Kehilangan seseorang yang sangat dicintainya membuat Varen Dhananjaya, pria tampan pemilik sekaligus CEO Revorma Group, jadi begitu dingin bagaikan gunung es. Dia bahkan membenci Aerin, putrinya sendiri yang masih berusia lima tahun, karena wajah gadis kecil itu mengingatkannya kepada istrinya yang telah pergi meninggalkan mereka. Namun, suatu kali, takdir mempertemukannya dengan seorang wanita bernama Alexa. Alexa bagaikan malaikat yang dikirim Tuhan di dalam kehidupannya untuk mengubahnya sekaligus menyelamatkannya. Gunung es yang kokoh di hati Varen perlahan hancur karena kasih sayang tulus yang diberikan Alexa kepada putrinya, Aerin. Dihantui bayang-bayang masa lalu, dalam benturan antara ego dan kasih sayang, Varen mencoba membuka lembaran baru dan melanjutkan hidupnya.
Lihat lebih banyakMalam yang sunyi di Villa Dhananjaya, suara teriakan menggema dari lantai dua. Suara itu diyakini oleh para pelayan terdengar dari kamar sang tuan muda, Varen dan istrinya Kinan.
Varen Dhananjaya adalah putra dan pewaris tunggal Revorma Group, sedangkan istrinya adalah Dewi Kinantri seorang model dengan paras yang ayu dan tinggi semampai. Jika dilihat dari wajah dan penampilannya, Kinan adalah wanita idaman setiap pria yang memandangnya.
“Ren, aku harus pergi sekarang!” teriak Kinan pada Varen.
Varen masih mencerna apa yang kini terjadi dalam keluarganya, perusahaan yang sedang diambang kehancuran dan juga wanita yang sangat dia cintai justru lebih memilih untuk pergi, ketimbang berada di sampingnya, menguatkan dan juga memberikannya dukungan.
Bukan hanya meninggalkan dirinya, tapi Kinan bahkan tega meninggalkan putrinya yang baru berumur satu tahun. Dimanakah letak hati nuraninya sebagai seorang ibu?
“Ren, kamu gak denger aku ngomong apa?” Lagi-lagi Kinan berucap dengan nada tinggi sampai-sampai cicak di dinding pun seakan mendengar perdebatan mereka.
“Sayang, aku mohon lebih pelan sedikit, kasian Aerin bangun denger suara kamu, kita bisa bicarakan baik-baik, Sayang. Kita bisa mulai semuanya dari awal lagi,” bujuk Varen kepada sang istri.
Varen tentu tidak mau semudah itu kehilangan Kinan karna Kinan adalah wanita yang dia cintai sejak duduk di bangku SMA.
Dan Varen lah yang selama betahun-tahun selalu mendukung karier Kinan hingga bisa menjadi model terkenal. Namun Kinan seolah lupa semuanya, lupa jika Varen lah yang menemaninya dari nol.
Karena bertepatan dengan itu, Kinan tahu bahwa Revorma Group telah runtuh, perusahaan manufaktur yang sempat menduduki jajaran 5 besar industri tanah air kini tengah berada di ambang kehancuran.
Tentu di tengah terpuruknya Revorma pasti ada saja pihak-pihak lawan yang sengaja mengambil keuntungan.
Rama Dhananjaya pemilik sekaligus Direktur Utama Revorma Group tidak bisa berkutik untuk saat ini.
Usia yang semakin tua dan dan kondisi jantung yang semakin melemah membuat Rama harus dilarikan ke Rumah Sakit.
Kini setelah Kinan tahu bahwa perusahaan orang tua Varen bangkrut Kinan lebih memilih untuk pergi, dia tidak mau jatuh miskin dan tidak mau jika uang dan kariernya yang saat ini dia miliki dimanfaatkan oleh Varen.
Sepicik itukah Kinan?
Seakan tidak peduli dengan Aerin yang kini tengah menangis, Kinan beranjak membawa koper yang telah disiapkannya sedari tadi.
“Sayang, Aerin nangis! Aku mohon jangan pergi, jangan tinggalkan aku dan Aerin.”
Varen berlutut di hadapan Kinan, namun Kinan seolah tidak mendengar ucapan Varen dan berlalu pergi sambil membanting pintu.
Suara tangis Aerin semakin menggema mengiringi derasnya hujan yang malam ini sedang turun, menambah kacaunya hati Varen.
Varen duduk di lantai dengan lutut ditekuk sambil sesekali menggusar rambutnya ke belakang.
Apa yang akan dia lakukan besok, lusa dan seterusnya. Apakah dia masih mampu memandang dunia? Bahkan rintik hujan pun menertawakan kekalahannya hari ini.
Jangankan perusahaan bahkan keluarganya pun tidak mampu dia pertahankan. Apakah masih pantas jika dia di panggil papa oleh Aerin?
Mengingat Aerin, Varen lantas keluar dari kamarnya menuju kamar putrinya. Aerin yang kini berusia 1 tahun, sedang menangis di dalam gendongan baby sitter.
“Tuan, tubuh Nona Aerin panas. Sepertinya dia demam,” ucap sang baby sitter panik.
Varen lalu memegang kening putrinya dengan telapak tangan. Benar saja, suhu tubuhnya diperkirakan sudah mencapai 39 derajat celcius.
“Tolong panggilkan dokter!” titah Varen pada pelayan rumah yang lain.
Varen masih berdiri di sana, mencoba menghubungi Kinan sekali lagi. Mungkin saja dengan mendengar kondisi Aerin, Kinan mau merubah niatnya dan kembali lagi bersamanya.
Tapi begitu panggilan tersambung, apa yang Varen harapkan seolah berbanding terbalik dengan kenyataan.
“Ren, apa lagi sih?” tanya Kinan dari seberang sana.
“Sayang, aku mohon, kembalilah! Aerin, Aerin sedang demam, badannya panas sekali.”
“Ren, itu urusanmu, ya! Aku sudah serahkan semua kepadamu. Jadi aku harap kamu bisa menjaga dan merawat Aerin tanpa aku. Sekali lagi aku ingatkan, jangan pernah menghubungi aku lagi dengan alasan Aerin.”
Seolah batu yang menghujani hatinya, Varen berdiri, mengumpulkan sisa-sisa tenaga yang dia miliki untuk kembali melanjutkan hidupnya.
Setelah Dokter melakukan pemeriksaan dan memberikannya obat penurun panas, barulah Aerin bisa tidur dengan tenang. Lampu tidur dengan cahaya temaram menyinari wajah kecil Aerin yang cantik.
Varen memandang Aerin, memandang setiap lekukan dari wajah putrinya. Hati Varen semakin memanas kala dia melihat wajah Kinan dalam diri Aerin.
“Kenapa Kinan, kenapa kamu menyisakan satu kenanganmu untukku. Tidak bisakah kau ambil semua yang kupunya?” ucapnya lirih di dalam hati.
***
Kini empat tahun sudah berlalu, bersama dengan kepingan hati yang telah hancur Varen bekerja siang dan malam membangun kembali Revorma Group.
Dalam kurun waktu yang terbilang cukup singkat, Revorma Group kembali ke masa kejayaannya di bawah pimpinan Presiden Direktur Varen Dhananjaya.
Tapi apa yang telah dia bangun di luar tidak sama dengan apa yang ada pada dirinya. Sosoknya yang dingin setelah kepergian istrinya membuat setiap wanita tidak berani menyentuhnya.
Hatinya bagaikan gunung es yang tidak akan pernah mencair, sikap dinginnya pun dia tunjukkan bukan hanya kepada orang lain, tapi juga putrinya Aerin.
Aerin tidak hanya kehilangan mamanya, tapi juga telah kehilangan kasih sayang dari papanya. Setiap hari Aerin selalu memanjatkan doa agar papanya mau menemaninya bermain dan mengantarnya ke sekolah seperti yang dia lihat pada teman-temannya.
Bahkan di hari ulang tahunnya, papanya selalu pulang larut malam. Tidak pernah sekalipun menemaninya hanya sekedar meniup lilin apalagi memberikan ucapan selamat kepadanya.
Varen tidak pernah melihat kehadiran putrinya di rumah itu.
“Hai, Sayang. How are you?” tanya Bayu kepada Aerin.
“Good, Uncle, how about you?”
“Awesome, I miss you so badly. Baby!”
“Me Too!”
Tentu saja Aerin akrab dengan siapa saja kecuali dengan papanya, Aerin sering takut jika melihat papanya karena Varen pun tidak pernah bersikap manis layaknya seorang ayah dengan anaknya.
Seperti hari ini dia memang tampak akrab dengan Bayu. Bayu adalah orang kepercayaan Varen, sahabatnya pada masa kuliah. Tidak bisa di pungkiri bahwa Bayu pun turut andil dalam kesuksesan Varen, bahkan Bayu lah yang membawa Varen keluar dari masa-masa terpuruknya.
Jangan lihat kepintaran Aerin, di usia 5 tahun dia sudah bisa menguasai 3 bahasa asing. Tentu saja karna darah yang mengalir dari tubuhnya adalah darah Dhananjaya, tidak terlepas juga karna aerin bersekolah di sekolah elit bertaraf internasional.
Meski Varen tidak pernah peduli akan Aerin namun kakek dan neneknya sangat menyayangi Aerin, karna aerin satu-satunya penerus keluarga mereka.
Di gedung mewah nan megah setinggi 60 lantai, di tempat inilah Revorma Group berdiri.
Setiap orang berlomba- lomba untuk bisa mengadu nasib dan kepintaran di sini, namun Varen tetaplah Varen, dia tidak akan sembarangan memilih orang-orang kepercayaannya. Dia tidak akan pernah membuat Revorma Group runtuh untuk kedua kalinya, apalagi saat ini dibangun dengan hasil jerih payah dan kinerjanya yang tentu sudah tidak diragukan lagi.
Di depan jendela kaca berukuran 82x100 cm Varen berdiri memandang indahnya kota Jakarta siang itu, tiba-tiba ketukan pintu membuyarkan lamunannya.
“Selamat siang, Pak. Satu jam lagi kita akan rapat dengan dewan direksi!” pinta Bella sang sekretaris andalan.
Namun selama 2 tahun bekerja di Revorma dan selama itu pula Bella diam-diam menjadi pengagum rahasia Varen, ya tanpa tanpa Varen sadari jika Bella sudah menaruh hati padanya.
Tidak hanya Bella bahkan seluruh staff wanita di Revorma Group tergila-gila dengan atasannya yang tampan meski hatinya dingin bagai gunung es yang tidak bisa tersentuh.
Sikap dingin Varen membuat Bella bergumam di dalam hati, “Lihat saja, Tuan Varen, kamu pasti akan bertekuk lutut di hadapanku!”
Berbagai macam suasana hati yang kacau terasa sangat menyakitkan, dia menyandarkan tubuhnya di dinding. Hatinya tidak merasa tenang, dia teringat lagi akan hari di mana dia meninggalkan rumah.FLASHBACK ONSetelah membereskan barang-barangnya, dia meletakkan koper di sudut ruangan, lalu mengangkat kepala dan memandang Varen.Namun Varen tiba-tiba memeluknya, “Alexa, menurutmu apakah tindakanmu ini terlalu berlebihan. Kamu ingin tinggal sendiri bukan untuk menghindariku, kan?”Alexa membiarkan dia memeluk dirinya, setelah keheningan sejenak, dia berkata dengan nada datar, “Mungkin juga, Varen, suasana hatiku sedang tidak baik. Anggap saja aku sedang memperbaiki suasana hati. Lagi pula kita masih berada di Jakarta, bukannya tidak akan bertemu lagi.”“Alexa, apakah kamu masih mencintaiku?” Varen mendekati telinganya dan bertanya.Alexa mengangguk dan menjawabnya, “Iya, aku juga mencintaimu.”Varen mengangkat wajah Alexa dan bertanya lagi, “Kalau begitu, kenapa kamu ingin meninggalkanku?
Terdengar suara yang tidak asing, Alexa tercengang. Dirinya menundukkan kepala melihat anak perempuan kecil yang merangkul kakinya, tiba-tiba tanpa terasa matanya langsung merah.Setelah Alexa tercengang beberapa saat, dia baru berjongkok dan mensejajarkan tubuhnya dengan anak kecil itu."Aerin?"Aerin memikul tas di punggungnya, melihat bentuk wajahnya yang lelah dia sepertinya baru pulang sekolah. Wajahnya bersemangat dan gembira, badannya terlihat sangat kurus."Aerin, kenapa kamu ke sini? Apakah Papa yang membawamu ke sini?"Aerin berada di sini, apakah ini berarti Varen juga ada di sini? Alexa melihat di sekeliling, tapi sama sekali tidak melihat Varen. Hatinya sedikit kecewa, karena sejujurnya dia pun merindukan Varen. Tapi dia juga tidak mungkin menelan ludahnya sendiri yang mengucapkan ingin menenangkan diri semasa kehamilan.Aerin menggelengkan kepala, "Kata Papa, Mama dan adik bayi ingin sendiri dulu. Tapi aku sangat merindukan Mama, aku merindukan Mama dan Paра.""Bukankah
Dokter Charles kemudian keluar dan memanggil Alexa, "Nyonya Alexa, benturan keras pada kepala Varen kembali membuka luka yang dulu, dan menyebabkan rasa sakit yang begitu hebat. Untuk sementara kami akan melakukan observasi yang intensif pada tubuh pasien.""Semoga pasien bisa bertahan dan melewati masa kritis ini."Hingga dini hari Alexa masih terus berdiri menatap suaminya dari kaca yang kini seakan membentengi hatinya dengan hati Varen. Waktu berjalan begitu lambat, Alexa seakan kehilangan lagi jiwanya.Jika waktu bisa terulang kembali, dia tidak akan egois kabur dari rumah dan meninggalkan Varen dengan alasan apapun.Dua orang wanita dan laki-laki berjalan menghampirinya, "Alexa apa yang terjadi, Nak?" tanya Rama dengan panik."Papa, maafkan aku. Aku tidak bisa menjaga Varen, Pa! Aku yang salah."Alexa seolah memohon pada ayah mertuanya untuk menyalahkan dirinya sendiri."Tidak, Nak! Semua yang terjadi adalah kehendak Tuhan."Di sisi lain, Ellina sedang memandang putranya. Menatap
Alexa juga mengikuti pandangan Varen dan melihat wanita yang tidak dia suka juga hadir di sini. Melihat akan terjadi perang lagi, Varen buru-buru menjelaskan, “Jangan salah paham, dia datang ke sini tidak ada hubungannya denganku.”“Kamu mengundangnya atau tidak juga bukan urusanku! Lagian, tidak mungkin kita bertemu di sini. Sungguh lucu jika itu hanya kebetulan.”“Bagaimana aku tahu, ini kebetulan atau tidak, kesengajaan atau tidak, atau apapun itu. Yang jelas kehadirannya tidak ada hubungannya denganku.”Varen juga merasa aneh, bagaimana mungkin begitu banyak kebetulan di dunia ini. Sepertinya di mana ada dirinya, di situ ada Kinan. Wanita mana yang tidak curiga jika selalu dihadapkan dengan hal-hal seperti ini.“Aku tidak mencurigaimu akan kehadirannya di sini, kenapa kamu begitu tegang? Merasa bersalah?” Alexa berkata lagi.&nb
Alexa mendengarkan semua nasehat yang diberikan oleh ibu angkatnya itu. Saat ini dan untuk sementara waktu tempat yang paling aman adalah di rumah tante Wiwit.“Tante, apa aku bisa tinggal di sini untuk sementara?”“Tentu saja, Sayang. Tapi tidak untuk selamanya, ya?”Alexa terhenyak, ‘Kenapa tidak untuk selamanya?’ pikirnya di dalam hati.Seolah tahu apa yang dipikirkan oleh anak angkatnya, Dokter Wiwit lalu berkata, “Tentu saja tidak untuk selamanya, Nak! Karena kamu harus pulang bersama keluargamu, membangun kembali rumah tanggamu dengan kekuatan yang baru.”Alexa kini mengerti dan memahami hal apa yang akan dia lakukan untuk selanjutnya.Varen dan Kenzo sudah mencari Alexa keliling, tapi mereka sama sekali tidak menemukan jejak wanita itu. Baik Kenzo maupun Varen tidak ada yang tahu
Varen benar-benar dibuat sakit kepala oleh wanita yang kini tengah mengandung darah dagingnya. “Kalau begitu, ijinkan aku masuk dulu. Aku tahu, aku seharusnya tidak membohongimu. Tapi jas itu memang benar-benar sudah aku buang.”“Varen, tidak masalah jika kamu melakukan kesalahan dan untuk ke depannya aku juga tidak akan mempedulikanmu lagi.”Varen mengira jika dia tidak mengatakan kejadian malam itu, semua akan baik-baik saja, tapi siapa sangka ….“Alexa, bohong jika kamu bilang tidak peduli padaku. Nyatanya hari ini kamu sangat marah padaku.”“Tapi kamu tidak peduli padaku!” Alexa menutup mulutnya setelah mengatakan kalimat yang tidak seharusnya dia keluarkan.“Pergi kamu dari sini!” usir Alexa.Tapi Varen tetap tidak pergi, dan dia tidak akan pergi sampai Alexa benar-benar memaafkannya dan mau pulang dengannya. Dia akan tetap berada di tempat di mana Alexa berada.“Alexa, kita sudah menikah. Apakah kamu tidak mencintaiku?”“Jangan bicara omong kosong!” Alexa masih marah, tapi dia t
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen