19.36 – Kantor, Ruang Project
Hujan turun pelan. Kantor sudah mulai sepi.
Tinggal dua orang yang masih duduk menatap layar masing-masing—Kirana dan Ares.
“Klien baru aja balas. Mereka minta revisi tone campaign yang launching minggu depan,” ucap Kirana, menatap layar dengan wajah datar.
Ares mengusap wajahnya. “Great timing. Padahal ini waktunya orang normal udah buka sesi wine.”
Kirana hanya mengangkat bahu. “Gue biasa kok begini.”
Ponselnya tiba-tiba bergetar. Notifikasi grup:
“Kirana, jadi dateng gak?”
“We’re already at the usual spot!”
“Kok belum OTW?”
Kirana membaca sekilas. Jemarinya langsung mengetik satu balasan:
“Skip.”
Lalu ponselnya dimatikan. Disimpan ke dalam tas.
Ares yang duduk di seberangnya hanya menatap, satu alis terangkat. Dia mengira itu pasti teman teman Kirana di jumat dan sabtu malam.
“Lo ngorbanin Friday night lo buat revisi?”
Kirana menatap Ares sejenak. “Gue gak suka half-hearted. Kalau kerja, ya kerja. Kalau main, ya full gas.”
Ares tersenyum pelan. “Kayakn