Terpaksa Menikahi Anak Majikan
Dalam keadaan mabuk, Langit yang menganggap Cahaya sebagai kekasihnya, menariknya paksa masuk ke dalam kamar. Hingga hampir saja pria tersebut melecehkannya.
Namun, sebelum itu terjadi, untung saja kedua orang tua Langit memergokinya dan bisa mencegahnya. Jelas kedua orang tuanya pun merasa sangat malu dan marah besar kepada Langit. Hingga memaksanya untuk segera menikahi Cahaya saat itu juga.
"Papah gak mau tau, pokoknya kamu harus bertanggungjawab, nikahi Cahaya sekarang juga!" tandas Bagus ayah dari Langit, tak terbantahkan.
Akankah pernikahan Langit dan Cahaya bertahan lama, terlepas dari keduanya yang tak saling cinta? Dan bahkan, Langit sangat membenci dan memandang redah Cahaya yang notabenenya hanyalah seorang pelayan di rumahnya.
Lalu, ketika sang kekasih yang masih sangat ia cintai telah kembali, apakah Langit lebih memilih untuk tetap bersama Cahaya, atau malah sebaliknya?
Yuk, ikuti saja kisah selanjutnya hanya ada di sini!
Read
Chapter: Salah Paham Di saat melihat pintu terbuka, Langit yang baru saja sampai di apartemen, ingin segera masuk. Namun, tanpa terduga ia malah melihat sebuah adegan mesra istrinya yang tengah berpelukan dengan Aditya. Sontak saja membuat sangat marah. Matanya terasa panas, darahnya pus seolah langsung mendidih seketika. "Apa-apaan ini?" teriaknya geram. Dengan mendorong kasar ia memisahkan keduanya. Tentu, dua orang itu langsung tampak sangat syok melihatnya. "Kak Langit!" "La-langit!" pekik keduanya secara bersamaan. "Oh, jadi ini kelakuan kalian di belakang aku, huh?" "Tidak, bukan-bukan seperti itu." Dengan wajah panik, jelas keduanya langsung gelagapan dan menggelengkan kepala membantahnya. "Ini hanyalah salah paham, Lang! A-a-ku tadi cuma--" "Cuma apa, huh?" Seraya tersenyum sinis, Langit memotong ucapan Aditya. "Kau memang sengaja mengambil kesempatan ini buat ngedeketin Cahaya 'kan?" tuduhnya, dengan mata berapi-api, penuh amarah ia mendorong pundak Aditya kasar. Hingga Aditya
Last Updated: 2025-04-26
Chapter: Datang Ke Apartemen Keesokan paginya. Dengan rasa pusing di kepala, perlahan Langit mulai terbangun. Sambil memegangi kepala, tiba-tiba saja perutnya terasa seperti diaduk-aduk. Hingga membuatnya langsung berlari menuju ke kamar mandi, dan memuntahkan isi perut di sana. "Huek-huek!" Otomatis Revan yang semalam terpaksa harus tidur di apartemen milik lelaki itu jadi terbangun dan merasa terheran-heran melihatnnya. "Lah, kenapa lagi tuh, si Langit? Pakai acara muntah-muntah segala? Udah kaya orang yang lagi hamil aja deh, dia," ocehnya membatin. Sesudah isi perutnya telah terkuras habis, dengan wajah pucat dan lesu, Langit berjalan lunglai keluar dari kamar mandi. "Kau ini kenapa, Lang?" tanya Revan. Sontak membuat Langit yang tak menyadari akan kehadirannya pun terjingkat dan menoleh ke arahnya kaget. "Revan! Ngapain kau di sini?" Dengan dahi mengerut, lelaki bermanik kecoklatan itu merasa keheranan. "Hais, kau ini!" Seraya memutar bola mata malas, Revan langsung mendengkus kesal. "Coba a
Last Updated: 2025-04-11
Chapter: Datang Tepat Waktu Sudah sekitar 5 hari yang lalu, Langit tak pernah lagi masuk kerja. Membuat Revan mulai khawatir dan ingin tahu bagaimana keadaannya sekarang. Sehingga sepulangnya dari kantor, ia berniat untuk mengunjunginya di apartemen. Dengan mengendarai mobil putih miliknya, lelaki berkumis tipis itu kini sedang berada di perjalanan menuju sana. Namun, ketika ia baru saja akan membelokkan laju mobilnya ke arah gedung apartemen yang ditinggali oleh Langit, tiba-tiba saja ia melihat sebuah mobil hitam milik temannya itu keluar dari area parkir apartemen. Sontak saja ia merasa keheranan dibuatnya. "Lah, itu 'kan mobilnya Langit. Mau ke mana dia?" gumamnya pelan. Seraya mengerutkan dahi, tatapannya terus menyorot ke arah mana mobil itu melaju. Lalu tanpa pikir panjang lagi, ia bergegas mengikuti mobil tersebut. Mobil mewah berlogo sapi jantan itu melaju dengan kecepatan tinggi menyalip mobil lainnya. Sehingga membuat orang yang mengikuti dari belakang, cukup kesusahan untuk mengejarnya. B
