Chapter: Bab 23 – Pilihan yang Tak SederhanaPagi itu, apartemen Ayuna terasa sunyi. Hana sudah berangkat sekolah bersama Ibu Nur yang kini justru sering membantunya, setelah dulu nyaris jadi sumber masalah. Ayuna berdiri di depan cermin, memandangi wajahnya yang tampak lelah—mata sembab dan kulit pucat tak bisa disembunyikan dengan riasan tipis.Kata-kata Bu Rumi masih terngiang jelas dalam kepalanya. Tentang cinta. Tentang keberanian. Tentang ketidakadilan yang harus dihadapi sendiri.Teleponnya berdering. Nama Vina muncul di layar. Ayuna ragu sejenak, lalu menjawab.“Yun, gue harus bilang sesuatu,” kata Vina tanpa basa-basi. “Hari ini, nama lo muncul di grup kantor Mahendra Creative. Ada gosip lo dibilang jadi ‘simpenan’ bos besar. Lo ngerti artinya?”Ayuna membeku.“Aqil...?”“Dia nggak ngomong apa-apa. Tapi orang-orang mulai tanya-tanya. Beberapa ada yang nyari tahu siapa lo sebelum kerja jadi kontrakannya. Gila, Yun. Gila banget.”Ayuna menarik napas panjang. “Vina, kalau ini makin besar... gue nggak bisa nyeret lo juga ke
Last Updated: 2025-05-02
Chapter: Bab 22 – Tumbal yang Tak TerucapMalam itu, Ayuna duduk sendiri di balkon rumahnya. Hana sudah tidur, dan Vina baru saja pulang. Ia menatap langit Jakarta yang kelam, lampu-lampu terlihat samar dari balik tirai tipis yang bergerak perlahan.Di tangannya, surat pengunduran diri dari beasiswa masih terlipat rapi. Ia belum benar-benar menyerahkannya—meski dalam hati, ia sudah mulai melepaskan banyak hal.Lalu ponselnya berbunyi. Sebuah pesan dari nomor tidak dikenal masuk:“Besok pukul 10 pagi. Café Nostalgia, Jl. Suryo. Datanglah sendiri. – Nabila.”Ayuna memandangi layar itu lama. Dalam benaknya, terngiang ucapan Vina beberapa hari lalu:"Kadang, lo harus tahu siapa musuh lo sebenarnya, Yun. Bukan cuma dari kata-kata, tapi dari caranya tersenyum didepan lo , sambil nyiapin pisau dari belakang."Keesokan paginya, Ayuna datang ke kafe itu dengan jaket panjang dan syal, mencoba menyamarkan dirinya dari perhatian publik. Nabila sudah duduk di pojok, dengan segelas kopi latte dan kacamata hitam besar seperti selebritas.“T
Last Updated: 2025-04-28
Chapter: Bab 21 – Jarak yang Tak Pernah Diminta Sudah seminggu lamanya sejak Ayuna memutuskan mengambil jarak diantara mereka berdua. Tidak ada pesan dari Aqil, tidak ada tugas dadakan atau meeting dadakan yang harus di ikuti , atau entah tugas tugas lain yang sebenarnya hanya basa basi untuk bertemu. Bahkan tidak ada tanda-tanda keberadaan pria itu di media sosial. Ayuna duduk di meja kerja kecilnya, mencoba menulis ulang resume. Ia memutuskan untuk kembali mencari pekerjaan tetap. Kontraknya dengan Aqil belum selesai secara hukum, tapi untuk saat ini, Ayuna memilih berdiri sendiri. Vina datang sore itu, membawa dua gelas kopi dingin dan ekspresi khawatir yang tak bisa disembunyikan. “Lo yakin mau balik kerja, Yun? Kontrak lo masih berjalan.” Ayuna mengangguk sambil memandangi layar laptopnya yang kosong. “Justru karena masih berjalan. Aku nggak mau hidup cuma nunggu di balik status itu. Kalau semua ini cuma sementara, setidaknya aku udah siap.” Vina duduk di ujung ranjang, menatapnya lekat-lekat. “Gue ngerti sih... tap
Last Updated: 2025-04-28
