Tatiana melempar senyum dari jauh saat melihat Rei.
Lelaki itu membalas senyumnya lalu menunggu di depan lift.
“Ceria banget kayaknya,” komentar Rei setelah Tatiana berada di dekatnya.
“Ceria gimana?”
Rei menekan tombol lift, lalu masuk diikuti Tatiana. “Muka kamu yang ceria. Ada apa? Bian baru menang tender?”
Tatiana memegang pipinya. Seolah dengan begitu dia bisa membuktikan kata-kata Rei. Perempuan itu lalu tertawa. “Aku nggak tau. Lagian nggak ada hubungannya dia baru menang tender atau nggak."
Rei tertawa. Dia memang merasa aura Tatiana yang berbeda pagi ini. “Lalu kenapa?” tanyanya belum puas.
“Mmm… kenapa ya…” Tatiana pun tidak tahu. Dia merasa biasa-biasa saja padahal.
“Atau karena kamu jadi pisah sama Bian?” tebak Rei menerka-nerka sambil memiringkan kepala.
Tatiana mengangkat bahu. “Nggak jadi.”
“Oh ya? Kenapa?” Rei mencoba bersikap biasa, tapi rupanya gesturnya terlihat antusias dengan sahutannya yang terlalu cepat.
Tatiana berdehem guna menjernihkan suaranya yang mengeru