"Tara, ini ponselmu getar terus, kayaknya banyak pesan yang masuk. Mamah keluar dulu sebentar, ya."
Rina menyodorkan ponsel milik Tara, lalu perlahan berjalan meninggalkan ruangan. Sejak siuman dari pingsannya, Tara sama sekali lupa kalau ponselnya tergeletak di atas nakas.
Perlahan, Tara mulai mengecek ponselnya. Dan benar saja, banyak sekali pesan yang masuk. Sebagian dari Dewa, sebagian lagi dari nomor yang tak dikenalnya.
"Nomor siapa ini?" gumam Tara pelan.
Tadinya ia ingin lebih dulu membuka pesan dari Dewa, tapi entah kenapa, hatinya justru terpaut pada pesan dari nomor asing itu. Rasa penasarannya mengalahkan segalanya.
"Video apa ini?"
Pesan dari nomor tak dikenal itu ternyata berisi sebuah video. Jari Tara bergetar saat menekan tombol putar. Detik berikutnya, ia melihat Dewa sedang berbicara dengan Beni.
Seiring gambar bergerak dalam video, wajah Tara perlahan berubah sendu. Matanya mulai berkaca-kaca, napasnya tercekat.
"Jadi selama ini... Kak Dewa menikahiku cuma karena in