Chapter: Bab 20 – Di Antara Dua DuniaPagi itu rumah Ayuna terasa lebih sunyi dari biasanya, meskipun Hana tertawa ceria di ruang tengah sambil menonton kartun.Ayuna duduk di meja makan, memandangi ponselnya yang terus berdering. Ada pesan dukungan dari pengikut barunya di media sosial, komentar dari para jurnalis hiburan, sampai undangan talkshow dari stasiun TV swasta.Ia belum menjawab satu pun.Vina, yang datang sejak pagi untuk mengecek keadaan, menyeruput teh hangat sambil membaca salah satu komentar dari akun gosip.“Dari cewek biasa jadi calon istri CEO... kisah yang katanya inspiratif, padahal cuma versi legal dari sugar baby. Gila ya netizen.”Ayuna menghela napas. “Aku bukan minta dikasihani, Vin. Tapi... rasanya kayak apa pun yang kulakukan salah.”“Karena kamu masuk dunia yang nggak adil dari awal. Dunia dia, Yun. Dan kamu bukan dari sana.”“Lalu, harus gimana?”“Kalau kamu masih pilih Aqil, kamu harus lebih kuat dari hinaan. Tapi kalau kamu mau pilih dirimu sendiri... sekarang waktunya.”Ayuna tidak menjawa
Last Updated: 2025-04-28
Chapter: Bab 19 – Saat Segalanya TerbukaPagi itu, notifikasi ponsel Ayuna tak berhenti berbunyi.Pesan masuk dari teman lama, grup alumni sekolah, bahkan dari tetangga-tetangga kompleks lama yang dulu hampir tak pernah menyapanya. Semua bertanya hal yang sama:“Benarkah ini kamu?”Ayuna membuka tautan yang dikirim salah satu kenalan lamanya. Video berdurasi dua menit memuat kompilasi foto-foto dirinya dengan Aqil—saat makan malam, di dalam mobil, dan bahkan saat menggandeng Hana pulang sekolah bersama Aqil. Narasi di latar belakang berbunyi dramatis:“Inilah wanita misterius yang disebut-sebut menjalin hubungan kontrak dengan CEO muda, Aqil Mahendra. Dari sumber yang kami dapatkan, wanita ini sebelumnya mengalami kesulitan keuangan dan kini... hidup berkecukupan.”Ayuna terduduk di kursi dapur, wajahnya pucat.Tak lama, pintu rumah diketuk keras. Vina muncul dengan napas tersengal.“Yun... kamu udah liat?”Ayuna mengangguk pelan. “Aku nggak tahu harus gimana.”Vina mengambil ponselnya, lalu menatapnya serius. “Pertama, kamu
Last Updated: 2025-04-25
Chapter: Bab 18 – Dunia yang Tak SamaKopi di cangkir porselen itu sudah dingin sejak sepuluh menit lalu. Tapi Bu Rumi—tante Aqil dari pihak ayahnya—belum menyentuhnya. Ia duduk dengan punggung tegak, mengenakan setelan warna gading dan bros mutiara, simbol jelas status dan reputasi yang tak main-main.Di depannya, Aqil duduk dengan ekspresi datar tapi rahang menegang.“Jadi... kamu menjalin hubungan personal dengan seorang perempuan dari lingkungan berbeda, tanpa latar belakang jelas, dan membiarkannya jadi bahan gosip media?”Aqil mengatur napas. “Dia bukan siapa-siapa, Bu Rumi. Dia bukan selebriti, bukan sosialita. Tapi dia perempuan yang—”“—Berani dekat dengan Mahendra. Itu masalahnya.”“Bukan. Masalahnya adalah, kita masih terlalu peduli pada apa kata dunia.”Bu Rumi menyipitkan mata. “Aqil, kamu calon pewaris Mahendra Corp. Kamu punya tanggung jawab. Tidak semua pilihan bisa kamu buat hanya berdasarkan perasaan.”Aqil berdiri. “Justru karena aku tahu tanggung jawab itu, aku akan jaga dia. Sampai kapan pun.”Bu Rumi
Last Updated: 2025-04-24

Two Sides Of KIRANA
Ares Mahendra. putra tunggal Komisaris Utama di perusahaan teknologi ternama MahendraTech, memilih hidup di balik bayang-bayang nama besar ayahnya. Menyamar sebagai asisten manajer di departemen strategi, Ares ingin membuktikan bahwa ia mampu berdiri di atas kaki sendiri. Di balik wajah tampan dan sikap santainya, Ares dikenal di kalangan elit dunia malam—minuman, musik, dan lampu temaram adalah sahabat lamanya. Tapi ada satu prinsip yang selalu ia pegang: tidak akan menyentuh hal yang suci sebelum waktunya halal.
Di sisi lain ada Kirana Larasati, manajer muda cerdas yang kalem di kantor, perfeksionis, dan selalu tampil tenang. Namun di luar kantor, Kirana adalah pribadi yang menyukai kebebasan—suka dugem, mengendarai motor besar, dan menikmati hidup tanpa peduli omongan orang. Meski begitu, ia punya batasan moral yang kuat. Ia bisa nakal, tapi tidak murahan. Ia masih perawan, dan berprinsip bahwa dirinya hanya akan menyerahkan semuanya pada pria yang benar-benar menghargainya.
Ketika keduanya dipertemukan dalam dinamika kantor sebagai atasan dan bawahan, gesekan terjadi. Tapi seiring waktu, mereka justru menemukan ketertarikan satu sama lain. Rahasia demi rahasia terkuak—tentang siapa Ares sebenarnya, dan sisi gelap yang tak diketahui siapa pun tentang Kirana. Di antara ambisi, ego, dan dunia yang mereka sembunyikan, benarkah cinta bisa tumbuh tanpa syarat?
Read
Chapter: Bab 51 – Seperti Biasa, Tapi Tidak BiasaSenin, 08.48 – Ruang Divisi Strategy, Mahendra GroupSuasana di ruang kerja pagi ini tenang. Beberapa orang sudah membuka laptop, menyeduh kopi, atau diskusi pelan. Kirana masuk seperti biasa: rambut diikat rapi, blouse putih dan celana hitam dengan potongan tegas, langkah mantap tanpa basa-basi.Ares sudah datang lebih dulu. Dia berdiri ke depan meja Kirana, membawa dua gelas kopi dari kafe langganan kantor.“Good morning, Boss.” ucap Ares santai seperti biasa “Pagi. Udah segar?” jawab Kirana, sekilas menatap Ares.“Segar... tapi agak kurang tidur.” “Salah siapa?” “Mungkin... yang ngajak joget semalam.” “Gue gak ngajak,” Kirana angkat alis. “Tapi juga gak nolak.” jawab Ares dengan nada sedikit becandaKirana hanya tersenyum kecil lalu duduk. Membuka laptopnya tanpa menanggapi lebih jauh. Percakapan selesai di situ. Bukan karena canggung. Tapi karena Kirana tahu persis batasan antara dunia malam dan dunia kerja. Dan sekarang Kirana di setting dalam keadaan kerja. Dan Ares...
Last Updated: 2025-06-21
Chapter: Bab 50 – Hening yang BerisikMinggu, 08.30 – Apartemen KiranaSinar matahari masuk dari celah gorden yang setengah terbuka. Kirana menggeliat di atas kasur, lalu duduk. Rambutnya acak-acakan, mata masih sedikit berat. Tapi tubuhnya terasa tenang.Dia berjalan ke dapur, membuat kopi dengan langkah lambat. Menyalakan musik instrumental seperti biasa. Minggu adalah hari di mana dunia tidak boleh ribut. Termasuk isi kepalanya sendiri.Semalam... bukan pertama kalinya dia berdansa dengan seseorang. Tapi memang jarang ada yang membuatnya diam lebih lama dari dua lagu.Ares...Dia menghela napas, tapi tidak sambil memikirkan terlalu dalam. Ada sebersit rasa penasaran, iya. Tapi tidak cukup kuat untuk membuatnya menunggu kabar. Tidak cukup dalam untuk membuatnya berharap apapun.“Mungkin cuma karena dia tahu mainnya. Cuma itu.”Setelah menyeruput kopi, Kirana mengambil matras yoga. Dia memilih untuk kembali ke zen zone-nya. Fokus pada dirinya sendiri. Seperti biasa. Seperti semua Minggu sebelumnya.Minggu, 10.12 – Apartem
Last Updated: 2025-06-17
Chapter: Bab 49 – Retakan Kecil di Malam PanjangSabtu, 23.47 – Velvet GigsKirana belum kembali ke mejanya. Dia dan Ares masih berada di area dansa, tapi sudah bergeser ke sisi yang lebih tenang, agak dekat dinding dengan lampu lebih redup. Musik tetap kencang, tapi entah bagaimana... ruang itu terasa berbeda.Mereka sudah tidak banyak bicara sejak lagu ketiga. Tapi bahasa tubuh mereka bicara banyak. Jarak yang tadinya dijaga kini hanya setipis udara. Setiap gerak tubuh serasa mengikuti ritme yang sama, seperti dua orang yang sudah biasa berdansa bersama—padahal belum lama saling bersentuhan dunia.Walaupun perhatian mereka tertuju satu sama lain, namun pesona Kirana memang cukup menganggu sekitar jika hanya di diamkan saja. Sejak tadi Ares melihat lebih dari satu pria, sekitar 4 pria yang memang sengaja mendekat dengan gesture mengoda atau pun sengaja menyenggol.Baru kali ini Ares merasa tidak dilihat dan itu membuat dia cukup geram, apakah orang orang tidak tahu jika Kirana menari dengannya kenapa masih saja mengambil kesempatan
Last Updated: 2025-06-16
Chapter: Bab 48 – Bukan Lagi PengamatanSabtu, 22.10 – Velvet GigsLampu neon ungu dan merah muda menyapu ruangan yang mulai padat. Musik sudah mengguncang lantai, dan DJ malam ini memainkan set yang familiar. Nada-nada elektronik bercampur groove yang menyenangkan membuat atmosfer cepat panas.Ares masuk dari sisi bar. Hoodie gelap dan celana jeans slim fit membuatnya nyaris tidak mencolok. Tapi niatnya malam ini jelas—dia bukan ke sini untuk menikmati musik.Dia menelusuri kerumunan. Matanya menyapu cepat. Dan… ada dia. Kirana.Berdiri tak jauh dari sisi panggung, bersama dua temannya. Dress putih halus dengan sepatu platform membuatnya terlihat lebih ringan, lebih berpendar di tengah ruangan penuh bayangan.Kirana tidak melihat Ares. Dia sedang tertawa—entah karena apa, tapi wajahnya terlihat lega. Malam ini Kirana ada di elemennya. Tapi Ares tahu, dia tak akan sekadar mengamati dari kejauhan seperti malam-malam sebelumnya.Dia bergerak pelan ke arah bar. Tidak memesan apa-apa—dia hanya menunggu. Menunggu saat Kirana dan
Last Updated: 2025-05-20
Chapter: Bab 47 – Sabtu yang Terasa PanjangSabtu, 13.05 – Apartemen Ares Lagu jazz mengalun pelan dari speaker di sudut ruang. Ares duduk di balkon apartemennya, kaos putih dan celana training, laptop terbuka tapi tidak disentuh. Kopi dingin di tangan kiri, sedangkan di pikirannya—ada potongan gerakan dari semalam. Tatapan Kirana. Cara dia bicara dengan tenang saat di bar. Dan jawaban terakhirnya... “Karena lo gak perlu gue hindari.” Kalimat itu berulang-ulang di kepala Ares. Mungkin bisa dimaknai biasa saja. Tapi Ares tahu... itu adalah pintu. “Dia ngasih celah. Sedikit. Tapi jelas.Dia mau tau pilihan gue dari statement yang dia keluarkan. Menarik ” Ares laki laki normal dia tidak mungkin bisa baik baik saja setelah semua gerakan yang dia lihat dari Kirana. Bukan gerakan mengoda tapi jelas memperlihatkan keahlian lain Kirana selain bekerja. Definisi perempuan yang tidak pernah Ares temukan selama ini, handal bekerja atau pun handal menikmati dunia. Kebanyakan perempuan yang Ares kenal akan menjujung tinggi pergaulanny
Last Updated: 2025-05-20
Chapter: Bab 46 (lanjutan) – Yang Tak Dihindari23.25 – Area BarAres memperhatikan Kirana berjalan perlahan ke bar. Langkahnya tenang, tapi teratur. Dress hitam itu memantulkan sedikit cahaya dari lampu langit-langit, membuat siluet tubuhnya terlihat begitu... tak terbantah.Biasanya, Ares akan melihat Kirana dengan beberapa perempuan lain—kadang tertawa, kadang ngobrol sambil main HP. Tapi malam ini, tidak satu pun dari wajah yang dikenalnya tampak. Sejak tadi Ares memperhatikan dia pikir Kirana datang lebih dulu dari pada teman - temannya yang lain. Namun sudah hampir tengah malam dia tetap sendirian. “Dia datang sendiri?” batin AresAres sempat berdiri dari sofa bar, tapi belum melangkah. Masih memastikan. Matanya masih fokus mengamati dari kejauhan. Tangannya menggenggam gelas berembunnya, tapi tak lagi meminum isinya. Matanya masih ke arah yang sama. Kirana. Beberapa detik kemudian, seorang pria dengan jas tipis mulai mendekati Kirana. Gaya jalannya terlalu percaya diri, dan senyumnya menyiratkan niat lebih dari sekadar bas
Last Updated: 2025-05-02