Dalam keadaan mabuk, Langit yang menganggap Cahaya sebagai kekasihnya, menariknya paksa masuk ke dalam kamar. Hingga hampir saja pria tersebut melecehkannya. Namun, sebelum itu terjadi, untung saja kedua orang tua Langit memergokinya dan bisa mencegahnya. Jelas kedua orang tuanya pun merasa sangat malu dan marah besar kepada Langit. Hingga memaksanya untuk segera menikahi Cahaya saat itu juga. "Papah gak mau tau, pokoknya kamu harus bertanggungjawab, nikahi Cahaya sekarang juga!" tandas Bagus ayah dari Langit, tak terbantahkan. Akankah pernikahan Langit dan Cahaya bertahan lama, terlepas dari keduanya yang tak saling cinta? Dan bahkan, Langit sangat membenci dan memandang redah Cahaya yang notabenenya hanyalah seorang pelayan di rumahnya. Lalu, ketika sang kekasih yang masih sangat ia cintai telah kembali, apakah Langit lebih memilih untuk tetap bersama Cahaya, atau malah sebaliknya? Yuk, ikuti saja kisah selanjutnya hanya ada di sini!
Lihat lebih banyakCahaya Putri Aulia, gadis muda yang baru berusia 21 tahunan ini terbangun dari tidurnya. Karena merasa haus, ia ingin mengambil botol air minum yang ada di atas meja samping ranjang. Namun sayang, botol itu dalam keadaan kosong.
"Duh ... mana habis lagi. Terpaksa deh, aku harus ke dapur," gumamnya sembari mengamati botol yang ia pegang. Sebelum beranjak dari tempat tidur, sekilas gadis itu menoleh ke arah samping. Di mana di atas tempat tidur itu terdapat seorang gadis yang usianya lebih muda satu tahun darinya, yang bernama Thalita Shakira Maharani, sedang tertidur pulas di sana.Ya, Cahaya atau lebih akrab dengan panggilan Aya itu sekarang sedang menginap di kamar sang majikan untuk menemani Nona mudanya yang sedang sendirian karena kedua orang tuanya sedang berada di luar kota.Lalu, gadis berambut ikal sebahu itu beranjak dari tempat tidur dan segera ingin menuju dapur.Ceklikk!Namun, ketika baru saja ia keluar dari kamar, dirinya langsung dikagetkan oleh kehadiran sesosok laki-laki tampan bertubuh tegap yang sedang berdiri tepat di hadapannya kini.Dia adalah Langit Rakabumi Santosa kakak laki-laki dari gadis yang sedang tidur dengannya kini. Yang merupakan anak majikannya juga.Penampilan pria itu tampak berantakan, dengan mata yang memerah. Rambutnya pun acak-acakan tak karuan. Kemeja yang ia kenakan juga tak kalah awut-awutan menjulur keluar dari pinggangnya. Bahkan beberapa kancing kemejanya ada yang terlepas, membuat dada bidangnya sedikit terbuka."Ka-kak Langit!" pekik Cahaya membulatkan mata. Ia tidak mengira kalau akan mendapati pria itu di sana.Belum hilang rasa keterkejutan yang dirasakan olehnya, kini gadis itu semakin dibuat kebingungan. Karena dengan tiba-tiba, Langit malah meraih tangannya dan menariknya dengan sangat kasar. "Sini kamu!" teriaknya. Dengan sangat garang lelaki berkemeja hitam itu menatapnya tajam. Seolah lelaki itu begitu marah terhadapnya.Otomatis membuat Cahaya langsung terlihat sedikit ketakutan padanya."Aw ... sakit, Kak! Ka-kak Langit, kenapa?" pekiknya menahan kesakitan di pergelangan tangannnya. Gadis itu menggerakkan tangannya berusaha untuk meronta, hingga botol air yang terbuat dari kaca itu terlepas, jatuh dan pecah di lantai depan kamar.Prang!"Diam kamu! Berani-beraninya kamu malah mencampakannku. Sekarang rasakan akibatnya!" bentak Langit garang."Hah, apa maksudnya? Siapa yang telah mencampakan siapa?" pikir Cahaya merasa linglung, karena tidak mengerti dengan ucapan pria itu.Dengan sangat kasar, Langit terus menyeret paksa tangan Cahaya. Hingga akhinya ia membawanya masuk ke dalam kamar, dan langsung mendorong tubuh ramping itu hingga menghimpitnya ke dinding kamar.Brugh!"Aww ...." Secara reflek, gadis cantik itu kembali terpekik karena