Last Updated: 2025-03-23
Chapter: Jebakan Cellina Dengan memantapkan hati, lelaki tampan yang kini memakai kemeja hitam itu, mulai melangkah untuk memasuki Club. Begitu masuk, dirinya langsung disambut dengan bisingnya suara musik yang memekakkan telinga. Bagai menemukan mangsa yang empuk, dengan mata berbinar, para wanita seksi berbaju terbuka itu melihatnya lapar. Lalu dengan berlomba-lomba mereka ingin mendekatinya. "Hay, Tuan tampan. Bolehkah aku menemanimu?" ucap salah satu wanita bergaun merah terang, tersenyum genit menggodanya. "Iya, Tuan. Pilihlah di antara kami untuk bisa menemanimu malam ini!" sahut satu wanita bergaun maroon mulai lancang mengusap lengan laki-laki itu dengan gerakan sensual. Namun, bukannya senang. Pandangan lelaki berwajah dingin itu tampak langsung melotot tajam ke arah wanita itu. Pertanda kalau lelaki tersebut tidak suka. Otomatis nyali para wanita nakal itu langsung menciut dan tak berani lagi untuk mendekatinya. Lalu, dengan mendengkus kesal, lelaki tegap bertubuh atletis itu langsung saj
Last Updated: 2025-03-19
Chapter: Mulai Bimbang Sudah tiga hari Cahaya mengurung diri di apartemennya Aditya. Dan selama itu pula Langit selalu berusaha menghubungi Cahaya lewat telepon. Namun, gadis itu selalu saja menolak ataupun merejek telepon tersebut. Dia masih merasa sangat malas dan tak ingin berbicara terlebih dahulu dengannya. Ia masih butuh waktu untuk bisa menenangkan pikirannya sendiri, dan berusaha agar bisa memanfaatkan suaminya. Akan tetapi, ini semua terasa sangatlah berat, dan ia pun mulai tampak ragu untuk melanjutkan pernikahan ini. Karena sudah dua kali lelaki yang masih berstatus sebagai suaminya itu telah berbohong dan mengkhianatinya lagi. Bahkan hingga saat ini, dirinya masih sangat-sangatlah mengingat dengan jelas. Di mana di depan matanya sendiri, ia melihat adegan mesra, suaminya yang sedang berciuman dengan Cellina. Betapa sakit dan hancur hatinya kini. Bagai tersayat oleh sembilu, rasa cintanya pun telah koyak, dengan serpihan hati yang telah hancur hingga berkeping-keping. Bulir bening seper
Last Updated: 2025-03-14
Chapter: Bertemu Revan "Ya, baik, Kak." Cahaya mengangguk patuh. Lalu dengan sangat terpaksa lelaki itu pergi meninggalkan Cahaya hanya seorang diri berada di apartemen. Dan ternyata laki-laki berjambang dan berkumis tipis itu pergi untuk menemui Revan. Dirinya memang sengaja sudah janjian buat ketemuan dengannya di sebuah kafe. Tak butuh waktu lama, lelaki berkemeja krem tersebut kini telah sampai di tempat tujuan. Begitu telah sampai dirinya langsung saja mengedarkan pandangan mencari keberadaan temannya tersebut. "Hai, Dit! Aku di sini." Revan yang melihat kedatangannya langsung melambaikan tangan ke arahnya. Aditya yang tengah berdiri di depan pintu masuk coffee shop itu, langsung mematikan handphone. Ia segera mendekatinya dan langsung duduk di kursi yang berhadapan dengan lelaki tersebut. Kemudian Revan memanggil pelayan dan memesankan minuman untuk mereka berdua. "Gimana Langit?" tanya Aditya to the poin. "Ya, gitu deh. Dia masih kacau banget. Kan kau tau sendiri gimana keras kepala
Last Updated: 2025-01-21
Jerat Cinta Ibu Susu Anakku
Betapa terpukulnya Vania, ketika mengetahui bahwa anak satu-satunya, yang baru saja ia lahirkan dinyatakan telah meninggal.
