Para pengurus Gate yang berasal dari Asosiasi Hunter tiba di lokasi gate itu. Mereka mengenakan pakaian hitam putih dan juga jass hitam serta menggunakan kacamata hitam untuk menutup mata mereka.
"Pengurus Gate dari Asosiasi telah tiba" teriak beberapa wartawan setelah mereka melihat para pengurus gate.Kedatangan para pengurus membuat salah satu wartawan dari mereka mendekati pengurus gate dengan cepat dan bertanya; "Kenapa sampai sekarang para Hunter belum tiba?" Pengurus Asosiasi itu menjawab, "Sebentar lagi mereka akan segera tiba dan akan ada 2 Guild yang turun ke sini, jadi dimohonkan untuk semuanya agar tidak usah panik."Para wartawan mengungkapkan, bahwa seperti yang diketahui Gate dengan Rank (B) bukanlah Gate yang mudah, karena di dalam gate tersebut banyak sekali monster yang lebih kuat baik itu Orc, Wolf, Snake, tidak menutup kemungkinan juga jiga ada Hight Orc. Itulah sebabnya melakukan pembersihan ini bukanlah hal yang mudah sekalipun untuk Hunter Rank (A).Kim-Ryu telah sampai ke tengah kota dan memikirkan bagaimana cara ia masuk tanpa diketahui. Kim-Ryu Menunggu dengan sabar agar mendapatkan waktu yang tepat. 'Ya sekarang waktunya' pikirnya dan langsung menuju ke arah pintu masuk gate tersebut. Dia memasuki gate tersebut ketika semua orang tertuju pada kedatangan para Pengurus Gate Asosiasi Hunter Korea Selatan.Gate/Gerbang Monster Rank (B)Sesampainya di dalam, dia merasakan bahwa gate ini sangat berbeda dengan gate Rank bawah yang dia masuki, atmosfer gate Rank (B) benar-benar merupakan sesuatu. Namun, tanpa berpikir panjang dia terus masuk jauh kedalam gate tersebut.Tiba-tiba terdengar suara lolongan serigala, desis ular, serta hentakan kaki yang besar sedang mengguncang tanah. Kim Ryu memasang wajah kebingungan, dia tidak tahu apa yang sedang terjadi.Yang terjadi tanpa Kim-Ryu sadari adalah para monster gate Rank (B) telah merasakan manusia memasuki sarang mereka.Orc itu berbicara dan mengatakan, "Berani sekali manusia rendahan seperti kalian masuk ke tempat kami!" kata Orc itu setelah merasakan adanya manusia. Tidak berlama-lama, Orc itu memerintahkan anak buahnya untuk mencari dan menyerang manusia yang dimaksudkan tersebut.Kim-Ryu masih berusaha untuk mencari keberadaan para monster itu, tetapi di balik kegelapan terdengar suara hentakan yang kaki menandakan para monster sedang berlari ke arah-nya.Kim-Ryu dengan sigap menyambut para monster itu, tidak lupa dia menyalahkan penerang yang di bawahnya sebelum masuk. Kim-Ryu terkejut melihat jumlah monster Orc yang sedang berdatangan ke arahnya dan mengejarnya.Dia berlari menghindari para monster itu dengan cepat!Ketika Dia sedang berlari, dia melirik ke arah Kiri dan Kanan, berusaha mencari tempat yang baik untuknya bertarung. Kim-Ryu mulai kelelahan dan mengatur nafasnya. Tidak ada tempat yang cocok untuk dia bertarung, setelah berlarian cukup jauh, hasilnya dia menemui jalan buntu."Manusia! sekarang kau masih memikirkan bagaimana caranya untuk kabur dari Kami?" ucap orc itu kepada Kim-Ryu.Ternyata pemimpin Orc mengikuti anak buahnya dari belakang untuk mengejar manusia yang mereka lihat itu.Tertawa! Orc menertawakan manusia yang sedang terpojok.Kim Ryu melihat pemimpin orc yang tinggi dan besar, belum selesai melihat pemimpin orc serta menemukan cara untuk melawan Orc, Serigala datang bergabung