kaget. Tiba-tiba saja lelaki itu mendorong tubuhnya ke dinding di sebelah pintu. Punggungnya terasa sakit karena membentur dinding itu.Dug-dug!Dug-dug!Entah mengapa di saat genting seperti ini Cahaya malah merasa sangat gugup dan dadanya berdebar-debar tak beraturan. Karena baru kali ini ia bisa berdekatan secara langsung dengan lelaki tampan itu.Sebenarnya sedari dulu Cahaya sudah mempunyai rasa kagum terhadapnya. Namun ia sadar diri, kalau dirinya hanyalah seorang pelayan di rumah ini yang tidaklah pantas untuk sekedar memaguminya apa lagi mencintainya. Ia bagaikan 'pungguk merindukan bulan' saja apabila ia berani mencintai pria itu. Sehingga ia pun memendam perasaan itu dan hanya bisa mengaguminya diam-diam.Selama beberapa bulan ia bekerja di rumah itu, jarang sekali ia berinteraksi langsung dengannya. Hanya sesekali bertemu dengannya, itu pun tanpa saling menyapa.Sebenarnya Langit orang yang ramah, namun ia terkenal cuek dan pendiam. Sehingga membuatnya tidak berani menyapanya terlebih dahulu, apabila sedang berpapasan dengannya.Namu, kali ini ia malah sedang berhadapan langsung dengannya. Dengan jarak yang begitu dekat seperti ini membuatnya dadanya kempang-kempis tidak karuan."Ya Allah, dia sungguh tampan sekali." Baru kali ini ia bisa menatap secara langsung anak sang majikannya ini. Ia sangat terpesona dengan pria tampan yang kini sedang berdiri tepat di hadapanya itu.Hingga beberapa saat kemudian ia tersadar dari lamunannya, dengan segera ia mendorong tubuh lelaki itu agar menjauh darinya. Namun ....Deg!Gadis itu tertegun, badannya seakan membeku. Seolah-olah ia tidak bisa bernafas karena kehabisan oksigen di dalam ruangan itu. Ia terkejut merasa tidak percaya karena tiba-tiba saja Langit menarik pinggangnya dan langsung memeluk tubuhnya dengan sangat erat."Cellin, aku sangat mencintaimu. Tapi kenapa kau malah pergi dan lebih memilih karirmu itu. Dan bahkan kini kau tega mengkhianatiku, juga?" Lelaki yang kini dalam keadaan mabuk berat itu bergumam dan memeluk wanita yang ia kira adalah kekasihnya."Eh, kak. Aku Cahaya bukan Cellin, Kak." Gadis berambut ikal itu kembali tersadar dan berusaha mendorong tubuh orang tersebut agar bisa terlepas dari dekapannya. "Tolong lepaskan aku, Kak! Sadar, Kak! Aku Cahaya bukan Cellin."Namun, orang itu tak bergeming. Ia masih terus berdiri menghimpitnya. Dengan tangan yang berada di sisi kanan kirinya. Orang tersebut kini terus menatapnya tajam.Kemudian ia malah tertawa. "Hahaha ... ! Sudahlah, Cellina! Jangan berpura-pura lagi! Percuma saja kamu terus mengelak dariku. Karena kali ini aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi!" ucap Langit sembari mengusap sebelah pipinya kemudian mencengkram dagunya."Hah, apa maksudnya ini? Aku yakin dia pasti sedang mabuk. Sehingga bicaranya ngelantur. Aku dapat mencium aroma alkohol dari hembusan nafasnya itu. Sungguh ini membuatku serasa ingin muntah. Dan sekarang aku harus bagaimana nih?" batin Cahaya mulai waspada, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan."Ka-kak Langit, tolong sadarlah! A-aku Cahaya bukan Cellina, Kak!" Cahaya melengos dan menepis tangan itu agar tidak lagi menyentuh wajahnya.Bugh!Dengan penuh amarah, Langit memukul tembok samping wajah Cahaya. Sontak membuat Cahaya tersentak kaget dan semakin ketakutan."Dasar wanita sialan! Selalu saja merepotkan. Mentang-mentang selama ini aku selalu bersikap lembut dan tidak pernah menyentuhmu. Kau pikir aku tidak bisa berbuat macam-macam sama kamu, hah!"Lalu orang itu menunduk dan menempelkan kening dengannya. Bahkan hidung mereka juga bersentuhan. Tanganya menahan tengkuk leher gadis itu, agar kepalanya tidak bergerak. Dan sebelah tangannya lagi memeluk pinggangnya.Cahaya