Hingga di tengah keterpurukannya, bagai secercah harapan, sebuah tawaran pekerjaan yang sangat menggiurkan datang padanya. Yaitu menjadi ibu susu dari anak orang kaya.
Tentu saja dirinya yang sangat membutuhkan pekerjaan, langsung saja menerimanya.
Namun, ketika ia mengetahui siapa ayah dari anak yang akan diasuhnya nanti, dirinya pun langsung merasa sangat terkejut dan tak pernah mengira kalau pria itu adalah Rafka Abymana Putra, CEO muda pemilik banyak cabang supermarket, orang yang pernah melewati malam panas dengannya dulu.
Lalu, apakah Vania akan tetap mau menjadi ibu susu dari anak orang yang sangat dibencinya itu?
Atau, lebih memilih untuk pergi?
Read
Chapter: Penampilan BaruSesuai apa yang telah disarankan oleh Tiara, kini Vania benar-benar telah merubah penampilan. Mulai dari rambut yang semula ikal sebahu, kini dibuat lurus dan dipotong sedikit menjadi sebatas leher. Lalu tak lupa pula diwarnai menjadi sedikit kecokelatan. Kemudian agar semakin membuatnya berbeda dari sebelumnya, dirinya kini juga memakai kacamata besar dan memakai masker. Hingga membuat Rafka yang melihatnya pun jadi mengernyit dahi merasa aneh dan keheranan saja padanya. Seraya memicingkan sebelah mata, dalam hatinya berkata, "Ada apa dengan gadis ini? Kenapa sekarang penampilan menjadi aneh begini?" Sementara Vania bisa mengerti akan sikap keheranan lelaki itu. Bagaimana tidak heran, dirinya memang sengaja berpenampilan seperti gadis culun. Dengan kacamata besar, pakaiannya juga sangat-sangat sederhana atau mungkin bisa dibilang norak dan kampung untuk jaman sekarang. "Selamat pagi, Tuan," sapanya tersenyum ramah. Walaupun pria itu tidak bisa melihat senyuman di bibirn
Last Updated: 2025-05-01
Chapter: Menyusun Rencana "Maksudnya adalah, aku ingin membalas perbuatan Dinda padaku dulu," ucap Vania dingin. Dengan wajah tanpa senyum, sorot matanya menggambar ada kobaran api amarah yang membara di dalam hati. "Tunggu-tunggu! Jadi kamu ingin membalas dendam pada sepupumu itu?" tanya Tiara. Vania pun mengangguk. "Iya. Aku akan merusak rumah tangga wanita licik itu. Bukankah dia dulu juga melakukan hal seperti itu padaku?" Tanpa sadar Tiara juga ikut mengangguk. "Karena dia sudah membuat hubunganku dengan Rendy hancur. Maka sekarang aku akan membalasnya." Dengan wajah penuh amarah, tampak jelas, wanita yang memakai kemeja biru muda itu menyimpan dendam pada sepupunya. Tiara bisa mengerti dan memaklumi bagaimana perasaan Vania saat ini. Pasti, sahabatnya itu merasa sakit hati atas perbuatan Dinda padanya dulu. Namun, ia tak pernah mengira kalau Vania berniat akan membalas perbuatan sepupunya tersebut. Tapi, wajar saja sih, jika dia ingin melakukan itu. "Em ... apakah kamu masih mencintai Rendy
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Bertemu TemanDi sebuah kafe kecil pinggir jalan, tampak seorang wanita muda yang duduk di salah satu kursi, tengah menunggu kedatangan seorang teman. Tak berselang lama kemudian, datang seorang wanita cantik berkemeja krem dan bercelana jeans memasuki kafe. Vania, wanita yang tengah menunggunya pun langsung saja melambaikan tangan ke arahnya. "Hay, Ara! Aku di sini," serunya. Wanita bernama Tiara itu segera bergerak menujunya. "Ya Allah, Vania! Apa kabar?" Dengan wajah sumringah, wanita itu langsung saja memeluk sahabatnya yang sudah lama ia rindukan. Karena semenjak Vania pergi dari rumah pamannya, mereka sudah jarang sekali untuk bertemu. "Alhamdulillah aku baik. Kamu sendiri gimana?" Setelah cipika-cipiki, keduanya pun terduduk di kursinya masing-masing. "Alhamdulillah aku juga baik. Em ... maafkan aku, Nia! Karena aku kemarin tidak bisa datang ke pemakaman bayi kamu. Aku turut berdukacita dan aku harap kamu bisa bersabar ya, Nia!" Wajah yang semula terlihat ceria kini berubah se
Last Updated: 2025-04-28
Chapter: Penyesalan Sang Paman "Em ... Paman ingin meminta maaf padamu. Karena mungkin selama ini Paman tidak bisa menjadi orang tua yang baik untukmu." Sebagai paman, yang seharusnya berperan menjadi pengganti orang tuanya Vania, ia merasa tak becus dan hanya jadi beban bagi Vania. "Tidak, Paman. Paman sudah menjadi orang tua yang terbaik bagi Vania." Dengan mata yang berkaca-kaca, tentu saja gadis itu menggelengkan kepalanya, merasa iba melihat pamannya yang tampak sedang sedih dan malah menyalahkan dirinya sendiri. "Tidak, Nia. Paman adalah orang tua terburuk di dunia ini. Nyatanya Paman tidak bisa membimbing istri dan anak Paman agar bisa berperilaku baik sepertimu." Sungguh, di dalam lubuk hati yang paling dalam, lelaki itu merasa sangat kecewa. Mengingat bagaimana sikap buruk istri dan anaknya yang suka semena-mena terhadap Vania. "Bahkan, Paman tidak bisa membela mu di saat kamu sedang terpojok ataupun membutuhkan pertolongan. Dan sekarang Paman hanya menjadi beban. Pastinya kamu sangat kesusahan untuk
Last Updated: 2025-04-25
Chapter: Merasa Aneh Setelah menunggu Dinda keluar dari ruang bayi, baru kemudian Vania masuk untuk memberi ASI baby Al terlebih dahulu. Setelahnya ia pun kembali ke dekat ruang operasi pamannya. Berapa jam kemudian operasi pun telah usai. Ia melihat kalau pamannya kini sedang dibawa ke ruang pemulihan (PACU) untuk dipantau sampai sadar kembali. Setelah sadar, baru pasien di pindahkan ke ruang ICU untuk pemantauan dan perawatan pasca operasi. Dengan wajah yang diliputi penuh kekhawatiran, Vania mengikuti ke manapun pamannya berada kini. Menurut informasi yang ia dapatkan dari dokter yang menangani oprasi pamannya tadi. Setelah operasi, biasanya pasien akan dirawat di ruang ICU selama 1-2 hari untuk pemantauan lebih lanjut, dan rawat inap di rumah sakit dapat berlangsung selama 7-12 hari. Untuk pemulihan penuh, dapat memakan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung dari kondisi kesehatannya si pasien nanti. Kini gadis yang sedari tadi belum sempat mandi ataupun berganti pakaian
Last Updated: 2025-04-21
Chapter: Terusir "Berani-beraninya kamu menuduh Dinda!" Dengan mata berapi-api, wanita bernama Kartika itu terlihat sangat marah pada Vania. "Apa seperti inikah caramu berterimakasih kepada kami, huh?" bentaknya geram. Sembari memegangi pipinya yang memerah dan terasa panas karena tamparan bibinya, wajah gadis itu menunduk dan menggeleng pelan. "Sudah untung keluarga kami mau menampung mu di sini. Tapi apa balasannya? Kamu malah menuduh anakku yang tidak-tidak?" Wanita yang dipanggil sebagai Bibi oleh Vania itu merasa tak terima jika anak gadisnya itu dijelek-jelekkan. Dengan sekuat tenaga, Vania berusaha untuk terlihat tegar. Namun, air mata yang sedari tadi ia tahan, perlahan mulai tampak mengalir membasahi pipi. Sungguh dirinya tidak pernah mengira kalau ternyata, baik itu bibi dan sepupunya begitu sangat membencinya. Sehingga mereka tega melakukan ini semua padanya. "Ayah, lihatlah keponakan kesayanganmu ini!" Dengan penuh emosi, wanita berbaju coklat muda itu menunjuk ke arah Vania. "
