Tante Retno, I Love You
Riosandi Gumilang, seorang pria berusia 26 tahun yang telah menyelesaikan pendidikannya namun sayangnya karena pandemi hingga detik ini ia belum memiliki pekerjaan tetap walau sudah ratusan lamaran ia masukkan ke berbagai perusahaan. Karena ingin membuktikan kepada orangtuanya bahwa ia bisa hidup mandiri tanpa sokongan dana dari keluarga, akhirnya ia mencoba bertahan hidup di kost yang telah ia tinggali sejak pertama kali berkuliah di Jogja. Kini, saat tawaran pekerjaan sebagai seorang supir mampir kepadanya, dengan mengesampingkan gengsi, ia mencoba menerimanya namun siapa sangka ia akan menjadi supir dari Tri Retno Wahani, janda tanpa anak berusia 39 tahun yang cantik, seksi bahkan sering membuat Rio panas dingin dan senam jantung hanya dengan menatapnya dari jauh.
Read
Chapter: PART 40Karena sudah mendekati waktu libur lebaran, tentu saja Retno cukup kesulitan untuk mendapatkan tiket penerbangan ke Bali. Ia baru mendapatkan tiket penerbangan menuju ke Bali di H-10 Idul Fitri. Karena membutuhkan beberapa hari itu, akhirnya ia memilih datang ke rumah orangtuanya untuk meminta ijin kepada mereka, jika ia akan menghabiskan waktu libur hari raya idul Fitri tahun ini bersama Wulan di Bali.Sama seperti apa yang ia duga sebelum datang ke sini, reaksi Yuni seakan tidak suka saat mendengar rencananya, meskipun Yuni dan Hartono mengijinkan dirinya untuk ke Bali.Sore ini Retno memilih menghabiskan waktunya di teras belakang rumah orangtuanya bersama sang Papa. Ia tidak banyak berbicara dan justru sibuk mengamati berbagai macam ikan hias yang ada di kolam milik sang Papa."Bagaimana kabar Rio, Ret?"Pertanyaan yang meluncur dari bibir Hartono membuat Retno menolehkan kepalanya. Ia tersenyum kecil karena ada rasa bahagia yang muncul di dalam dirinya. Ia tidak menyangka jika Pa
Last Updated: 2025-06-16
Chapter: PART 39Tiga hari setelah kejadian Retno bertemu dengan Handi, siang ini Yuni datang ke butik milik Retno. Saat pertama kali Yuni masuk ke ruangannya, Retno cukup kaget. Tidak biasanya Yuni datang ke kantor butiknya tanpa memberitahukan rencana kedatangannya terlebih dulu. Retno menjadi berpikir bahwa mungkin ada sesuatu yang serius dan mendesak hingga Yuni datang ke tempat ini."Mama? Tumben Mama datang ke sini enggak bilang-bilang dulu sama aku?""Mama mau bicara sama kamu sebentar?""Perihal apa, Ma?" Tanya Retno sambil bangkit berdiri dari kursi yang ia duduki lalu ia berjalan menuju ke arah sang Mama.Yuni tidak menjawab dan ia memilih langsung duduk di sofa yang ada di dalam ruang kerja Retno. Retno segera mengikuti Yuni. Sebelum ia duduk di hadapan Yuni, Retno memilih menyalami Mamanya. Ia bahkan mencium punggung tangan Yuni dengan hidungnya. Retno mencoba mengikuti saran Rio untuk tetap menjadi anak yang baik walau Yuni memperlakukan dirinya dengan begitu sangat berbeda. Apalagi sejak
Last Updated: 2025-06-16
Chapter: PART 38Malam ini Rio tidak bisa tidur karena ia masih menunggu Retno membalas pesan-pesannya. Sejak Prima mengabarinya tadi jika Retno telah pulang dari rumahnya, maka Rio tak henti-hentinya menunggu kabar dari Retno. Bukan ia berniat posesif. Yang ia takutkan justru jika terjadi hal-hal yang tidak inginkan pada Retno di jalan.Walau menurut perkataan Prima, Retno datang ke rumahnya untuk menjelaskan semuanya dan meminta maaf kepadanya, namun Rio tetap memiliki kekhawatiran. Bukan karena ia cemburu jika Retno bertemu dengan Handi, namun ia justru merasa takut andai pacarnya itu bertemu dengan mantan suaminya saat mantan suaminya sedang emosi seperti yang dikatakan Prima kepadanya. Rio takut Retno mengalami kekerasan fisik, sedangkan ia tidak bisa menolongnya sama sekali.Kini Rio membuka handphone miliknya lagi dan ia hanya bisa menghela napas panjang ketika melihat pesan yang ia kirimkan kepada Retno masih tanda centang dua berwarna abu-abu. Sejak satu jam yang lalu.Tidak mau merasa gemas
Last Updated: 2025-06-15
Chapter: PART 37Retno duduk dengan gelisah di samping Prima malam ini. Ia bingung harus memulai dari mana untuk menjelaskan kepada Prima tentang apa yang terjadi saat ini. Prima yang biasanya juga penuh canda dan tawa, malam ini terlihat dingin dan tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya. Bagi Retno pribadi, menghadapi orang yang ceria namun tiba-tiba menjadi pendiam seperti ini justru membuatnya panas dingin serta bingung harus berbuat apa."Mbak Retno mau ngomong apa?""Saya cuma mau minta maaf tentang kejadian yang terjadi tadi sore di rumah saya. Saya dan Handi tidak memiliki hubungan apapun selain mantan pasangan suami istri dan rekan bisnis."Prima yang mendengar perkataan Retno justru menyunggingkan senyum sinisnya. Ia sedikit tidak percaya dengan kata-kata Retno kepadanya."Kenapa Mbak Retno harus repot-repot menjelaskan ke saya? Bukankah seharusnya Mbak Retno lebih berkewajiban menerangkan semuanya kepada Rio? Dia 'kan yang pacarnya Mbak Retno, bukan saya."Retno menghela napas p
Last Updated: 2025-06-15
Chapter: PART 36Suara deringan telepon membuat Rio harus buru-buru menyingkir dari teman-teman kantornya. Ia tidak mau mengganggu acara buka puasa bersama mereka. Rio berjalan untuk mencari tempat yang cukup sepi. Akhirnya Rio memilih mengangkat teleponnya di dekat parkiran motor.Saat ia melihat nama si penelpon, dirinya cukup kaget karena tidak biasanya Prima akan meneleponnya jika tidak ada hal yang penting untuk dibicarakan. Segera saja Rio mengangkat telepon tersebut."Hallo, Prim?""Hallo, Ri.""Ada apa lo telepon gue? Kangen?""Najis gue kangen sama lo. Tapi beneran deh, kalo enggak karena gue cinta setengah hidup sama lo, mana mau gue ke rumah Mbak Retno, terus sampai di hajar mantan suaminya begini."Deg'Jantung Rio seakan berhenti berdetak sepersekian detik karena mendengar perkataan Prima kepadanya ini. Biasanya ia dan sahabatnya itu cukup sering bercanda sehingga kini ia harus berpikir dua kali. Apakah Prima sedang serius atau tidak kali ini?"Gila, bogem tangannya lumayan juga nih rasa
Last Updated: 2025-06-15
Chapter: PART 35Malam ini Retno baru saja pulang ke rumahnya setelah acara berbuka puasa dan sholat tarawih di rumah orangtuanya selesai dilaksanakan. Baru juga ia akan memasuki pintu utama rumahnya, Susi sudah keluar dari pintu utama dan berlarian kecil menghampiri Retno. Melihat kelakuan pekerja rumah tangganya ini, Retno hanya bisa diam dan berdiri ditempatnya.Retno mengernyitkan keningnya saat Susi sudah sampai di hadapannya dan napas Susi terlihat ngos-ngosan."Alhamdulillah, akhirnya ibu pulang juga."Retno masih diam dan melihat wajah panik Susi di hadapannya kali ini. Ada rasa penasaran yang bergelayut di hati Retno karena tidak biasanya Susi akan seperti ini."Ada apa, Sus?""Habis ada kesalahpahaman sampai menimbulkan baku hantam.""Maksud kamu gimana? Saya enggak paham."Susi menghela napas panjang dan ia mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi sejak Retno pergi dari rumah tadi sore untuk menghadiri acara keluarga. "Tadi sore waktu ibu pergi, Mas Prima datang. Dia sebenarnya cuma
Last Updated: 2025-06-14
Chapter: Extra-part 59Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Pagi ini aku bangun dengan badan yang lebih segar. Aku renggangkan kedua tanganku ke atas sambil pelan-pelan membuka mataku. Saat kedua mataku terbuka, aku menoleh ke sisi samping sebelah kiriku dan tidak aku temukan keberadaan Ervin di sana. Mataku langsung membelalak lebar. Pantas saja aku bisa bangun siang tanpa ada yang membangunkanku.Tanpa banyak bermalas-malasan di atas kasur, aku segera bangun dari atas ranjang. Sambil berjalan menuju ke arah kamar mandi, aku yg memanggil-manggil Ervin. "Vin.... Ervin.... Where are you?"Tidak ada tanggapan dari Ervin yang sama saja artinya dengan dia tidak ada di kamar ini. Rasa penasaran mulai muncul di dalam hatiku. Kini setelah aku selesai mencuci muka dan menggosok gigi, aku keluar dari dalam kamar. Sebelum keluar dari kamar, aku mengganti pakaian yang aku kenakan dengan kaos oblong berwarna putih yang oversize dan hotpants berwarna hitam polos. Selesai berganti pakaian, aku mencoba mencari Ervin di seki
Last Updated: 2023-05-25
Chapter: Extra-part 58Ervin Aditya POVSepertinya hidup memang tidak akan pernah lengkap tanpa adanya masalah yang hadir di dalamnya. Begitupula dengan kehidupan rumah tanggaku dan Luna. Aku bersyukur karena kehidupan rumah tangga kami berjalan lancar walau sesekali kami sering berbeda pandangan serta pendapat. Selama ini kami masih bisa menyelesaikan semua itu berdua dengan kepala dingin. Cobaan rumah tangga kami justru datang dari keluarga serta orang-orang disekitar kami. Mulai dari Papa Risnawan yang memutuskan menikah lagi, hingga aku harus berusaha membuat Luna tetap tegar menghadapi semua ini dan seperti informasi yang baru saja Jani kirimkan kepadaku.Jani : Mas, aku sudah enggak kuat rasanya. Mau nangis sekarang tapi air mataku sudah habis. Aku mengernyitkan kening ketika membaca pesan dari Jani malam ini. Selama ini aku berusaha untuk tidak pernah mencampuri rumah tangga Jani serta Bayu. Terlebih mereka sudah tinggal bersama sejak ibu meninggal dunia beberapa tahun lalu. Aku berpikir jika mereka
Last Updated: 2023-05-25
Chapter: Extra-part 57Kaluna Maharani Atmaji Putri POV"Kita pulang yuk, Vin?" Ajakku kepada Ervin setelah rasanya kami sudah cukup lama berada di warung ini. "Masa langsung pulang sih, Lun. Kita jalan-jalan dulu lah mumpung masih di Bali.""Mau nyari apa lagi? Makan? Udah kenyang. Baju? Di lemari sudah banyak.""Ya pingin aja gitu jalan-jalan kaya orang pacaran."Nasib, oh, nasib....Beginilah jika punya pasangan seperti Ervin yang tidak bisa diajak duduk santai di rumah setiap kali sedang berlibur. Ervin adalah tipikal orang yang tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk duduk di dalam villa atau hotel saja. Hanya sekali ia begitu sulit diajak jalan-jalan ketika kami berlibur berdua. Itu adalah ketika kami honeymoon ke Austria. "Ingat, buntut sudah ada satu, Vin. Aku aja rasanya kangen banget sama Eric.""Sama, Lun. Tapi kita memang butuh waktu untuk berdua dan menikmati kehadiran satu sama lain tanpa ada pengganggu. Jangan sampai kita kalah sama Papa dan Lolanya Eric."Aku tertawa di hadapan Ervin. Ya, te
Last Updated: 2023-05-25
Chapter: Extra-part 56Ervin Aditya POVMisi untuk mengajak Luna menikmati waktu kami berdua di Bali cukup sukses aku lakukan. Apalagi sejak sampai di Bali kami langsung aktif bersilaturahmi di atas ranjang. Tidak hanya di atas ranjang seluruhnya juga sih, lebih tepatnya kami melakukannya di seluruh penjuru kamar sejak siang sampai sore hari. Bahkan matahari yang mulai pulang ke peraduannya pun bisa aku lihat dari jendela kamar ini. Saat aku menoleh ke arah Luna, aku bisa melihatnya yang sudah tidur dengan mulut sedikit terbuka. Mulutnya bahkan telah membaut aliran air terjun hingga membentuk gugusan pulau baru di atas bantal yang ia tiduri. Aku tersenyum saat melihatnya. Sepertinya istriku cukup lelah dengan aktivitas bercinta kami berdua sejak sampai di villa ini. Kini aku memilih untuk bangun dari ranjang dan membiarkan Luna untuk menikmati waktu istirahatnya. Aku berjalan menuju ke kamar mandi dan melakukan mandi junub. Sudah saatnya melakukan kewajibanku di dunia ini sebagai seorang umat dari Tuhan.
Last Updated: 2023-04-06
Chapter: Extra-part 55Kaluna Maharani Atmaji Putri POVAku kembali menginjakkan kakiku siang ini di Bandara Ngurah Rai, Denpasar bersama Ervin. Ya, hari ini kami langsung terbang ke pulau Dewata ini sekedar untuk merasakan liburan kami berdua lagi tanpa kehadiran Eric. Tentu saja Eric kami titipkan kepada Mamaku. Walau sebenarnya aku paling tidak tega menitipkan Eric kepada Mama, namun Mama terlebih Eric terlihat senang-senang saja. Tentu saja Eric senang, apalagi Mama terlalu memanjakan dirinya sebagai seorang cucu tunggal."Hari ini rencananya kita mau ke mana, Lun?""Terserah kamu saja, Vin.""Jangan gitu dong, Lun. Soalnya aku paling enggak bisa kalo kamu bilang terserah. Nanti seenak udel aku bikin jadwal, kamu cemberut."Aku tersenyum ke arahnya dan aku gelengkan kepalaku."Enggak, tenang aja. Tapi aku rasa kita lebih baik pulang dulu ke villa-ku yang ada di Canggu."Aku tahu wajah Ervin tampak tidak bersemangat karena sebenarnya dirinya yang sudah membuatkan aku sebuah villa di Bali dengan hasil ker
Last Updated: 2023-04-06
Chapter: Extra part 54Ervin Aditya POVAku sengaja mengajak Luna menuju ke kamar kami yang ada di lantai empat. Bukan tanpa alasan aku mengajaknya ke kamar. Tentu saja itu harus aku lakukan karena aku memiliki hal-hal yang sangat privasi untuk dibicarakan sedangkan tadi kami tidak memiliki tempat yang layak untuk melakukan itu. Saat kami sudah berada di dalam kamar hotel, Luna memilih untuk duduk di pinggiran ranjang berukuran king yang ada di dalam kamar kami. Aku memilih duduk di sampingnya. Saat aku duduk di sampingnya, Luna sudah menatapku dengan tatapan lembutnya. "Ada apa, Vin?""Enggak, cuma pingin ngobrol sama kamu aja."Luna mengernyitkan keningnya. Aku tahu jika aku terdengar sangat absurd dan konyol saat ini namun aku berusaha untuk mengabaikannya. "Ngobrolin apa?""Ngobrolin tentang ketakutan kamu ketika aku melihat gown yang dipakai sama Kimaya tadi."Aku melihat Luna terdiam, kemungkinan ia tidak menyangka jika aku bisa tahu tentang isi hatinya. Tentu saja aku bisa tahu, lebih dari lima t
Last Updated: 2023-03-24
Chapter: 62Hari-hari Samira dan Wisnuaji semakin bertambah semarak dengan kehadiran kedua cucu kembar mereka. Bahkan paling tidak 3 kali dalam seminggu mereka akan berkunjung ke rumah sang anak hanya untuk bermain dengan Edel dan Galen. Kini Edel dan Galen telah berusia hampir 6 bulan dan Nada sudah bersiap untuk memasuki dunia kerja kembali. Di karenakan kondisi tersebut Wisnuaji dan Samira benar-benar mencari baby sitter yang memiliki kredibilitas yang baik dan sudah pernah di pekerjakan oleh orang terdekat mereka. Pilihan mereka jatuh ke baby sitter yang pernah merawat anak Meinita dan Nuno. Atas rekomendasi mereka berdua, akhirnya Samira dan Wisnuaji mempekerjakan Sari dan Ana. "Sam, kamu yakin buat pakai Sari dan Ana untuk Edel dan Galen?" "Yakin. Mereka beneran bersertifikat, bahkan mereka fasih berbahasa asing. Aku rasa cocok untuk itu. Apalagi mereka telah menikah dan memiliki anak, amanlah Mas." "Ya sudah, besok kita tinggal bilang sama Juna dan Nada. Tapi aku tetep nggak akan lepas
Last Updated: 2022-09-01
Chapter: 61Wisnuaji dan Samira baru saja mendarat di Yogyakarta internasional Airport. Ketika mereka baru saja keluar dari pintu keluar bandara. Tiba-tiba handphone Samira berbunyi yang menandakan ada pesan masuk. Ketika ia membuka pesan tersebut, ternyata Nada yang mengirimkan foto twins di group keluarga Widiatmaja. Nada : *sending picture* Nada : Eyang Ningrum, Mama Samira dan Papa Wisnu. Ini foto si kembar. Samira langsung tersenyum membaca pesan tersebut. Kemudian ia menyimpan foto si kembar ke dalam folder yang ada di handphonenya. "Kamu kenapa senyum-senyum begitu?" Tanya Wisnuaji kepada Samira ketika mereka baru saja masuk ke mobil. "Ini lagi lihat foto cucu kita. Bule banget ya, Mas? Kayanya gen-nya Pinar kuat sih di si kembar." Wisnuaji hanya menghela nafasnya dan meminjam handphone milik Samira. Ia tersenyum melihat cucunya. Rasa bangga dan bahagia bercampur menjadi satu di dalam dirinya. "Kamu kenapa kaya mau nangis gitu, Mas?" Tanya Samira ketika melihat sang suami berkaca-ka
Last Updated: 2022-09-01
Chapter: 60Minggu pagi ini Samira telah bersiap siap untuk mengikuti acara wisata yang di selenggarakan oleh ibu-ibu dasawisma yang menaungi aster miliknya. Disebut dasawisma karena anggotanya hanya 10 KK. "Mas, ini cuma 10 keluarga aja yang ikut piknik?" Tanya Samira ketika mereka menunggu bus di depan gang perumahan. "Iya. Tapi mereka bawa anak-anaknya." "Lha kita cuma berdua aja. Aneh nggak sih Mas?" "Siapa bilang cuma berdua. Anak-anak masih di jalan. Bentar lagi mereka datang." Samira hanya sanggup melongo mendengar penuturan Wisnuaji. Karena kemarin Wisnuaji hanya mendaftarkan Samira dan dirinya sendiri. "Kemarin kamu cuma daftar dua lho, Mas. Apa masih ada slot kosong?" "Masih. Yang minta Bu ketua buat kita ajak anak-anak kemarin. Nah, itu mereka." Samira menoleh menuju arah telunjuk Wisnuaji. Terlihat Juna sudah menggendong tas ransel dan Nada membawa tas piknik Tupperware. Samira yakin menantunya sudah membawa perbekalan untuk makan siang mereka. "Assalamualaikum Ma, Pa," sapa
Last Updated: 2022-09-01
Chapter: 59Samira menatap Wisnuaji yang sedang mempacking barang-barangnya kedalam travel bag kecil berwarna hitam. Setelah beberapa saat, Samira memutuskan untuk mendekati sang suami."Mas, kamu mau kemana lagi? Kita baru balik tadi pagi dari rumah Juna.""Aku mau touring Harley Davidson, di ajakin Adam. Kamu ikut aja, nanti naik mobil bareng Slamet.""Slamet ikut?""Ya gitu, dia bawa mobil ngintilin di belakang sama istri-istrinya temenku. Kamu ikut juga yuk?"Samira menghela nafasnya."Nggak deh Mas, kasian Nada. Juna sering ke luar kota, kalo enggak juga pulang kantor sudah malam. Aku mau temani dia aja sekalian belajar bikin kue.""Yakin nggak ikut?""Nggak Mas, yang penting kamu hati-hati ya. Nggak usah ngebut kalo di jalan. Sering sering kasih kabar."Wisnuaji hanya tersenyum dan memeluk sang istri."Makasih ya, sudah jadi istri yang mau mencoba memahami hoby suami tanpa ngedumel.""Iya Mas. Lagian itu juga kado dari aku, masa aku larang kamu buat ikut. Kan lucu kalo kaya gitu," kata Sami
Last Updated: 2022-09-01
Chapter: 58Malam ini Samira harus tidur sendirian karena Wisnuaji memilih untuk mengikuti kegiatan Ronda lagi setelah mereka menikah. Walau di kompleks mereka tinggal memiliki satpam, tetapi kegiatan Ronda masih tetap di jalankan agar silaturahmi antar bapak-bapak tetap terjaga. Samira mengingat perdebatannya dengan sang suami tadi siang sewaktu mereka baru saja tiba di rumah setelah beberapa hari berada di Bali."Sam, nanti malam kamu tidur sendiri ya?""Memang Mas Wisnu mau kemana?""Aku mau ikut ronda lagi. Sudah sejak kita menikah, aku nggak pernah ikut ronda sama bapak-bapak. Arisan juga nggak pernah datang.""Kan sudah ada satpam yang keliling kompleks, bahkan kita punya satpam pribadi di depan Mas. Apa itu masih belum cukup?"Kini Wisnuaji hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Mungkin bagi Samira yang sejak lahir sudah tinggal di kawasan elite tidak pernah melihat sang ayah atau kakak laki-lakinya mengikuti kegiatan seperti ini sehingga ia kurang memiliki rasa guyup dengan lingk
Last Updated: 2022-09-01
Chapter: 57Sepulang dari Bali beberapa hari lalu, Samira dan Wisnuaji masih belum bertemu lagi dengan anak serta menantunya."Mas, ke rumah anak-anak yuk?"Wisnuaji hanya menghela nafasnya dan memandang istrinya yang sedang duduk santai sambil menikmati wedang secang buatan Minah."Mereka lagi pulang ke Temanggung. Jauh Sam.""Iya, tapi kasian Nada hamil gini tapi Juna sering ke luar kota. Lagipula Nada itu barusan resign Mas. Biasanya orang yang sibuk tiba-tiba santai pasti bingung, jenuh nggak tau apa yang mesti di lakuin.""Terus kamu mau ngajakin Nada ngapain?""Beli perlengkapan buat twins. Lagipula sudah mau 6 bulan kan Mas, biar nggak ribet kalo dekat-dekat lahiran.""Biar Nada di jemput Slamet aja. Kamu coba telepon dia suruh ke sini.""Kita jemput saja, gimana Mas?""Nggak, lumayan waktu tiga jam bisa buat tidur atau istirahat.""Yowes Mas, aku coba telepon Nada dulu ya?"Wisnuaji hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanda persetujuan. Kini Samira langsung meraih handphonenya dan seger
Last Updated: 2022-09-01
Chapter: Best Friend With Benefits Part 130Sudah tiga hari Adam dan Shara berada di Penang, Malaysia. Di hari pertama mereka tiba di Penang ini, Adam langsung mengajak Shara untuk mengunjungi Pantai Batu Ferringhi. Mereka menghabiskan waktu siang sampai sore hari di sana. Selesai itu, mereka kembali ke hotel tempat mereka menginap untuk beristirahat karena pagi harinya mereka harus melakukan medical check up di sebuah rumah sakit yang ada di sini. Jika doorprize pernikahan Angi dan Joe dulu bertabur hadiah mulai dari emas hingga sepeda motor, maka di pernikahan Robert dan Senja ini, hadiahnya adalah medical check up di rumah sakit yang ada di Penang. Bagi Adam hadiah ini cukup membuatnya senang karena toh ia yang paling malas untuk medical check up akhirnya mau tidak mau memeriksakan kondisi kesehatannya. Lagipula mulai saat ini dirinya harus berusaha menjaga kesehatannya karena dirinya memiliki anak yang harus ia dampingi hingga dewasa kelak. Untuk bisa melakukan semua itu, ia harus hidup sehat sejak saat ini. Apalagi umurnya
Last Updated: 2025-05-21
Chapter: Best Friend With Benefits Part 129Acara kumpul keluarga serta teman-teman dekat setelah pemberkatan pernikahan Robert berjalan menyenangkan. Acara yang dikemas dengan santai dan banyak hiburan dari live music ini juga menjadi ajang kumpul-kumpul Robert dengan teman-teman sejawatnya. Meskipun Mama dan Papanya hadir kali ini, namun tak semeja dengan mereka pun Shara tetap menikmati acara. Entah kenapa ia merasa bersyukur karena jika ia satu meja dengan orangtuanya, ia seakan menjadi seorang yang tersesat di dalam hutan dan tak tahu arah pulang. Obrolan mereka begitu tidak nyambung karena ia bukan orang medis."Nyet, lo bilang dulu mau nyumbang lagu kalo Robert nikah. Buruan dong. Sudah dipersilahkan sama MC-nya," kata Nada yang satu meja bersama Adam dan Shara."Mau kasih lagu apa? Gue belum latihan piano apalagi suara.""Halah, Mas. Sefals-fals-nya suara lo, itu masih lebih enak didengar daripada suara Mbak Nada. Buruan sana maju," kata Caramel mempersilahkan Adam.Adam berpikir beberapa saat hingga akhirnya ia mencoba
Last Updated: 2025-05-21
Chapter: Best Friend With Benefits Part 128Adam menghela napas panjang kala melihat Galen yang sudah duduk di kursi penumpang depan mobil dengan penampilan rapinya. Shara yang melihat kelakuan Adam ini justru tersenyum. Sejak mereka menikah, dirinya tak pernah duduk di kursi penumpang belakang lagi tetapi kondisi kali ini begitu lain. Tidak mungkin ia memangku Marrel di depan dan membiarkan Galen serta Edel duduk di belakang tanpa penjagaan sama sekali. Karena itu pula ia mengutus Galen untuk menemani Adam duduk di depan sedangkan dirinya, Marrel dan Edel ada di kursi penumpang belakang mobil."Pakdhe, ayo kita berangkat," ajak Galen dengan suara penuh semangat."Kenapa kamu enggak di belakang aja sih, Gal? Biar Budhe Shara yang duduk di dekat Pakdhe.""Budhe Shara yang minta aku duduk di sini. Katanya biar aku enggak nangis kalo dinakalin Edel."Adam menutup kedua matanya sekejap lalu membukanya lagi. Memang dua keponakannya ini selain bisa akur juga tidak kalah sering menjadi musuh dan Galen adalah pihak yang selalu menangis
Last Updated: 2025-05-20
Chapter: Best Friend With Benefits Part 127Matahari pagi ini cukup hangat menyapa rumah keluarga Raharja. Tidak hanya hangatnya sinar matahari di luar rumah namun juga hangatnya perasaan mereka semua karena salah satu orang terdekat mereka akan melepas masa lajangnya hari ini. Ya, hari ini adalah hari pemberkatan Robert dan Senja di gereja. Mengingat Adam dan Shara memiliki bayi, maka mereka hanya akan menghadiri acara makan-makan setelah pemberkatan ini di salah satu ballroom hotel yang ada di pusat kota.Mengingat Robert adalah salah satu orang yang penting di hidup Nada sejak SMA, maka Nada sudah sibuk sejak kemarin karena ia dan Deva menjadi orang yang bertanggungjawab mengurus tempat acara makan-makan ini sedangkan Salma sibuk membantu di gereja. Memang pernikahan Robert dengan Senja sekarang belum memasuki resepsi karena keluarga Senja yang berada di luar negri belum bisa kembali ke Indonesia sehingga acara itu ditunda terlebih dahulu. Lagipula menurut Robert dirinya baru mulai bekerja kembali di rumah sakit dan sedikit
Last Updated: 2025-05-20
Chapter: Best Friend With Benefits Part 126Setelah mundur selama beberapa hari karena kondisi Marrel yang baru diperbolehkan pulang dari rumah saat berusia 7 hari, maka kini di usia Marrel yang ke 14 hari, acara akikah untuknya diselenggarakan. Kali ini Adam dan Shara memilih rumah mereka sebagai tempat berlangsungnya acara akikah. Sejujurnya Shara tidak ikhlas jika rambut Marrel yang hitam lebat dan sedikit gondrong ini harus dicukur habis sampai botak. Selama beberapa hari ia berjuang untuk meyakinkan Adam jika Marrel tidak harus sampai digundul namun hasilnya sia-sia saja. Adam tetap berpikir jika rambut Marrel sebaiknya digundul agar keluarga mereka tidak banyak berkomentar apa-apa. Mau merubah kebiasaan keluarga rasanya Adam sudah malas karena ia pasti akan menerima nasehat dari beberapa tetua keluarganya sampai telinganya pekak. Lagipula nantinya rambut Marrel akan tumbuh kembali. Adam meyakinkan Shara jika hanya sekali ini saja mereka menggundul Marrel. Nantinya terserah Shara jika ingin menggunakan gaya gondrong atau g
Last Updated: 2025-05-19
Chapter: Best Friend With Benefits Part 125Isakan tangis Shara tengah malam ini seakan menjadi pisau yang mengiris hati Adam sebagai seorang suami dan ayah baru. Baru tadi pagi mereka berdua merasakan kebahagiaan yang tidak bisa digambarkan dengan apapun juga karena akhirnya setelah dua tahun lebih menjalani biduk rumahtangga, mereka akhrirnya dikaruniai seorang momongan. Tapi hasil tes bilirubin milik Marrel yang keluar beberapa jam lalu dan mengkonfirmasi jika dugaan Nada benar telah membuat rasa bahagia yang tengah mereka jalani berubah menjadi sebuah rasa khawatir. Kenyataan jika orangtua Shara yang menjadi dokter anak untuk menangani cucunya sendiri juga tidak membuat Shara jauh lebih tenang. Shara terus menyalahkan dirinya sendiri saat ini karena keadaan Marrel ini kemungkinan karena kurang minum asi dan golongan darahnya dengan Shara yang berbeda. Marrel bergolongan darah A sama dengan dirinya sedangkan Shara O. Bantuan Ayu, Sonny serta Nada untuk meyakinkan Shara jika tidak ada yang perlu dikhawatirkan nyatanya sampai
Last Updated: 2025-05-19