Pyarr....
Karena panas Renjana menjatuhkan gelas teh yang diseduhnya untuk Rahma.
"Ana, ada apa?" pekik Rahma kaget. Wanita yang sedang menunggui Laela di samping ranjang pasien itu bergegas mendekati Renjana. "Astaga..... Tante kam sudah bilang gak usah buatin Tante teh hangat," katanya menyesal.
"Tehnya terlalu panas," jawabnya sambil memunguti pecahan gelas.
"Eh... awas nanti kena tangan kanan kamu." Rahmah menarik Renjana ke arah sofa. "Duduk saja. Biar aku panggil petugas kebersihan," katanya berjalan keluar ruang rawat inap temat Laela dirawat.
Renjana menghela nafas, entah kenapa sejak tadi perasaannya tidak enak. Seperti ada firasat buruk. "Bunda cepatlah sadar," ucapnya menatap Laela yang terbaring di ranjang pasien.
Dokter mengatakan, masa kritis pasien sudah lewat. Namun Laela belum sadar juga.
"Permisi,"
Seorang petugas kebersihan masuk, menganggukkan kepala sopan pada Renjana. Di belakangnya Rahma memberi mengikuti.
"Itu tolong dibersihkan ya Pak