Last Updated: 2025-04-18
Chapter: Akhir Yang BahagiaAditama yang datang bersama sang istri, dengan wajah yang tampak masih sedikit sedih memberikan ucapan selamat kepada mantan menantunya. Dengan berlapang dada dan berpikiran bijak, ia beserta istri berusaha untuk saling memaafkan dan lebih memilih berdamai dengan keluarga mantan besannya tersebut. Karena mereka menyadari kalau kesalahan bukan hanya terletak pada Arga saja. Melainkan pada putrinya juga yang sama-sama bersalah karena telah berselingkuh. Lagi pula bila ia memilih untuk memusuhi keluarga itu, mereka sendirilah yang akan merugi. Karena pasti keluarga Dewantara akan langsung menghentikan kerjasama dan mencabut segala investasi pada perusahaan miliknya.Sehingga demi memikirkan kelangsungan perusahaan yang dikelolanya, mau tidak mau kedua paruh baya itu lebih memilih untuk berdamai saja dengan keluarga itu.Nayla yang masih tampak tertegun, tersenyum canggung dan sedikit ragu menyambut uluran tangan manta majikannya. "Te-terimakasih, Nyo-nyonya," ucapnya terbata.Sebenarn
Last Updated: 2024-01-08
Chapter: Menikah Lagi "Wah ... kamu cantik sekali, Nis!" Desi yang baru saja datang bersana Wati, langsung memujinya."Terimakasih!" Nayla tersipu malu."Kamu sudah siap?" tanya Wati menepuk pundaknya.Nayla mengangguk pelan."Ya udah, ayo kita turun sekarang. Tamu-tamu udah pada gak sabar nungguin kamu. Apa lagi si Arga," celetuk Wati dengan sengaja ingin mengodanya."Ih, apaan sih?" Nayla tersipu malu."Hahaha ... ternyata ada yang lagi malu-malu kucing nih," ledek Desi."Ah ... sudah-sudah. Ayo kita harus bawa Nayla sekarang. Kalau tidak, yang ada Tuan Agra nanti sampai ngamuk, gimana coba?" timpal Wati yang masih saja terus mengoda Nayla."Iya-ya, benar. Ya udah. Mari Tuan putri ikut kami ke bawah sekarang!" Nayla hanya busa tersenyum dan menggelengkan kepala melihat tingkah kedua temannya itu. Kemudian kedua gadis itu mengiringi Nayla berjalan menuju pelaminan.Lagi-lagi Nayla seperti merasa Dejavu. Di mana dengan dada yang berdegup kencang, ia merasa sangat gugup. Langkah demi langkah ia ayunkan
Last Updated: 2024-01-08
Chapter: BerbaikanDengan dada berdetak kencang, Arga yang kini masih tetap berada di posisinya. Yaitu berlutut di depan Nayla, sungguh merasa sangat resah dan tak sabar ingin mengetahui jawaban darinya.Begitu juga dengan ketiga orang yang berada di depan ruangan itu pun sama tak sabarnya dengan Arga. Seraya terus mengintip lewat kaca bening yang ada di pintu, wajah mereka tampak menegang dan sangat penasaran ingin segera tau apa yang akan dikatakan oleh Nayla.Sementara Nayla kini masih tertegun menatap Arga. Wajah wanita cantik itu masih tampak bimbang untuk mengambil keputusan.Setelah ia berpikir dengan cukup lama, ia pun mempertimbangkan banyak hal. Mulai dari perkataan Ibunya yang menyarankan untuk memberi kesempatan pada Arga, hingga memantapkan bagaimana perasaannya terhadap laki-laki tersebut. Pada akhirnya ia pun memutuskan untuk memaafkannya."Em ... tapi maaf, Arga. A-aku tak akan memaafkanmu jika kau masih saja berlutut seperti ini," ucapnya.Dengan wajah yang berbinar, Arga mengangkat waja
Last Updated: 2024-01-01
Chapter: Dikerjain Oleh Dua Pria TengilDegh!Seketika itu Nayla tampak syok, panik dan juga sangat cemas mengkhawatirkannya. "Aapaa?! A-arga kecelakaan?" Jelas Nayla langsung terpekik kaget. Begìtu juga Bu Salamah pun sama terkejutnya dengan Nayla. "Ka-kamu jangan bercanda deh, Daniel?" Nayla terbata-bata karena saking paniknya dan juga ketakutan membayangkan hal yang buruk terjadi pada pria itu. "Siapa yang bercanda, Nayla. Beneran Arga sekarang sedang dirawat di rumah sakit ini juga. Da-dan ... keadaanya kini--" Dengan sengaja Daniel menggantung ucapannya. Sehingga membuat hati Nayla semakin menjadi tak karuan. Dengan wajah yang terlihat pucat pasi, ia membayangkan bagaimana keadaan Arga sekarang. Berbagai pikiran buruk mulai bermunculan di benaknya."Kamu tenang dulu ya, Ela! Jangan berpikiran macam-macam dulu!" Bu Salamah mengusap bahunya dengan sangat lembut, berusaha untuk menenangkannya. "Sebaiknya kita melihat Arga sekarang! Di ruang mana dia di rawat?" Wanita paruh baya itu menoleh ke arah Daniel dan Reza. "
Last Updated: 2023-12-30
Chapter: Arga KecelakaanDi tempat kejadian.Arga terlihat pingsan di dalam mobil, dalam keadaan duduk menunduk, kepalanya bersandar di atas kemudi mobil. Ada darah yang menetes di dahi akibat benturan keras dengan setir.Mobil itu menabrak sebuah pohon yang ada di pinggir jalan. Sehingga membuat bemper mobil hancur, lampu pada pecah dan kap mobil terbuka. Asap mengepul dari dalam bagian mesin mobil itu."Tolong ... ada yang kecelakaan. Cepat panggil polisi!" Salah satu pengendara motor dengan sigap berteriak meminta tolong dan menghampiri mobil Arga. "Toolong, tolong ... bantuin korban keluar dari dalam mobil!" teriak laki-laki berjaket kulit berwarna hitam.Sehingga membuat beberapa pengendara motor yang kebetulan lewat di sana, datang membantu. Ada sekitar empat atau lima orang yang turun dari motor berusaha memecahkan kaca jendela mobil.Namun tampaknya agak sulit untuk membuka pengait kunci otomatis mobil Arga. "Ah ... sial, macet susah buat dibuka!" seru yang lainnya sedikit mengeluh.Kecelakaan itu me
Last Updated: 2023-12-30
Chapter: Selamat TinggalBu Salamah yang baru saja kembali setelah mencari makanan di luar buat Nayla sarapan, merasa kaget ketika mendengar suara teriakan putrinya dari dalam kamar. Dengan seketika ia langsung menerobos masuk ke dalam kamar.Dan betapa terkejutnya ia, ketika melihat Arga sedang memeluk paksa Nayla. Lalu dengan sangat geram ia segera mendorong kasar tubuh lelaki itu agar menjauhi putrinya."Apa yang kamu lakukan?" bentaknya seraya menatap nanar pria itu. "Ibu!" Sembari menangis Nayla segera memeluk Ibunya. "Ibu, tolong usir dia dari sini!" tunjuknya ke arah Arga."Aku tidak ingin bertemu dengannya lagi. Tolong jauhkan dia dariku, Ibu!" pintanya. Dengan raut wajah memohon, wanita berpakaian pasien itu tampak begitu tertekan dan sangat membenci Arga."Iya, Ela Sayang. Ini Ibu, Sayang. Sudah kamu yang tenang ya, jangan nangis lagi, ok?" Wanita paruh baya itu balas memeluknya dan mengusap-usap punggunggnya pelan. "Baiklah, Ibu pasti akan menjauhkan laki-laki itu darimu, Ela." Wanita paruh baya i
Last Updated: 2023-12-29

Istri Bayangan Si Om Galak
Karena sebuah insiden kecelakaan, hingga membuat calon istri Rafael mengalami koma. Lalu, secara mendadak orang tua Rafael memaksanya untuk menikahi Raysa, gadis muda yang usianya cukup terpaut jauh dengannya. Untuk dijadikan sebagai istri sementara.
Namun, dibalik itu semua, tanpa sepengetahuan Raysa, ternyata Rafael Aditama Putra berserta kedua orang tuanya itu mempunyai suatu alasan yang membuatnya mau tidak mau harus bersedia menikahinya.