dengan para Orc."Sialan!" gumam Kim-Ryu.Situasi sekarang ini benar-benar sulit, terlalu berat untuk dijalani seorang diri. Kim-Ryu sempat berpikir kalau keegoisannya menghantarkan dia kepada kematian.Dia berpikir keras untuk mencari jalan keluar!"Jangan meremehkan manusia! Aku akan menunjukkan bagaimana kegigihan manusia untuk bertahan hidup!" teriaknya kepada para monster itu dengan kesal.Kekeke! Pemimpin orc tertawa lagi.Kim-Ryu berlari menuju ke arah para Orc itu. Dia tidak menyerang, dia berusaha menghindar. Karena Orc memiliki badan yang besar, jadi cukup baginya untuk berusaha masuk keluar dari kaki mereka.Para Orc mengayunkan senjata mereka ke arah Kim-Ryu, sayangnya tidak ada satupun dari mereka yang berhasil mengenai Kim Ryu."Manusia Sialan!" ucap kesal Pemimpin Orc karena melihat anak buahnya dipermainkan. "Guncangkan tanahnya" perintah Pemimpin mereka. Bawahannya langsung mengikuti apa perintah pemimpin mereka. Secara serentak mereka menghentakkan kaki mereka.Tanah Terguncang!Kali ini mereka tidak mencoba memukul Kim-Ryu, tetapi menghambat pergerakan Kim-Ryu. Seiring berjalannya waktu, Kim-Ryu mulai kesulitan untuk mempermainkan mereka lagi.Saat itu juga Kim-Ryu melihat peluang baginya. Karena para Orc tidak mengincarnya melainkan tanahnya, Kim-Ryu mengambil kesempatan untuk menyerang mereka.Menebas!Karrk...! Erangan para Orc yang kesakitan.Menebas lagi!Kim-Ryu menebas kaki mereka perlahan, karena 'Dagger' miliknya beracun, itu membuat para Orc perlahan melumpuh. Bahkan Pemimpin mereka dibuat lumpuh Kim-Ryu, tentu saja itu membuat para Orc lain kesal, karena Orc tidak suka dengan kelicikan."Sudah kukatakan sebelumnya bukan? aku akan menunjukkan bagaimana cara kami bertahan." ucap Kim-Ryu sambil tersenyum dalam pelariannya.Awoo! Lolongan serigala yang ditunjukkan untuk Kim-Ryu. Tidak hanya Serigala saja, bahkan Ular yang kecil berbisa mulai berdatangan.Desis ular terdengar!Kekeke! tawa kesenangan pemimpin orc, "Kali ini kamu akan mati!" kata pemimpin orc yang sedang tersungkur dengan percaya diri.Monster-monster berdatangan, semakin banyak membuat Kim-Ryu kesusahan. Kim-Ryu melirik ke arah para Orc, dia mencari Orc yang bisa dia gunakan. Kim-Ryu bergerak cepat menuju ke arah para Orc. dan para Orc pun terlihat senang karena musuh mereka sedang menghampiri mereka."Kemarilah! aku sendiri yang akan membunuhmu!" ucapnya dengan penuh percaya diri karena melihat Kim-Ryu menuju ke arahnya.Sedikit lagi Kim-Ryu sampai tepat di depan para Orc. Dia melompat dan menarik salah satu tangan Orc yang diincar, dan langsung memotongnya.Menebas!Kerrk...! Erangan kesakitan Orc karena tangannya dipotong.Pemimpin Orc mereka berteriak![Pemimpin Orc Mengaktifkan Skillnya <Orc Domination>]Urght! Erangan Kim-Ryu ketika dia mendengar teriakan itu.Akibat Skill tersebut, Kim-Ryu menjadi kesusahan menjaga keseimbangannya, Skill milik Orc itu juga benar-benar menekan dirinya."Bunuh Makhluk sialan Itu Wolf!" teriak kesal pemimpin orc.Lolongan Serigala! Serigala itu juga berpikir demikian.Kim-Ryu berlari sambil memegang salah satu tangan milik Orc yang dia ambil, dengan begitu ular-ular yang akan mendekatinya akan dia bunuh dengan tangan Orc tersebut.Tentu saja itu sesuai dengan bayangan Kim-Ryu, para ular itu menyerangnya dan dia membunuh mereka menggunakan lengan Orc, bahkan patukan ular hanya mengenai tangan Orc itu."Aku yang akan membunuh kalian!" ucapnya sambil mengejar para ular kecil itu.[Level Up][Level Up][Level Up]Kim Ryu melihat Notifikasi [System'] kalau dia berhasil naik Level. "Yeah! ini sebuah keuntungan" sahutnya kegirangan. "Ular sialan kesini! apa kalian pikir dengan ukuran yang kecil seperti itu bisa membunuhku?" Menyeringai dan lanjut mengejar ular-ular itu.Monster ular yang mengejar Kim-Ryu tidaklah besar, ukurannya sama seperti ukuran ular pada umumnya. Namun mereka tetaplah monster. Patukan dari para monster ular itu bahkan bisa langsung membunuh manusia walaupun mereka adalah para Hunter berlevel tinggi sekalipun.Namun, Kim-Ryu telah mempersiapkan serangan balasan. Dengan kombinasi [Sprint], [Vitality], dan [Teleportation], dia bergerak dengan kecepatan yang sulit diikuti oleh mata biasa. Orc besar itu bahkan belum sempat menyadari dari mana serangan itu datang ketika pedang Kim-Ryu menembus punggungnya dengan presisi mematikan."Brengsek! Apa yang kau lakukan, manusia lemah!" raung Orc itu dengan darah menyembur dari mulutnya.Kim-Ryu menarik pedangnya dengan satu gerakan cepat, memotong urat vital Orc itu dan menjatuhkannya ke tanah dengan suara berdebum berat. Tanah di sekitarnya bergetar, dan Kim-Ryu melangkah mundur, menarik napas dalam-dalam untuk mengatur kembali energinya.[System: "Anda telah mengalahkan Orc Berserk."][System: "Poin tambahan diberikan: 300 poin."]Kim-Ryu menyeka keringat di dahinya, merasa kelelahan mulai merayapi tubuhnya. “Ini bahkan belum bos terakhir. Masih ada lagi," gumamnya, mengingat bahwa di dalam Gate Rank (S) tidak hanya ada satu bos. "Ayo kita akhiri ini
Setelah misi selesai, anggota kelompok Kim-Ryu kembali ke asrama untuk beristirahat. Mereka semua tampak kelelahan, kecuali Kim-Ryu yang langsung menuju kamarnya. Dia hanya kembali untuk satu alasan—mengganti pakaiannya menjadi serba hitam. Pikirannya sudah terfokus pada satu hal: Gate Rank (S).Begitu Kim-Ryu mengenakan pakaiannya yang baru, dia langsung keluar dari kamarnya. Namun, baru beberapa langkah, dia mendengar suara benturan keras tidak jauh dari pintunya. Telinganya tajam, menangkap suara pukulan dan jeritan yang datang dari kamar lain."Bugg… bugg… eghtt… ahhh… Tolong hentikan!" Pria yang dipukuli itu berteriak meminta belas kasihan. Suaranya terdengar lemah dan putus asa, bercampur dengan suara lain yang lebih kasar."Sudah kukatakan sebelumnya, kamu seharusnya memancing para monster di dalam Gate itu!" Suara itu penuh amarah, terdengar jelas seseorang dihajar habis-habisan.Kim-Ryu berhenti sejenak, mendengarkan. Nalurinya sebagai pejuang memintanya untuk membantu, tetapi
Di hadapan Kim-Ryu, tubuh-tubuh anggota kelompok yang berusaha mencegatnya terkapar tak berdaya. Wajah mereka penuh luka, mata terbelalak dalam ketakutan yang tak terkatakan. Para murid yang menyaksikan pemandangan itu berdiri terdiam, mulut-mulut mereka setengah terbuka dalam keterkejutan. Beberapa petugas medis yang berjaga di sekolah segera melesat menuju lokasi, menyusuri kerumunan dengan langkah cepat."Siapa yang melakukan ini?" salah satu petugas medis bertanya dengan nada cemas, sambil memeriksa denyut nadi salah satu korban.Murid-murid yang menyaksikan kejadian itu serentak menunjuk ke arah Kim-Ryu. Mata mereka terfokus pada sosok yang berdiri tenang di tengah-tengah lapangan."Permisi, apakah Anda yang menyebabkan ini?" tanya petugas medis dengan hati-hati, matanya memandang langsung ke arah Kim-Ryu."Bukan aku," jawab Kim-Ryu, suaranya datar tanpa emosi.Petugas medis terlihat ragu. "Jangan bohong, semua murid di sini menunjuk ke arahmu!"Kim-Ryu mengalihkan pandangannya ke
Kim-Ryu tidak menghiraukan ejekan dari teman-temannya. Baginya,menanggapi mereka hanya akan menambah beban dan melelahkan pikirannya. Tanpaberkata sepatah kata pun, dia berdiri dan berjalan menuju perpustakaan sekolah,meninggalkan sorakan dan tawa sinis yang semakin keras di belakangnya.Sesampainya di perpustakaan, Kim-Ryu segera mencari buku kamusbahasa Jerman dan Inggris. Baginya, belajar bahasa baru bukanlah tantanganbesar, namun lebih seperti latihan mental yang mengasyikkan. Dengan ketekunanyang tak kenal lelah, dia menghabiskan seluruh hari untuk mendalami kedua bahasatersebut.[System: “Selamat, Anda mempelajari Bahasa Baru”] Prosespembelajaran 50% untuk Bahasa Jerman. [System:“Selamat, Anda mempelajari Bahasa Baru”] Proses pembelajaran 60% Bahasa Inggris.Perpustakaan Sekolah Hunter berbeda dari perpustakaan biasa. Tidakada jam operasional yang ketat, dan tempat ini terbuka sepanjang waktu,menawarkan ruang bagi para murid yang haus akan pengetahuan. Kim-Ryumemanfaa
Setelah pengumuman selesai, semua peserta segera menuju kamar mereka masing-masing. Untuk mencegah perebutan kamar asrama, pihak sekolah telah memasang nama-nama peserta di balik pintu saat mereka berkumpul di lapangan.Langkah ini cukup efektif, meski tetap ada beberapa peserta yang mengetuk pintu peserta lain untuk menukar kamar. Alasan mereka mungkin sederhana, seperti mencari kamar yang dianggap lebih baik, meskipun semua kamar di asrama sebenarnya identik, tanpa perbedaan yang berarti.Namun, ketika diperhatikan lebih dekat, ternyata mereka menukar kamar agar bisa berdekatan dengan teman-teman yang sudah mereka kenal. Sementara itu, Kim-Ryu, yang pendiam dan tidak mudah bergaul, hanya fokus pada apa yang perlu dia lakukan. Selama tidak ada yang mengganggunya, semua akan baik-baik saja.Baru saja Kim-Ryu berpikir demikian, suara ketukan terdengar di pintu kamarnya. Tok... tok... tok... Suara ketukan itu pelan dan sopan, tapi Kim-Ryu yang kelelahan memutuskan untuk tidak segera memb
Perjalanan dari Korea Selatan ke Jerman memakan waktu sekitar 9 hingga 12 jam. Waktu yang panjang ini terasa berbeda bagi Kim-Ryu. Selama berjam-jam, dia merasakan kedamaian yang jarang dirasakannya. Tidak ada gangguan, hanya keheningan yang menyelimuti kabin pesawat. Sesekali, ia memandang keluar jendela, mengagumi hamparan awan putih yang terlihat begitu damai. Pandangan itu mengingatkannya betapa jarangnya ia melihat keindahan seperti ini, karena selama ini, hidupnya selalu diwarnai darah, monster, dan pertempuran.Namun, Kim-Ryu tahu kedamaian ini tak akan bertahan lama. Sesampainya di Jerman, semuanya akan berubah. Tempat tinggal baru, budaya baru, dan lingkungan yang sama sekali berbeda. Ia harus menyesuaikan diri dengan banyak hal. Lamunannya terhenti ketika suara pilot terdengar, memberitahukan bahwa pesawat akan segera mendarat."Para penumpang, harap bersiap untuk segera turun."Kim-Ryu segera merapikan diri. Tak lama kemudian, pesawat mendarat di Bandar Udara Berlin Tegel, t