Matahari pagi mulai menyinari kota dengan lembut. Cahayanya menembus sela-sela jendela kamar, menciptakan bayangan hangat di atas lantai. Bintang, yang terbaring di atas ranjang, merasakan kehangatan sinar matahari yang menyentuh wajahnya. Perlahan, dia membuka matanya, mengerjapkan beberapa kali untuk menyesuaikan diri dengan cahaya yang terang.
Namun, saat pandangannya mulai jelas, betapa terkejutnya dia melihat sosok di sampingnya, melihat—Bara terbaring di sampingnya, memeluknya dengan erat. Jantung Bintang berdegup kencang, dan seolah waktu berhenti sejenak. Dia tidak bisa memercayai apa yang dilihatnya. Dalam kebingungan dan rasa panik, Bintang langsung melompat dari tempat tidur dan menjerit.
“Aaaaa! Bara! Apa yang kamu lakukan di sini?!” jerit Bintang cukup kencang.
Suara jeritannya menggema di dalam kamar, membuat Bara terbangun dengan cepat. Dia mengerjapkan matanya, tampak bingung dan terkejut. “Bintang? Kenapa kamu teriak?!” tanyanya, dengan nada kesal, sambil mengusap wa