"Pokoknya, Mama gak mau tau. Kamu harus mau menikahi Raysa, titik! Jika tidak, maka jangan pernah kamu memanggilku Mama lagi!" ucap Amanda Ibu dari Rafael.
Lantas alasan apakah yang membuat orang tua Rafael memaksanya untuk menikahi gadis itu? Dan apakah suatu saat nanti Raysa akan mengetahuinya?
Lalu, ketika calon istri Rafael telah tersadar dari koma, kira-kira bagaimanakah nasib pernikahan mereka nanti?
Apakah Rafael akan kembali ke tunangannya dan meninggalkan Raysa? Atau, malah akan lebih memilih untuk tetap bersama Raysa?
Yuk ikuti kelanjutan ceritanya di sini!
Read
Chapter: Dijadikan Sebagai Pancingan Setelah makan malam, Amanda dan Aditama sengaja ingin mengajak Raysa untuk mengobrol di ruang tengah. Sementara Anggia lebih memilih untuk beristirahat di kamar.Terlihat kedua paruh baya itu kini sedang terduduk santai di sebuah sofa panjang yang membentang di tengah ruangan. Sedangkan Raysa masih berada di dapur ingin membuatkan minuman hangat untuk keduanya.Kepada pelayan Raysa sempat menanyakan minuman apa yang biasanya disukai oleh kedua mertuanya. Setelah tau, dengan segera ia langsung membuatnya. Lalu dengan membawa nampan, gadis bergaun krem itu berjalan menghampiri keduanya."Pah, Bunda. Ini Raysa buatkan minuman hangat untuk kalian." Dengan satu per satu gadis berambut ikal sebawah bahu itu meletakan tiga cangkir teh hangat di atas meja. Tidak lupa ia juga membawa sepiring kue basah sebagai cemilan dan teman mereka mengobrol."Oh, terimakasih, Sayang. Kamu ini tau aja, kalau Bunda lagi pingin teh hangat," ucap Amanda tersenyum lembut padanya."Iya, Bunda. Tadi Raysa sempat
Last Updated: 2024-01-29
Chapter: Merubah Penampilan Keesokan harinya.Scarlett Salon, itulan nama Salon kecantikan tempat Raysa bekerja dulu. Sudah berapa tahun yang lalu ia telah bekerja di sana.Pada awalnya sebagai karyawan baru, ia ditugaskan untuk membantu para penata rias atau hairstyallis untuk menyiapkan dan membersihkan semua alat make up yang mereka gunakan.Seiring berjalannya waktu ia bekerja di sana, ia pun diajari bagaimana cara menjadi karyawan di tempat itu. Mulai dari cara mencuci rambut, merawat kuku dan lain sebagainya yang berhubungan dengan semua pelayanan di salon tersebut.Namun, sekarang ia sudah tidak perlu repot-repot lagi untuk melakukan semua itu. Karena sekarang ia sudah menjadi menantu dari anak seorang pengusaha kaya pemilik pabrik, PT pembuatan makanan kering yang cukup tersohor di negeri ini.Sekarang dirinya tak perlu bekerja di salon itu lagi. Karena sesuai dengan apa yang direncanakan oleh adik dan ibu mertuanya, kini ia malah diajak untuk melakukan perawatan di sana. Sehingga membuatnya merasa ragu
Last Updated: 2024-01-26
Chapter: Harus Merubah Penampilan"Oh, jadi itu sebabnya Bunda sampai membenci Tante Amara?" kata Anggia.Raysa menganggukan kepala. "Ya, makanya Bunda gak setuju jika si Om galak itu sampai menikah dengan Lucyana.""Hah, Om galak? O-om gakak siapa, Mbak?" Gadis berkaos putih itu mengerutkan dahi kebingungan."Ya-ya Tuan Rafael-lah, Gia!" jawab Raysa mendengus kesal."Oh, ja-jadi Mbak panggil Kak Rafael siapa tadi? O-OM galak? Bhahaha .... " Tawa gadis muda bermata bulat itu langsung pecah, geli mendengar panggilan mesrah kakaknya untuk suaminya."Ya, terus aja deh, kamu tertawa!" Sembari memutar bola mata malas, Raysa memanyunkan wajah."Hahaha ... ya maaf, Mbak. Habisnya lucu sih. Masa suami sendiri dipanggil Om galak." Sambi terus menahan tawa, Anggia membekap mulutnya yang masih ingin terus ngakak."Ya biarin. Lah, orang bener dia, 'kan emang udah om-om. Mana galak banget lagi. Jadi, ya aku panggil dia Om galak aja," jawab Raysa ketus."Ok-ok, terserah Mbak aja deh, mo panggil dia apa. Tapi yang jelas jika Bunda d
Last Updated: 2024-01-19
Chapter: Masa Lalu AmaraDi balkon, terlihat Raysa duduk melamun sedang memikirkan bagaimana nasib pernikahannya nanti. Karena jujur saja, sebenarnya ia merasa tak nyaman dengan pernikahan yang memang sangat terpaksa ini.Andai saja ini bukanlah permintaan dari Bu Amanda, mungkin ia akan lebih memilih untuk menolak pernikahan ini. Tapi, mau bagaimana lagi? Semua ini juga ia lakukan demi masa depan sang adik. Ya walau terasa berat, kalau bisa ia harus tetap bertahan sampai masa kuliah adiknya selesai. Yang berarti selama kurang lebih 4 tahun lamanya ia harus terus berhadapan dengan pria galak tersebut."Oh, ya Tuhan, apakah aku mampu bertahan selama itu?" Sembari menghela nafas lemas, gadis itu merasa ragu.Puk!Raysa terjingkat kaget, ketika pundaknya ditepuk oleh seseorang dari arah bekakang. Seketika ia menoleh ke orang tersebut. "Bunda!" cicitnya sambil tersenyum canggung."Ternyata kamu di sini, Sayang. Pantesan dari tadi Bunda panggilin, kamu gak ngejawab. Dan setelah Bunda cari-cari. Eh, kamunya malah l
Last Updated: 2024-01-14
Chapter: Jatuh Dari KasurTok-tok-tok!"Rafael, Raysa! Kalian gak papa, kan?" Amanda yang kebetulan melintas di depan kamar sang anak, merasa kaget ketika mendengar suara gaduh dari dalam kamar. Lalu dengan khawatir ia segera mengetuk pintu.Sontak dua orang yang berada di dalam kamar itu terlonjak kaget dan menjadi sangat panik. Lalu dengan kebingungan gadis berambut ikal sebahu itu bergerak mendekati laki-laki yang masih terduduk di lantai. "Em ... maaf, Om! Eh, Tuan. A-ku gak sengaja." ucapnya terbata. Sungguh Raysa merasa tidak enak hati dan sedikit ketakutan padanya. Dengan ragu ia ingin membantunya untuk bangun dan duduk di kursi roda.Namun, baru saja ia akan mengulurkan tangan ke arahnya, dengan sangat galak, Rafael langsung membentaknya kesal. "Jangan sentuh aku!"Otomatis Raysa langsung terdiam dan tak berani untuk menyentuhnya.Tok-tok-tok!"Rafa, Raysa! Buka pintunya!" Suara Amanda kembali terdengar cukup keras. Hingga menarik perhatian penghuni lain untuk datang mendekatinya."Ada apa, Mah?" ta
Last Updated: 2024-01-09
Chapter: Berebut Tempat Tidur Langkah demi langkah, Raysa berjalan mengendap-endap seperti maling, mulai bergerak untuk mendekati ranjang. Walaupun ia sempat merasa ragu, pada akhirnya Ia memutuskan untuk tidur di sana. Namun, baru saja ia naik ke atas ranjang, tiba-tiba saja lelaki yang terbaring di sana membalikan badan dan langsung memberi tatapan tajam padanya. "Hey, apa yang kau lakukan?" bentak Rafael.Raysa sempat terjingkat kaget dibuatnya. Namun, dengan salah tingkah ia pun nyengir kuda. "Eh, ketauan, ya?" cengirnya.Lalu dengan mengeryitkan dahi, lelaki itu terus menatapnya curiga. "Kenapa kau ada di sini? Apa kau sengaja ingin tidur bersamaku?" cercarnya. "Ya ya, jelas aku akan tidur di sini? Kalau bukan tidur di sini, di mana lagi? Masa aku harus di sofa, ih ... engga banget kali. Yang ada nanti badanku pegel-pegel karena tidur di sofa itu," jawab Raysa sengit."Apa kau serius akan tidur di sini? Aku tidak akan menjamin jika sampai terjadi sesuatu padamu nanti!""Hahaha ...." Gadis berpiama pink ber
Last Updated: 2023-12-13