“Oh, ya? Apapun?” Lelaki itu tersenyum miring sambil menilai Kay yang berdiri dengan perasaan kacau. Kay tak tahu lagi harus menjawab apa, dia hanya mengangguk dengan pikiran kosong.

“Kamu duduk dulu! Saya akan kasih tahu apa yang harus kamu lakukan, setelah dokter melakukan pemeriksaan ulang!” Prabu melirik ke arah sofa. 

Kay yang sudah merasa kelelahan, menurut saja. Pikiran yang kosong membuatnya tak banyak bicara. Siapa yang tidak shock, harapan yang sedang melambung setinggi-tingginya, seperti dihempaskan begitu saja. Pantas saja Rey hanya mengatakan, ada hal yang ingin dia bicarakan empat mata, secara langsung. Kay kira, itu terkait kelangsungan hubungan mereka. Namun, rupanya … ah, sudahlah.

Rasa sejuk dari pendingin ruangan membuat Kay yang memang sedang lelah jiwa raga, beberapa kali menguap. Sementara itu, Prabu sendiri terdiam dan sibuk dengan pikirannya sendiri. 

Pintu ruang rawat terbuka. Perawat yang kebagian visit langsung memeriksa kondisi Prabu. Setelah itu, mereka keluar ruangan. Prabu melirik ke arah Kay, hanya saja dia terkejut ketika melihat Kay yang tampak pulas tertidur di sofa sambil memeluk tas gendongnya. 

“Bisa-bisanya dia malah tidur?” Prabu menggumam di dalam dadanya. 

“Heh!” Suara Prabu yang masih terlalu pelan, tak mampu membuat Kay terbangun.

“Heh, kamu! Bangun!!” tutur Prabu dengan nada penuh kekesalan. Meskipun sebetulnya tadi Kay memperkenalkan diri, tetapi Prabu tak ingat siapa namanya. 

Kay terperanjat dan hampir terjatuh dari sofa. Dia mengucek mata dan memindai ruangan.

“Ya ampuuuun, kok bisa malah ketiduran?” batin Kay merutuki kebodohannya. 

“Bapak butuh sesuatu?” tanya Kay sambil mendekat. Dia menatap wajah Prabu yang ditekuk masam.

“Nama kamu siapa?” Prabu menatap ketus. 

“Kay, Pak.” Kay menjawab singkat. 

“Kamu bawa-bawa koper? Minggat dari rumah atau melarikan diri dari rumah majikan?” Prabu memandang skeptis. 

Kay terdiam sejenak. Bingung harus menjawab apa. Tak mungkin dia harus menjelaskan panjang lebar semuanya. Tak mungkin dia harus mengatakan, kalau baru saja pulang dari Skotlandia, lulus kuliah S1 kedokteran dan kini mau pulang dan memberi kejutan pada sang tunangan. Namun, justru dia yang dikejutkan karena ternyata sang tunangan akan menikah dengan sahabatnya. Tidak, Kay merasa, lelaki itu tak perlu tahu. 

“Ahm, saya sedang mencari pekerjaan, Pak.” Akhirnya itu yang keluar dari mulut Kay, singkat dan padat. 

Prabu tampak menilai. Dia memperhatikan Kay, wajah oval, bibir tipis dengan warna pink natural, hidung mancung, bulu mata lebat dengan mata beriris cokelat, membuat wajahnya terlihat tak membosankan. Rambut panjangnya yang diikat asal ke atas, kaos lengan pendek pas badan, jeans dan sepatu kets membuatnya terlihat fresh, meskipun di wajahnya terlihat garis kelelahan. Benar, dia terlihat seperti seorang remaja yang sedang mencari pekerjaan. Postur tubuh yang mungil membuat Prabu menyimpulkan, mungkin Kay baru saja lulus SMA dan pergi dari kampung halaman. 

“Kamu bisa masak?” 

“Ya, bisa, Pak.” 

“Mengurus anak kecil?” 

“Hah?” 

Kay bingung, pertanyaan Prabu membuatnya membeliak seketika.

“Mengurus anak kecil, ngasih makan, mandiin, gantiin baju?” 

“Oh, itu, bisa, Pak. Saya pernah urus keponakan saya dulu.” 

“Oke, bagus! Kamu bersiap! Sebentar lagi kamu ikut saya!” 

“Hah, ikut? Ke mana, Pak?” 

Kay bingung dan menggaruk pelipisnya sambil menatap wajah Prabu. Jika dilihat dari dekat, lelaki itu terlihat tampan. Postur tubuhnya tinggi tegap, hidungnya mancung, rahangnya kokoh dengan bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar pelipis, bibirnya merah natural, alis tebal dan sepasang mata beriris biru itu, membuat Kay pun tak berani lama-lama menatapnya. 

“Kamu bilang, kamu mau tanggung jawab ‘kan? Gara-gara kamu, saya seperti ini!” Prabu menatap sinis. 

“Lalu?” Kay menatap bingung. 

“Kamu harus tanggung jawab! Gara-gara kamu, dokter mengatakan saya mengalami kelumpuhan!” Prabu menatap tajam ke arah Kay. 

Kay terdiam sejenak. Lalu menimbang-nimbang dan berpikir beberapa saat. 

Sepertinya, aku tak perlu tawar menawar lagi. Aku juga tidak mungkin balik lagi ke Skotlandia, mau balik ke rumah juga malas, cuma miara sakit hati. Setidaknya untuk sementara waktu, aku bisa numpang tidur di rumah orang itu. Ya … sambil menjernihkan pikiran, sampai dia sembuh.” 

“Saya gak akan maksa. Kalau kamu keberatan buat merawat saya! Kamu cukup tanggung jawab membayar semua biaya rumah sakit sampai saya sembuh!” ketus Prabu. 

“Saya bersedia, Pak.” Kay menjawab pasti.                                                   

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi