Langit telah pekat, nyaris tanpa cahaya. Kapal masih berlayar perlahan, terombang-ambing oleh gelombang laut malam yang tenang namun tak bersahabat. Di sekeliling mereka, hanya hitam, tidak tampak ujung daratan, tak ada cahaya lampu kapal lain, bahkan langit pun pelit menampakkan bulan ataupun bintang. Semua terasa seperti bergerak di tengah kehampaan.
Hazel muncul dari balik pintu kabin, rambutnya yang tergerai sedikit berantakan oleh angin laut. Ia menghampiri Xavier dan Kevin yang tengah bersandar santai di dek belakang yacht, masing-masing memegang segelas minuman.
"Apa masih lama?" tanyanya, suara lembutnya nyaris tertelan oleh desir angin.
Kevin melirik arlojinya, lalu menoleh sambil mengangkat gelas. "Sekitar delapan jam lagi, mungkin lebih kalau arus mulai berubah."
Hazel mendesah pelan, lalu duduk di dekat mereka dan mengambil botol wine yang diletakkan di meja kecil. Ia menuangkan isinya ke dalam gelas kristal bening, menatap warnanya sejenak sebelum meneguk perlahan. "Delap