semakin panik, dengan sekuat tenaga mendorong dadanya. "Kak, aku mohon! Lepaskan aku! Kamu salah orang. Jadi tolong lepaskanlah aku!" Namun dorongan itu tak berarti apa-apa bagi orang itu."Diamlah!" Lalu di detik berikutnya ia langsung meyambar bibirnya secara tiba-tiba."Mmphtt ...." Kedua mata Cahaya langsung terbelalak lebar, ia semakin kencang memukuli dada pria itu, meronta-ronta berusaha lepas dari cengkramannya.Sementara orang itu dengan memejamkan kedua mata, masih terus menikmati bibirnya dengan rakus dan kasar."Awww ... !" Namun tiba-tiba ia melepaskan bibirnya dan mengaduh kesakitan karena Cahaya telah menginjak sebelah kakinya.Merasa pertahan orang itu mulai berkurang, dengan sekuat tenaga gadis itu mendorong dada bidangnya. Dan ia berlari ke arah pintu. Sayangnya lelaki itu bisa mengejarnya dan menangkap tubuhnya kembali. Dengan mudah Ia langsung memanggul tubuh ramping itu di bahunya."Ahhh! Lepaskan!" Cahaya terus meronta menggerak- gerakan kakinya dan memukuli punggung pria tersebut.Kemudia ia membopong wanita itu dan menjatuhkanya ke atas ranjang.Brugg!Dengan gerakan cepat pria yang sedang mabuk itu memposisikan dirinya di atasnya dan mengunci tubuh gadis tersebut.'Degg!'Gadis itu semakin shock dan sangat panik karena posisinya kini sungguh membahayakan baginya. Dalam seketika itu juga, dia kembali meronta dan langsung berteriak."Tolong ... Mmhhtpp!"Setelah semua sudah siap untuk mengadakan acara konferensi pers. Kini laki-laki itu terlihat sedang terduduk di sebuah kursi yang menghadap ke meja panjang, dengan beberapa mic yang telah terpasang di depannya. Dirinya terduduk di samping Cahaya. Ia telah siap memberikan penjelasan atau klarifikasi perihal desas-desus pemberitaan tentangnya yang sedang viral saat ini. Sebelum Langit mulai akan mengeluarkan suara. Terlihat lelaki tampan berkemeja hitam itu menghela nafas panjang terlebih dahulu. Kemudian ia menoleh ke arah Cahaya. Seraya tersenyum lembut, Cahaya menganggukkan kepala mantap. Pertanda bahwa ia pun telah siap. Sementara di deretan kursi yang berjejer rapi membentuk beberapa barisan, sudah banyak orang yang sedang duduk manis sudah tak sabar menunggu berita. Ketika melihat kedatangan Langit dan Cahaya, semua orang yang ada di sana mulai kasak kusuk membicarakan pasangan itu. Berbagai spekulasi pun mulai bermunculan di pikiran mereka. Lalu, tak lama kemudian sem
Lagi, dengan rasa haru, gadis itu mengangguk pelan. Langit yang tersenyum sumringah, merentangkan kedua tangan padanya. Segera Cahaya menghamburkan diri ke dalam pelukan sang suami. Suka cita dan bercampur haru yang tiada tara, mereka berpelukan dengan sangat erat dan penuh perasaan. Pada akhirnya, dengan hati lega, mereka bisa melepaskan semua beban yang membelenggu di dalam jiwa. Cukup sudah, keduanya merasa sangat tersiksa batin karena kesalahpahaman yang terjadi kemarin. Dan, sekarang mereka sudah tahu akan semua kebenaran yang memang telah diputar balikkan oleh Cellina. Lama keduanya berpelukan, meluapkan semua kerinduan yang begitu mendalam, kini telah terobati. Jujur, sebenarnya mereka masih saling sayang, juga saling cinta. Tapi, karena permainan licik Cellina, membuat mereka nyaris berpisah. Untung saja, Tuhan masih memberi mereka kesempatan untuk bisa tetap bersama dalam suka dan duka. Membuat mereka berjanji dalam hati masing-masing, akan berusaha untuk bisa menjag
