Home / Romansa / Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga / "Aku hanya ingin memperbaiki kesalahan yang dilakukan Papaku,"

Share

"Aku hanya ingin memperbaiki kesalahan yang dilakukan Papaku,"

Author: iva dinata
last update Last Updated: 2025-06-23 22:58:32

"Apa posisi mereka sudah diketahui?" tanya Gio menoleh pada Sena yang fokus menyetir.

Dari rumah sakit Gio langsung dijemput Sena dengan sekalian menurunkan mamanya yang ingin menemani Renjana di rumah sakit.

"Sudah." Sena menjawab tanoa menoleh. Pandangan fokus pada jalanan di depannya. Karena diburu waktu pria itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Dimana mereka?" tanya Gio.

"Mereka ada di sebuah hotel dipinggiran kota. Tapi menurut informasi saat ini mereka dalam perjalanan menuju bandara. Ammar sudah memesan tiket penerbangan ke Jakarta dua jam dari sekarang," jelas Sena.

"Kalau begitu kita harus cepat." Gio nampak tak sabar.

"Tenang saja, orang-orang kita sudah mengejar mereka. Kita akan menghadang mereka di jalanan menuju pusat kota. Di sana sepi, dan jarang dilewati mobil." Sena menjelaskan dengan detail.

"Kerja bagus," ucap Gio. Sebuah seringai muncul di wajah dinginnya. "Kamu tidak lupa dengan barang yang aku pesan, kan?"

Sena melirik Gio d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   "--jangan pulang sebelum Papa atau Gio menjemputmu!"

    Pyarr.... Karena panas Renjana menjatuhkan gelas teh yang diseduhnya untuk Rahma. "Ana, ada apa?" pekik Rahma kaget. Wanita yang sedang menunggui Laela di samping ranjang pasien itu bergegas mendekati Renjana. "Astaga..... Tante kam sudah bilang gak usah buatin Tante teh hangat," katanya menyesal. "Tehnya terlalu panas," jawabnya sambil memunguti pecahan gelas. "Eh... awas nanti kena tangan kanan kamu." Rahmah menarik Renjana ke arah sofa. "Duduk saja. Biar aku panggil petugas kebersihan," katanya berjalan keluar ruang rawat inap temat Laela dirawat. Renjana menghela nafas, entah kenapa sejak tadi perasaannya tidak enak. Seperti ada firasat buruk. "Bunda cepatlah sadar," ucapnya menatap Laela yang terbaring di ranjang pasien. Dokter mengatakan, masa kritis pasien sudah lewat. Namun Laela belum sadar juga. "Permisi," Seorang petugas kebersihan masuk, menganggukkan kepala sopan pada Renjana. Di belakangnya Rahma memberi mengikuti. "Itu tolong dibersihkan ya Pak

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   "Aku hanya ingin memperbaiki kesalahan yang dilakukan Papaku,"

    "Apa posisi mereka sudah diketahui?" tanya Gio menoleh pada Sena yang fokus menyetir. Dari rumah sakit Gio langsung dijemput Sena dengan sekalian menurunkan mamanya yang ingin menemani Renjana di rumah sakit. "Sudah." Sena menjawab tanoa menoleh. Pandangan fokus pada jalanan di depannya. Karena diburu waktu pria itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. "Dimana mereka?" tanya Gio. "Mereka ada di sebuah hotel dipinggiran kota. Tapi menurut informasi saat ini mereka dalam perjalanan menuju bandara. Ammar sudah memesan tiket penerbangan ke Jakarta dua jam dari sekarang," jelas Sena. "Kalau begitu kita harus cepat." Gio nampak tak sabar."Tenang saja, orang-orang kita sudah mengejar mereka. Kita akan menghadang mereka di jalanan menuju pusat kota. Di sana sepi, dan jarang dilewati mobil." Sena menjelaskan dengan detail. "Kerja bagus," ucap Gio. Sebuah seringai muncul di wajah dinginnya. "Kamu tidak lupa dengan barang yang aku pesan, kan?"Sena melirik Gio d

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Rapuh.

