Asap rokok mengepul di udara, lalu dalam sekejap hilang oleh angin. Bara duduk di area di rumah sakit yang diperbolehkan untuk merokok. Pikirannya belakangan ini sudah penuh dengan banyak hal. Pria itu merokok guna menenangkan semua hal yang berkecamuk dalam diri.
“Pak Bara?” sapa Andi melangkah menghampiri Bara.
Bara mengalihkan pandangannya, menatap sang asisten yang berdiri di hadapannya. “Apa kamu ingin melaporkan sesuatu?” tanyanya menduga.
“Tadi, saat Bima siuman, ada Pak Mario datang,” jawab Andi memberi tahu bosnya.
“Mario datang?” ulang Bara memastikan.
Andi mengangguk. “Iya, Pak. Pak Mario datang. Beliau tadinya ingin menemui Bu Bintang dan Bima, tapi saat melihat Bima siuman, membuatnya mengurungkan niat.”
Bara terdiam sebentar. “Hal ini tidak perlu kamu sampaikan sama Bintang. Cukup saya saja yang tahu,” jawabnya lagi tak ingin Bintang mengetahui Mario datang.
Andi menggaruk tengkuk lehernya tak gatal. “Jadi, saya tidak perlu menyampaikan ini ke Bu Bintang, Pak?” ta