Luka? Luka apa? Apakah Tuan Rezvan pernah terluka? Separah apa?
Aku sedikit memutar otak keras. Entahlah mengapa aku menjadi begitu penasaran akan masa lalu Tuan Rezvan sendiri. Ada apa dengan pria itu sebenarnya?"Sebagai seorang ayah, saya merasa gagal dalam membimbing Rezvan. Saya, begitu sangat banyak melakukan kesalahan yang mungkin tidak bisa dimaafkan. Penyesalan itu memang sangatlah menyakitkan. Kami memang terlihat baik-baik saja. Namun, ibarat air dan minyak, batin kami tidak terkait antara satu sama lain. Ada batasan tak kasat mata yang tak bisa dilampaui oleh satu sama yang lain."
"Saya harap, kau mampu menjadi harapan baru untuk Rezvan. Jujur, saya tidak pernah melihat pria muda itu seantusias ini ingin menikahi seorang wanita. Sebagai seorang pria yang sangat susah memegang komitmen atas sebuah hubungan, tidak mungkin tanpa sebuah alasan yang jelas dia berubah pikiran." Ucapan ayah Tuan Rezvan membuat bibirk