Drake mengunci bibir June dengan bibirnya hingga ia membaringkan tubuh June di atas ranjangnya. June berusaha meronta, tetapi sia-sia. Drake terlalu kuat merengkuh tubuh June yang mungil. Drake baru melepaskannya ketika June sudah berbaring di atas ranjang. Namun saat ciuman hangat itu terlepas, June tidak bisa berkata apa-apa. Padahal sejak tadi ia sudah punya banyak kata makian yang mengantri untuk diucapkan.
Mata hazel indah itu menatapnya dengan lembut. June terpana. Rasanya mata hazel ini selalu tampak tajam, tapi kali ini terlihat amat lembut. Mungkin June pernah melihatnya sebelumnya, tetapi setiap kali rasanya seperti pertama kali.
“Tidurlah, June. Aku akan mengompres kepalamu yang panas itu,” katanya. Tetap saja nadanya memerintah, tapi June tidak bisa berkata apapun.
“Apa yang kamu lakukan?”
“Hmm?” tanya Drake sambil mengambil handuk yang ia basahi.
“Barusan...”
Drake mendekat ke arah