Setelah hampir satu jam lebih, Langit akhirnya tersadar. Matanya mengerjap, terbuka secara perlahan. Dahinya mengernyit tatkala rasa sakit masih menjalar di bekas tusukan di perut bagian kanan. Seraya bergerak pelan, ia meringis kesakitan. Kelopak matanya terbuka lebar, dan ia melihat ada sesosok wanita cantik yang dengan wajah cemas, kini tengah duduk di samping ranjang. "Kak Langit! Alhamdulillah." Penuh haru, mata Cahaya tampak berkaca-kaca. Wajahnya yang semula murung, kini tampak sumringah. Tatkala ia melihat suaminya sadar, hatinya baru bisa merasa lega. "Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar juga, Lang," ucap Pak Bagus penuh syukur. Begitu juga yang lainnya ikut merasa senang melihat lelaki itu sudah siuman. Terutama lagi Bu Sintya. Dengan suka cita, bibirnya tampak merekah, wanita paruh baya itu langsung saja memeluk tubuh lemah putranya haru. "Alhamdulillah, Langit. kamu sudah sadar." Tanpa menjawab, Langit hanya mengangguk pelan. Setelah itu Bu Sintya melepas pelukann
Di depan rumah sakit. Keadaan di sekitar sana menjadi heboh. Kedatangan polisi yang secara tiba-tiba, menarik perhatian banyak orang. Semua orang menjadi keheranan dan mulai bertanya-tanya, apa yang sebenarnya tengah terjadi di rumah sakit itu? Tak lama kemudian, orang-orang itu dikejutkan dengan kemunculan Cellina yang sedang diborgol dan digiring polisi keluar dari rumah sakit. Otomatis mereka pun syok dan spontan langsung merekam kejadian itu. Bisa Anda bayangkan. Tak butuh waktu lama, hanya dalam hitungan detik, video kejadian tentang penangkapan Cellina pun, tersebar luas di jejaring sosial. Dunia maya langsung heboh seketika. Berita-beritanya bertebaran di mana-mana. Tak hanya di internet, juga mulai merambah di televisi. Nama model wanita cantik itu, kini semakin tenar. Bukan karena prestasinya, melainkan tentang skandal tindak kriminal, percobaan pembunuhan pada Cahaya yang salah sasaran. Hancur sudah reputasinya sebagai model. Nama baiknya pun langsung runtuh begitu
Jlebb! "Aargh ...." Wajah Langit, terlihat sangat syok, kedua manik kecoklatan miliknya pun langsung mendelik, tatkala ia merasakan ada suatu benda tajam yang telah menancap di perutnya kini. Seketika itu ia tertegun menatap wajah pucat Cellina yang juga tampak syok melihatnya. Dengan membekap mulut, kedua mata Cahaya sontak membeliak lebar. Saat melihat apa yang kini tengah dilakukan Cellina pada suaminya. Sungguh ia tak menduga, kalau Cellina sampai berani berbuat nekad seperti itu. Tentu saja Revan yang datang bersama Langit tadi, terperangah melihatnya. Lalu dengan sangat panik, ia gegas lari mendekati tubuh lemas Langit yang limbung akan jatuh ke lantai. Dengan tak percaya Revan melihat kalau sahabatnya kini sedang mengerang kesakitan sembari memegangi perutnya yang telah tertusuk pisau oprasi, yang memang sengaja Cellina siapkan untuk menyerang Cahaya. Namun, siapa sangka, ia malah salah sasaran. Karena dengan tanpa terduga Langit yang melihatnya akan menyerang Caha
Di dalam lift, Cellina terlihat panik, raut wajahnya pun tegang, juga ketakutan. Saat melihat Langit yang hampir saja mendekatinya tadi, ia sempat merasa syok dan takut, jika saja sampai lelaki itu bisa menangkapnya. Untungnya ia masih bisa menutup pintu lift itu cepat. Pikirannya kini mulai kalut, merasa kebingungan, apa yang harus ia lakukan sekarang? Namun, hatinya kekeh, tetap akan menjalankan rencananya. "Liat saja, Langit. Aku akan menyingkirkan semua orang yang menjadi penghalang kita. Termasuk juga ya, si gadis kampungan ini. Hahaha ...." Dengan seringai jahat, Cellina menatap sinis ke arah wanita yang masih tampak tak sadarkan diri duduk di kursi roda. "Kalau Cahaya sudah tidak ada. Pastinya kan tidak ada lagi yang akan menghalangiku untuk bisa bersamamu lagi, Langit." Hati wanita itu telah kalap, tertutup oleh ego dan ambisi. Hingga menghalalkan segala cara, agar bisa mewujudkan semua keinginannya. Pintu lift terbuka. Cellina segera mendorong kursi roda itu menuju k
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen