Chapter: Bab 135. Ending Scene (TAMAT)Long weekend adalah waktu yang ditunggu-tunggu. Bara menepati janjinya mengajak istri dan anak-anaknya ke Bali. Pun kebetulan kedua orang tua Bara sekarang sedang ada di Perth menghadiri pertemuan teman lama orang tua Bara.Sebenarnya Bara ingin mengajak istri dan anaknya berlibur ke Amerika, tetapi karena libur sekolah Bima hanya karena long weekend, jadi tak memungkinkan untuk Bara mengajak istri dan anak-anaknya ke Amerika. Akan tetapi, meski hanya libur singkat ke Bali, tentunya pagi ceriah itu sudah ramai dengan suara Bima yang riuh gembira. Pelayan sudah tampak sibuk memindahkan pakaian yang akan dibawa. Tentu Bintang tak sendiri dalam menyiapkan pakaian. Wanita itu dibantu oleh para pelayan.Long weekend ini, Bara dan Bintang mengkhususkan liburan tanpa pengasuh. Mereka mengizinkan untuk Mbok Inem ataupun pengasuh Belleza untuk berlibur tanpa mengurus anak-anak mereka. Adapun alasan, karena mereka ingin benar-benar menikmati liburan bersama, tanpa adanya orang lain.“Papa! Bim
Terakhir Diperbarui: 2025-09-24
Chapter: Bab 134. Extra Part VIIIMenyiapkan malam malam adalah hal biasa untuk Bintang. Namun, tentu wanita itu tidak sendirian. Para pelayan membantunya dalam menyiapkan makanan lezat. Bara dan Bima sangat menyukai masakan Bintang, jadi wajar kalau Bintang selalu membuatkan makanan untuk suami dan putranya. Sementara Belleza—si kecil juga turut dibuatkan makanan. Usia Belleza sudah dua tahun. Tidak hanya susu yang menjadi asupan utama, tapi ada makanan pendukung lain.Saat makanan sudah siap berada di atas meja, Bara dan Bima muncul. Mereka duduk di kursi meja makan, sedangkan Belleza sayangnya sudah tertidur. Balita cantik itu sudah makan duluan. Jadi, wajar kalau sekarang Belleza sudah terlelap.“Wah! Mama masak makanan kesukaan Bima!” seru Bima riang.Bintang tersenyum, dan duduk di kursi meja makan. “Mama buatin makanan kesukaan Bima, dan juga masakin makanan kesukaan Papa.”Bima tampak semangat. Bocah laki-laki itu langsung lahap menikmati makanan yang dibuatkan oleh ibunya. Pun Bara juga turut menyantap makana
Terakhir Diperbarui: 2025-09-24
Chapter: Bab 133. Extra Part VIIMendapatkan panggilan telepon dari sekolah Bima, tentu membuat jantung Bintang nyaris ingin copot. Pasalnya selama ini, Bima tak pernah melakukan masalah apa pun. Putra kecilnya itu bisa dikatakan adalah anak yang baik dan patuh pada guru. Namun, di kala wali kelas mengatakan Bima melakukan kesalahan, membuat otak Bintang mendadak pusing luar biasa.Ya, Bintang datang ke sekolah Bima, tanpa bilang dulu pada Bara. Bukan tak mau cerita, tetapi dia tak ingin mengganggu suaminya yang sedang bekerja. Jadi, lebih baik baginya menyelesaikan sendiri masalah ini. Lagi pula, ini memang sudah menjadi tugasnya.“Bu,” sapa Mbok Inem di kala melihat Bima datang ke sekolah.Bintang menatap Mbok Inem dengan tatapan gelisah. “Mbok, ada apa? Bima lakuin kesalahan apa?” tanyanya penasaran.Mbok Inem tampak cemas. “Bu, mungkin lebih baik wali kelas yang cerita ke ibu. Saya takut kalau saya yang jawab malah saya salah bicara.”“Sekarang Bima di mana?” tanya Bintang, mencoba untuk tetap tenang.“Bima ada d
Terakhir Diperbarui: 2025-09-24
Chapter: Bab 132. Extra Part VIPagi menyapa, Bara sudah datang ke kantor lebih awal. Pria tampan itu memiliki meeting penting dengan salah satu klien dari Tokyo. Dia bahkan tidak sarapan di rumah, karena tadi bertemu dengan klien—yang kebetulan meminta bertemu dengannya di pagi hari.Dia kini sudah ada di ruang kerjanya, duduk dengan raut wajah serius melihat laporan yang diberikan oleh sekretarisnya. Bintang sudah tak lagi bekerja di Gunaraya Group, membuat Bara memang sekarang memiliki sekretaris baru. Namun, meski sudah memiliki sekretaris baru, tentunya dia meminta pendapat Bintang tentang sekretaris barunya.Suara ketukan pintu terdengar, Bara yang sedang fokus melihat laporan langsung teralih ke arah pintu—dan meminta orang yang mengetuk pintu untuk segera masuk ke dalam.“Pak, maaf saya ganggu,” ucap Andi di kala masuk ke dalam ruang kerja Bara.“Ada apa?” tanya Bara dengan nada datar.“Pak, di depan ada Pak Mario ingin bertemu Anda. Apa Anda ingin menemui beliau?” tanya Andi sopan, dan seketika membuat Bara
Terakhir Diperbarui: 2025-09-24
Chapter: Bab 131. Extra Part V Waktu menunjukkan pukul enam sore. Bintang sudah kembali ke rumah, begitu juga dengan Wilona yang sudah kembali. Hari yang menyenangkan, tetapi ada perasaan khawatir. Ya, bagaimana tidak? Bintang tadi hampir menjadi korban kejahatan. Namun, untungnya dia bisa selamat.Bintang baik-baik saja, tapi entah dia tak tahu nasib pencopet itu. Bisa dikatakan orang-orang banyak yang membantunya, mengantarkan pencopet pada pihak berwajib. Jadi, dia tak perlu harus dipusingkan.Wanita cantik itu kini melangkah menuju kamar mandi, dan memutuskan untuk membersihkan tubuhnya. Pun barang belanjaannya tadi sudah dia pindahkan ke walk-in closet. Waktu bersama dengan Wilona cukup membuatnya sangat terhibur.Belleza sedang bersama dengan pengasuh. Itu yang membuat Bintang bisa jauh lebih tenang. Memang hadirnya pengasuh cukup membantu Bintang, jika ingin memiliki waktu berkualitas untuk dirinya sendiri. Akan tetapi, meski ada pengasuh jelas Bintang akan tetap mengurus dua anaknya.Lima belas menit member
Terakhir Diperbarui: 2025-09-24
Chapter: Bab 130. Extra Part IVMall Grand Indonesia adalah tempat yang dipilih oleh Bintang dan Wilona untuk berjalan-jalan. Mereka berdua menghabiskan waktu bersama sambil berbelanja berbagai macam barang. Tak hanya berbelanja saja, tetapi banyak restoran yang mereka kunjungi.Wilona yang selalu mengeluh badannya gemuk, tetapi tak tahan jika Bintang mengajak makan-makanan lezat. Pun dua wanita itu masih memerikan ASI, jadi wajar kalau mudah sekali lapar, apalagi jika melihat banyak restoran, pasti mereka terasa ingin mencoba.“Bintang, kamu mau makan sushi, nggak?” tanya Wilona tampak tak sabar melihat restoran sushi.Bintang menggelengkan kepalanya. “Kita udah makan banyak, Wilona. Memangnya kamu belum kenyang juga?”Wilona mengerengutkan bibirnya. “Aku masih lapar sih, tapi kayaknya ada makanan di kaki lima dekat mall ini deh yang mau aku datengin. Nggak jadi sushi. Kamu mau nggak nemenin aku?”Bintang mengulum senyumannya mendengar keluhan Wilona yang begitu ingin makan di makanan kaki lima dekat mall. Jujur, s
Terakhir Diperbarui: 2025-09-24
Chapter: Bab 12. Penyamaran yang Terbongkar“Jadi, apa rencana Anda setelah ini, Tuan?” tanya Josie sambil menatap sopan pada Simon yang duduk di sofa dengan ekspresi lelah. Asisten pribadi Simon itu selalu sigap, agar selalu bisa membantu tuannya dalam hal apa pun.Simon mendesah panjang, melipat tangannya di dada. “Sebenarnya aku ingin tidur sepanjang hari. Tapi, entah kenapa pikiranku tidak tenang karena harus meninggalkan Sasha bersama Anna di kediaman Vanderbilt.”Josie mengerutkan kening, lalu tersenyum tipis. “Tuan, Anda tahu Nona Sasha aman. Di sana ada dua pelayan kepercayaan baru keluarga Anda yang sudah Anda seleksi sendiri. Ditambah lagi, ada para penjaga yang Anda minta melapor setiap kali Anna membawa Nona Sasha keluar rumah. Saya rasa sekarang Anda harus mencoba santai sejenak. Anda terlalu banyak mencemaskan Nona Sasha.”Simon menghela napas panjang. Pria tampan itu tahu bahwa Josie benar, tetapi firasat itu tetap menghantui pikirannya. Dia memalingkan pandangannya ke jendela, menatap kosong ke luar.“Aku tahu.
Terakhir Diperbarui: 2025-06-19
Chapter: Bab 11. Hampir Ketahuan“Simon? Simon Kingsley? Itu kau, kan?”Langkah Simon terhenti mendadak. Jantungnya berdegup kencang, tetapi wajahnya tetap tenang. Suara itu berasal dari seorang pria paruh baya yang berdiri tidak jauh dari mereka—kolega ayahnya. Ini adalah salah satu pertemuan yang paling dia hindari.Simon segera mengeluarkan ponselnya, mengetik beberapa kata dengan cepat, lalu melangkah mendekati pria paruh baya itu tersebut sambil memasang senyum tipis. Dia menunjukkan layar ponselnya kepada pria paruh baya itu tanpa berkata apa-apa.Pria paruh baya itu membaca pesan yang tertulis: Aku sedang menyamar. Jangan sampai dia tahu. Kumohon, bantu aku.Pria paruh baya itu tampak bingung sesaat, tetapi tatapan Simon memancarkan desakan yang sulit diabaikan. Pria paruh baya itu akhirnya tersenyum kikuk, lalu berkata, “Ah, maaf. Sepertinya aku salah orang.”Sasha yang berdiri tidak jauh dari Simon, memiringkan kepala, merasa ada sesuatu yang aneh. “Simon? Ada apa?” tanyanya pelan, suaranya terdengar waspada
Terakhir Diperbarui: 2025-06-17
Chapter: Bab 10. Hari MenyenangkanMalam itu udara cukup dingin, tetapi suasana di rumah Sasha jauh lebih dingin daripada cuaca di luar. Terlihat di ruang tamu, Dorothy dan Maretha berdiri dengan wajah tertekan, koper kecil di sisi mereka. Sementara Sasha duduk di kursinya dengan tangan terlipat di pangkuan, ekspresinya sedih.“Nona, tolong jangan usir kami!” Maretha memohon lebih dulu.Dorothy menyusul, dia berlutut di kaki Sasha. “Nona, maafkan kami! Kami tidak akan melakukannya lagi, sungguh!”“Dorothy, Maretha,” kata Sasha akhirnya, suaranya lembut tetapi terdengar tegas. “Aku tidak pernah menyangka kalian tega melakukan itu. Aku percaya pada kalian … tapi ini sudah terlalu jauh.”Dorothy mencoba berbicara, suaranya penuh penyesalan palsu. “Nona Sasha, tolong beri kami kesempatan lagi. Kami bersumpah tidak akan mengulangi hal ini. Berikan kami satu saja kesempatan untuk memperbaiki kesalahan kami, Nona.”Sasha menggelengkan kepala, wajahnya menunduk mencoba meneguhkan dirinya bahwa keputusannya tidak salah sama sek
Terakhir Diperbarui: 2025-06-16
Chapter: Bab 9. Memotong Akar Busuk “Dorothy,” panggil Sasha dengan nada lembut. “Bisakah kau buatkan aku dua panna cotta? Aku ingin menikmatinya bersama teh,” lanjutnya meminta tolong pada Dorothy.Siang itu, matahari bersinar terik, membuat hawa di dalam mansion terasa lebih hangat dari biasanya. Sasha duduk di ruang makan dengan tenang, dan ingin sesuatu makanan yang segar.Dorothy muncul dari dapur dengan ekspresi malas seperti biasa. “Bahan-bahannya hanya cukup untuk satu,” jawabnya ketus.Sasha tampak kecewa sejenak, lalu tersenyum kecil. “Kalau begitu, buatkan satu saja untukku. Dan ... aku juga ingin pai apel. Aku ingin memberikannya pada Simon sebagai ucapan terima kasih.”Dorothy mendadak menyeringai, ide licik terlintas di benaknya. “Baik, Nona Sasha,” jawabnya dengan nada manis yang dibuat-buat. Dia berbalik menuju dapur sambil mendekat pada Maretha yang kebetulan ada di sana.“Maretha,” panggil Dorthy sambil menepuk lengan Maretha.Maretha menatap Dorothy. “Iya, ada apa, Dorothy?”Dorothy tersenyum licik.
Terakhir Diperbarui: 2025-06-16
Chapter: Bab 8. Kebohongan?Sudah tiga hari, hubungan antara Sasha dan Simon terasa canggung. Sasha terus berusaha menjaga jarak, sementara Simon hanya bisa menatap wanita itu dari jauh. Ya, Simon bertindak menatap Sasha dari jauh tentunya agar Sasha jauh lebih nyaman, karena kondisi sekarang berbeda—di mana Sasha sedang dalam hasutan.Siang itu, Anna datang berkunjung ke mansion Sasha. Anna adalah wanita ceria dengan mata tajam yang selalu mampu membaca suasana. Begitu memasuki ruang tamu, dia langsung menyadari ada sesuatu yang salah.“Sasha, apa yang terjadi?” tanya Anna sambil duduk di sofa, menatap sahabatnya yang tampak gelisah.“Tidak ada apa-apa,” jawab Sasha, berusaha tersenyum tapi gagal.Anna menyipitkan matanya. “Jangan bohong. Aku tahu ada sesuatu. Kau dan Simon kelihatan aneh. Biasanya kalian selalu dekat, tapi sekarang malah seperti dua orang asing.”Sasha menghela napas panjang, akhirnya menyerah. “Aku ... aku dengar sesuatu tentang Simon.”“Apa yang kau dengar?” Anna bertanya, penasaran.“Katany
Terakhir Diperbarui: 2025-06-16
Chapter: Bab 7. Hasutan KejiPagi menyapa, Sasha duduk di ruang tengah dengan secangkir teh hangat di tangannya. Meski tidak bisa melihat, dia tahu suasana di rumah sedikit lebih tenang pagi itu. Langkah ringan terdengar mendekat, dan tak lama kemudian suara Dorothy yang pelan tapi canggung menyapanya.“Nona Sasha,” kata Dorothy, suaranya terdengar sedikit berbeda dari biasanya.Sasha mengangkat wajahnya. “Dorothy? Ada apa?”Dorothy menarik napas dalam, lalu berkata dengan nada penuh penyesalan, “Saya ingin meminta maaf untuk kejadian kemarin. Saya benar-benar tidak bermaksud seperti itu. Itu ... kesalahan saya. Saya sadar saya sudah terlalu kasar. Sekali lagi maafkan saya, Nona.”Sasha terdiam sejenak mndengar apa yang dikatakan oleh Dorothy, dan mencoba merasakan ketulusan dari kata-kata Dorothy. Dia bisa membaca ekspresi wajah, tetapi nada Dorothy terdengar cukup meyakinkan dirinya.“Tidak apa-apa, Dorothy,” jawab Sasha akhirnya, suaranya lembut seperti biasa. “Semua orang pernah melakukan kesalahan. Aku sudah
Terakhir Diperbarui: 2025-06-16
Chapter: Bab 11. Paket dari Ethan ReynoldsAria terdiam sejenak mencerna perkataan Rachel dengan baik. Tak menampik ada rasa kesal yang menyelinap di dalam dirinya. Namun, dia tak mungkin menunjukkan itu. Dia tetap tenang, meski tuduhan keji telah terlontar padanya.“Kau memercayai omong kosong itu?” tanya Aria sambil melihat kebingungan yang muncul di wajah Rachel.Rachel menggaruk tengkuk lehernya, menunjukkan kebingungan antara percaya atau tidak. “Hm, aku bingung, Aria. Yang aku tahu kau kan baru patah hati. Kekasihmu berkhianat dengan sahabatmu. Tapi, sekarang ada yang membicarakanmu buruk. Sebenarnya aku tidak enak untuk mengatakan itu, tapi banyak desas desus buruk. Jadi, menurutku lebih baik aku cerita padamu, Aria.”“Aku tidak menyalahkanmu, Rachel. Menurutku sangat wajar kalau orang berpikir buruk tentangku. Mungkin artinya karier-ku cukup berkembang pesat, hingga banyak orang menaruh rasa curiga. Yang aku minta kau tolong tidak usah berpikir macam-macam,” ujar Aria, dengan nada lembut, menenangkanRachel tak langsun
Terakhir Diperbarui: 2025-08-08
Chapter: Bab 10. Gosip Murahan Voucher liburan yang diberikan Ethan Reynolds adalah Aria menemani pria itu ... di ranjang. Well, ini memang sudah tak waras. Namun, ini tak sepenuhnya salah Ethan. Sebab, Aria dan Ethan telah memiliki kesepakatan saling menguntungkan satu sama lain.Fakta tentang Ethan mengingat semuanya jelas mengejutkan Aria. Akan tetapi, semesta telah menyusun seperti ini. Pun Aria sudah masuk ke dalam lingkaran api yang sulit membuatnya untuk pergi. Tak ada jalan untuk mundur, hal satu-satunya yang menjadi pilihannya adalah tetap melangkah maju.Aria menganggap dirinya telah menjalankan rencana sebelumnya yaitu membayar seorang gigolo untuk menanamkan benih ke rahimnya. Terdengar sangat gila, tapi demi menenangkan hati dan pikirannya dia memilih menganggap demikian. Hanya berbeda dia tak perlu mengeluarkan uang untuk membayar sperma Ethan.Pria itu dengan sukarela menanamkan sperma ke rahimnya. Namun, itu tidak murni gratis. Sebab, Aria juga menyerahkan tubuhnya, membiarkan Ethan menikmati tubuh
Terakhir Diperbarui: 2025-08-06
Chapter: Bab 9. Pergulatan Panas Kembali TerulangGurat langit malam dihiasi taburan bintang di luar jendela, menjadi lukisan paling apik malam ini. Setelah puas membeli banyak barang, ini waktunya Aria kembali ke dalam sangkar emasnya—unit penthouse milik Ethan. Hingar bingar lampu perkotaan di bawah kaki gedung yang memiliki jumlah lantai 63 itu, kontras dengan sunyi yang menemani Aria yang berdiri di depan cermin di kamar mandi seluas kamar apartemennya.Sudah sepuluh menit Aria berdiri di sana, menatap lingerie malam warna merah marun dengan hiasan renda dan belahan rendah di bagian dada, mengekspos sepasang payudaranya terlihat menantang.Lingerie itu adalah satu dari sekian banyak lingerie yang dipilih Ethan untuk dia kenakan. Jangan tanya berapa banyak yang Aria beli. Seperti yang dijanjikan Ethan, Aria diizinkan membeli apa pun termasuk semua kostum dinas malam yang jumlah puluhan.Terdengar sangat gila. Ini kesepakatan yang ada. Aria telah terjebak dengan kesepakatan yang sudah dia setujui. Namun, dia kembali mengingat bahwa
Terakhir Diperbarui: 2025-07-28
Chapter: Bab 8. Pemaksaan yang Tak Bisa mengelakHamparan gedung-gedung pencakar langit di depannya tak henti membuat Aria menatap kagum akan pemandangan luar biasa itu. Angin berembus menerpa, menyentuh kulit mulusnya. Udara menyejukan di musim semi seakan memberikan kedamaian. Namun, fakta yang ada adalah dirinya sudah lama tak lagi merasakan sebuah kedamaian.Aria berdiri di balkon sebuah penthouse mewah. Jelas, ini bukan miliknya. Dia tak memiliki banyak uang untuk membeli sebuah penthouse mewah. Meski memiliki jabatan baik di perusahaan, tetapi tak mungkin membuat dirinya memiliki hunian mewah ini.Saat memasuki penthouse, hal yang pertama kali dipikirkan Aria adalah sempurna. Siapa pun yang tinggal di hunian mewah ini pasti akan selalu merasakan kenyamanan luar biasa. Apalagi dekorasi yang mendukung—membuatnya benar-benar merasakan sensasi hangat serta ketenangan.Wanita cantik itu tak menampik bahwa ini pertama kali dia menginjakkan kaki di sebuah hunian mewah ini. Lift dibangun khusus untuk langsung menuju penthouse. Sangat
Terakhir Diperbarui: 2025-07-28
Chapter: Bab 7. Aria Tak Bisa Hidup TenangTepat pukul tujuh malam, Aria baru menapaki apartemen yang dia tinggali seorang diri. Aroma pengharum ruangan menyeruak keindra penciuman, memberikan ketenangan jiwa. Kamar yang selalu bersih, seakan memberikan terapi di dalam dirinya yang sedang kacau.Ya, dia memang paling tak suka jika meninggalkan apartemen dalam keadaan berantakan. Meski selalu dilanda kesibukan, tetapi dia berupaya menjaga apartemennya untuk tetap selalu bersih—meski jujur ada momen di mana apertemennya berantakan, tapi itu tidak akan lama, karena dia benci ruangan yang tak rapi.Aria menaruh tasnya sembarang di atas ranjang, dia beralih menuju kamar mandi untuk membasuh diri. Tubuh lelahnya tak sabar untuk menjamah ranjang empuk yang sudah dia tinggalkan dua minggu lamanya. Jika biasanya dia akan melepas penat dengan berendam di bath tub, kali ini, dia mengambil keputusan lain. Setelah menanggalkan pakaian kerjanya, dia masuk ke dalam kubikal shower.Bermandikan rintik air dingin yang terasa menusuk tulang. Di
Terakhir Diperbarui: 2025-07-24
Chapter: Bab 6. Mencari Keuntungan Satu Sama LainKeheningan membentang, ruang kerja megah itu berubah mencekam. Aura intimidasi begitu terlihat jelas. Belum ada suara yang terucap, akibat ketegangan dari sebuah permintaan Ethan Reynolds. Embusan napas gelisah samar-samar mulai terdengar, tetapi tetap tak ada lidah yang menyusun kata.Aria berdiri mematung seraya menelan ludahnya berat, dan beberapa kali wanita cantik itu mengerjapkan matanya beberapa kali, demi mengumpulkan kesadaran setelah sekian lama pikirannya mengawang jauh. Ya, dia masih belum bisa berkata apa pun, mencoba mencerna dengan baik kata demi kata yang telah diucapkan oleh Ethan Reynolds. “M–maaf, apa maksud Anda, Tuan?” tanya Aria pelan, tetap mencoba tenang guna menjaga kewarasan otak.“Aku rasa apa yang aku katakan tadi sudah jelas, Nona Scott,” jawab Ethan mendominasi, seraya menatap dalam mata Aria.Aria mencoba mencari kewarasan di dalam dirinya. Kali ini dia tertawa canggung, seakan apa yang dia dengar barusan adalah sebuah lelucon. “Tuan, saya tidak menyang
Terakhir Diperbarui: 2025-07-24