Rabu, 07.14 – Suara Telepon Masuk
Ares yang sedang menyuap roti bakar pagi di apartemennya, sempat kaget melihat nama di layar:
Kirana (Kerja)
Tumben pagi-pagi banget telepon...batin Ares
“Hallo?”
Suara di seberang sana pelan. Serak. Lelah.
“Res…”
Ares langsung duduk tegak hampir panik. “Lo kenapa?”
“Gue nggak masuk hari ini. Badan gue panas… kepala berat banget. Tapi ada dua hal penting yang harus lo handle.”
Hening sebentar. Ares nggak biasa dengar Kirana dalam kondisi selemah ini. Ada rasa iba di hati Ares.
“Lo istirahat dulu. Gue siapin catatannya, kirim semua ke gue.”
“Gue udah share di folder 'handover'. Brief-nya juga ada. Tapi kalau lo butuh konfirmasi... gue masih bisa jawab, asal nggak banyak ngomong, sejauh ini gue masih bisa standby chat, kalau respon gue lama telpon aja.”
Ares tersenyum kecil, walau Kirana tak bisa lihat. “Aman. Hari ini lo libur ngomong. Gue yang turun.Nanti aman sama gue kok”
“Satu lagi…”
“Hmm? apa? ”
“Jangan improvisasi terlalu jauh. Pegang struktur