Suara teriakan Pak Hadi cukup keras, hingga membuat semua orang yang berada di dalam kamar terjingkat kaget, juga keheranan.
Lalu, dengan rasa panik juga penasaran, baik itu Bu Irma, dan Pak Bagus beserta istri, langsung saja berlari menuju ke depan ruang.
Begitu sampai, mereka bisa merasakan suasana di luar semakin mencekam dan menegang, di saat melihat amarah Pak Hadi yang seolah akan meledak.
"Ada apa lagi to, Pak? Dari tadi marah-marah terus?" Sang istri yang merasa khawatir, segera mendekat.
"Gimana Bapak gak marah? Kalau Ibu tahu apa yang telah dilakukan Nak Langit pada Cahaya, pasti Ibu bakalan marah juga kaya aku."
"Maaf, Pak Hadi. Memangnya apa yang telah dilakukan Langit?" sela Pak Bagus, yang bergerak mendekatinya juga.
"Anda bisa tanyakan saja pada mereka!" Dengan tatapan tajam, Pak Hadi menunjuk ke arah Revan dan Aditya. Seolah lelaki paruh baya yang suka sekali memakai kemeja batik itu, terlihat begitu marah pada keduanya.
Lagi dan lagi, dua pria itu tampa