“Baiklah, Pa!” Aerin langsung masuk ke rumahnya.
Di luar masih ada Alexa dan Varen yang diam seribu bahasa, seolah tidak ada yang harus mereka bahas.
“Besok weekend, kamu ada acara tidak?” tanya Varen.
“Ah?” Alexa belum bisa mencerna ucapan Varen, lalu mengedipkan matanya berulang kali.
“Aku mau mengajakmu ke suatu tempat, itu pun kalau kamu mau.”
“Hhmm, baiklah” jawab Alexa singkat.
“Apakah sudah boleh makan?” tanya Varen lagi.
“Aku?”
“Kenapa? Aku tahu kamu belum makan juga, di mana kakakmu? Kita bisa makan bersama, kebetulan Bayu membeli banyak makanan hari ini.”
“Kakak sepertinya sudah makan, karena makanan yang aku simpan di kulkas juga sudah nggak ada. Dia juga sudah tidur.”
Alexa dan Varen lalu masuk ke dalam rumah, di meja makan mereka sudah melihat begitu banyak makanan tersaji. Semuanya adalah makanan khas Indonesia, yah maklum saja karena lidah Bayu adalah lidah lokal. Jadi dia lebih tertarik dengan masakan ala emaknya di kampung.
“Hai, Alexa!” sapa Bayu kepada Alexa.
“Hai!”