Retno memperhatikan Rio yang sudah tampak terburu-buru memakai pakaian kerjanya pagi ini. Bahkan Retno yang sudah membuatkan teh untuk Rio pun tidak disentuh sama sekali.
"Ri, tehnya diminum dulu sebelum berangkat."
"Nanti aja, Sayang pas jam istirahat. Aku buru-buru," kata Rio sambil berjalan menuju ke arah rak sepatu. Ia mengambil sepasang sepatu Converse warna putih miliknya.
Retno menghela napas panjang saat melihat bagaimana Rio yang sudah seperti dikejar oleh maling ini. Ingin dirinya menyalahkan Rio karena Rio yang membuat gairahnya bangun lagi pagi ini, namun tidak bisa. Bagaimanapun juga Retno sendiri juga cukup menikmati semua pemberian Rio ini. Rio selalu bisa membuat paginya terasa indah serta damai. Sayangnya siapa sangka jika setalah rasa damai dan nyaman yang ia dapatkan, kini yang terlihat di depan matanya adalah sebuah gambaran kehidupan orang-orang di kota besar yang selalu berjibaku dengan waktu demi mencari sesuap nasi.
"Aku sudah buatin teh buat kamu. Apa susahnya