Ah, aku harus mengontrol debaran emosiku. Aku harus mengontrol perasaanku.
Aku tidak mau terlalu menggabung-gebu takutnya aku patah hati dan susah lagi untuk bangkit, aku akui aku ini jatuh cinta pada Mbak Sintia, tapi aku harus bisa mengontrolnya.
Siapa tahu Mbak Sintia sudah punya calon suami, jadi jika nanti aku menemukan kenyataan lain tidak sesakit seperti dulu saat aku ditinggalkan oleh orang yang sangat aku cintai.
Memang sih, keadaannya berbeda karena ini hanya baru perkenalan saja, tapi yang namanya patah hati tetap saja sakit dan bikin hidup terasa tidak semangat.
~k~u🌸🌸🌸
Satu bulan telah berlalu dan pesan WA-ku tidak pernah dibalasnya lagi.
Aku setiap hari hanya bisa melihatnya dari jauh memandangi segala aktivitasnya di restoran cepat saji itu. Dia datang kadang bersama teman-temannya. Kadang-kadang dengan seorang pria yang terlihat sangat akrab, meski hatiku berdenyut sakit, tapi aku mencoba menerima kenyataan akan kutikung dia dengan doa-doaku. Akan kusebut naman