    "Ana," panggil Gio sambil berlari mendekati adiknya yang terduduk di kursi depan ruang UGD sebuah rumah sakit. Renjana menoleh dan langsung berdiri, "Kak, apa. Ayu sudah ketemu?" tanyanya penuh harap. Gio menggeleng. "Belum," jawabnya denga suara pelan yang langsung membuat Renjana kembali terduduk lemas. Lelehan bening mulai merembes di pipi putihnya. Gio tak tega dan langsung memeluk sang adik. "Sekarang memang belum ketemu, tapi kamu jangan khawatir aku sudah memerintahkan orang-orangku untuk mencari Ammar ke seluruh kota. Aku juga minta bantuan Sena untuk mencari informasi calon penumpang pesawat ke Jakarta. Papa juga sudah membuat laporan ke polisi. Aku yakin tidak lama lagi pasti akan kabar baik." "Aku takut Kak," ucap Renjana sambil menangis. "Sekarang Bunda kritis dan Ayu hilang. Aku nggak bisa membayangkan jika aku---" Renjana tak sanggup melanjutkan ucapannya. Tangisnya pecah begitu kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi terlintas di pikirannya. Karena shock

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Sebuah kesempatan

    Pagi ini saat Ammar membuka jendela kamar, matanya menangkap seluit tubuh kecil yang menarik perhatiannya. Di teras rumah depannya nampak Dahayu sedang bermain seorang diri. Entah kemana ibu dan neneknya? Tak biasa gadis kecil itu ditinggak seorang diri. Tak bisa menahan Ammar pun langsung berjalan keluar rumah. Mendekati pagar setengah badan yang membatasi area rumah sang mantan istri dengan jalan. "Hai...." sapa Ammar sambil melambaikan tangannya pada sosok kecil yang sedang menaiki sepeda roda empatnya. Gadis kecil itu menoleh dan menatap Ammar dalam diam. "Kita pernah pergi ke mall bersama. Kamu masih ingat saya?" kata Ammar lagi. Dan yang tak bisa pernah Ammar sangka.... Gadis kecil itu tersenyum lebar. "Hai Om Ammar," sapanya balik, turun dari sepeda lalu berjalan mendekati pagar. Ammar tertegun dengan tubuh tiba-tiba membatu. Tak pernah menyangka akan mendapatkan reapon baik dari sang putri semata wayangnya. "I-ya, ini Om Ammar." Ammar terbata saking senangnya. "O

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Pertemuan dengan kelurga Sena.

    "Kenapa?" tanya Rahmah pada Akmal. Wanita itu langsung menoleh pada sang putra yang juga nampak terkejut. "Apa kalian ada masalah?" Lanjutnya. Arsena menggelengkan kepalannya. Dirinya juga merasa bingung. Sebelumnya tidak ada masalah antara dirinya dan Renjana. Entah mengapa tiba-tiba wanita membatal rencana pernikahan mereka. "Ana kamu marah sama Sena?" Kali ini Rahma mengalihkan pandangannya pada Renjana yang duduk di sebelah Akmal. Malam ini pertemuan dua keluarga. Rencananya untuk membahas acara lamaran dan pernikahan namun tiba-tiba Akmal mengucapkan permintaan maaf dan membatalkan semua rencana. "Saya tidak marah Tante," jawab Renjana. "Lalu kenapa tiba-tiba menolak lamaran Sena?" Rahma nampak sangat kecewa. "Ma, tenanglah dulu. Biarkan mereka memberi penjelasan." Bara Danuja berusaha menenangkan istrinya. Ergio dan Laela hanya diam memperhatikan. Membiarkan Akmal yang menjelaskan. Akmal mendesah berat. Arsena pria yang baik, keluarganya juga bisa menemuka

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Sebuah somasi.

    Gio sudah menunggu di depan rumah. Dengan wajah tegang pria itu mondar-mandir menunggu sang adik yang katanya sudah di perjalanan pulang. Beberapa saat kemudian sebuah mobil berhenti di depan pagar rumah. Pria itu segera membuka pintu pagar begitu melihat sang adik dan keponakan yang jeluar dari kerta besi itu. "Kalian baik-baik saja?" tanya Gio segera mengambil alih Dahayu dari gendongan Renjana. Adiknya itu terlihat gemetaran. "Kami nggak papa," jawab wanita berhijab itu. "Harusnya kamu tidak pergi sendirian. Kenapa tidak menghubungi aku lebih dulu sebelum menemui pria itu." Gio kecewa dengan keputusan adiknyae menemui Ammar tanpa memberitahunya lebih dulu. Bukan karena marah lebih, tapi lebih ke khawatir. Pikirannya mendadak kecau dan parno setelah mendapat balasan chat sari adiknya itu yang memberitahu sedang dalam perjalanan pulang setelah menemui Ammar. "Maaf. Tadi aku pikir, kasihan Kak Gio kalau harus bolak-balik karena aku," Gio menghela nafas, menatap sendu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status